Di dalam sebuah ruang radio, seorang tentara Jepang mendapat pesan penting. "Semua pasukan mundur!". Ia lalu bangkit dari kursinya dan langsung menyampaikan pesan tersebut kepada atasannya.
Mereka lalu mendapat perintah untuk membakar apa pun yang tidak bisa mereka bawa, termasuk jenazah tahanan, menembak mati semua tahanan yang masih hidup, lalu meledakkan semuanya.
Inilah adegan pembuka Gyeongseong Creature, yang saya harap memiliki intensitas terus meningkat di setiap episodenya. Drama Korea orisinal Netflix ini menjadi penutup 2023 dan rilis bagian pertamanya di tanggal 22 Desember 2023 kemarin.
Setelah menonton hingga episode tujuh untuk bagian pertama, berikut ulasan Popbela.
Chemistry yang sepantasnya
Begitu Gyeongseong Creature rilis, sontak banyak yang berpendapat bahwa Park Seo Joon dan Han So Hee gagal membangun chemistry yang bagus. Nah, saya adalah bagian dari penonton yang tidak setuju. Menilik latar belakang karakter Yoon Chae-ok (Han So Hee) yang selama 10 tahun terakhir dibesarkan oleh sosok ayah disiplin dan tegar, maka ia tumbuh menjadi perempuan tomboi yang sangat fokus mencari sang ibu, dan tidak memiliki keinginan untuk menjalin kasih. Sementara latar belakang Jang Tae-sang (Park Seo Joon) adalah sosok yang bangkit dari kesulitan, sehingga mementingkan harta, tahta dan bertahan hidup. Jadi ketika ia terkesima dengan Chae-ok pada pandangan pertama, ia juga masih belum yakin dengan perasaannya, karena sudah terbiasa dengan orang lain yang terpikat dirinya.
Jadi wajar jika di lima episode pertama, untuk membangun rasa saling percaya antar karakter tidak mudah. Mereka perlu waktu, di sela memenuhi agenda dan kepentingan masing-masing, sekaligus bertahan hidup. Ingat, ini zaman perang ditambah ada monster, ya.
Pilihan tepat untuk peran pendukung
Begitu banyak peran pendukung yang patut mendapat pujian, karena sukses menjadi pengait untuk menjaring cerita yang kokoh dengan detail adegan yang terkadang membuat saya tertawa geli. Jon Han-chul, Kim Hae-sook, Wi Ha-joon, sampai favorit saya; Im Chul-soo dan Lim Ki-hong, membuat drama ini menjadi perkumpulan para aktor kawakan yang menunjukkan keunikannya masing-masing.
Sinematrografi layaknya film
Meski bukan film, namun sinematografi Gyeongseong Creature digarap layaknya sajian film. Hal ini saya rasakan juga melalui layar lebar, ketika mendapat kesempatan untuk mengikuti screening episode pertama, setelah konferensi pers Gyeongseong Creature di Bangkok, Thailand. Pemilihan angle dan sudut pandang dari karakter yang apik, membuat saya kembali memberikan dua jempol kepada sang sutradara, Jung Dong-yoon.
Untuk alur, perkawinan antara arahan sang sutradara dan penulis Kang Eun-kyung membuat cerita terasa lamban dan menimbulkan beberapa pertanyaan, namun terjawab di episode lain. Sehingga, hal ini yang membuat naskah pasti dikemas dengan detail dan menjadi tepat guna di momen tertentu.
Namun, sisi perfeksionis Jung Dog-yoon sedikit menjadi bumerang untuknya. Ketika ide dan keinginan besar dieksekusi harus tanpa cela, maka di situlah telau akan mencuat.
Set yang indah namun tetap saja sebuah set
Menurut JTBC News, produksi Gyeongsesong Creature menelan budget sekitar 70 miliar won, atau Rp835 miliar. Hal ini terlihat dari set kota Gyeongseong yang dibuat dengan detail luar biasa. Mulai dari set bangunan, dekor ruangan, lampu, hingga pakaian. Namun karena lingkup pengambilan sering hanya di lokasi yang sama, nuansa penjajahan Jepang di tahun 1945 terasa kurang eksploratif dan raw. Belum lagi beberapa detail set yang sangat terlihat di studio dan ada adegan yang menunjukkan kerusakan set yang kurang diperhatikan.
Seperti contohnya ketika Jang Tae-sang memergoki suruhan Ishikawa (Kim Do-hyun) dan ia berlari kembali ke rumahnya. Ketika pintu ditutup, ternyata Tae-sang menutupnya terlalu kencang, sehingga daun pintu lain terbuka. Bisa jadi, adegan tersebut membuat Park Seo-joon terpaksa melakukan ad lib.
Menguji sisi humanis
Pada akhirnya drama ini bukan hanya berpangku pada sosok monster akibat uji coba, namun turut mencolek sisi humanis penonton untuk melihat siapa monster sebenarnya. Apakah segala hal yang berbau materi mampu menumpulkan rasa welas asih, dan apakah setiap ada peperangan terjadi di satu sudut dunia—maka yang tidak ikut bersuara adalah orang yang tak acuh?
Apakah dengan tuntasnya bagian pertama Gyeongseong Creature, akan membuat saya tertarik untuk menyaksikan bagian keduanya yang akan rilis di tanggal 5 Januari 2024 di Netflix? Tentu saja. Sebagai penonton, tentu menginginkan happy ending. Sementara sebagai manusia, memiliki harapan happy ending itu menjadi bagian dari cara kita bertahan hidup—sama halnya dengan prinsip hidup Jang Tae-sang.