Diriwayatkan dari HR Bukhari dan Muslim, di bulan Ramadan setan-setan dibelenggu, pintu surga dibuka, dan pintu neraka ditutup. Nah, mumpung setan lagi 'cuti' di bumi dan sebentar lagi memasuki libur menuju Lebaran, bagaimana jika menguji adrenalinmu lewat film horor Indonesia?
Patut diakui bahwa film horor semakin menjamur berkat minat penonton horor yang turut meningkat. Para filmmaker juga semakin getol dalam memproduksi film horor yang berkualitas. Jika banyak menghabiskan waktu di rumah pada Ramadan ini seperti saya, simak 5 film horor Indonesia yang sudah tayang di Netflix, untuk mengisi malam kamu.
6. Susuk: Kutukan Kecantikan
Ginanti Rona sudah hampir khatam menyutradarai film horor. Ketika ia mengarahkan Susuk: Kutukan Kecantikan, Ginanti memberikan dua sudut pandang alasan memakai susuk serta pandangan dari faktor eksternal. Sehingga film ini terasa lebih 'berisi' ketimbang hanya menyajikan jumpscare dan unsur magis yang mengerikan dari hasil menggunakan susuk.
Berada di posisi keenam, Susuk: Kutukan Kecantikan, mengisahkan seorang PSK (pekerja seks komersial) bernama Laras (Hana Malasan) yang menggunakan susuk dengan harapan untuk mendapatkan kecantikan.
Laras sebenarnya berusaha keluar dari pekerjaannya dan memperbaiki hubungannya dengan adiknya, Ayu (Ersya Aurelia). Namun, sebuah tragedi kecelakaan menimpa Laras. Seharusnya kecelakaan itu bisa membunuhnya, namun kematian menolak Laras karena susuk yang tertanam di tubuhnya. Lalu apa yang terjadi terhadap tubuh yang tak bisa mati karena tertanam susuk?
5. Pemandi Jenazah
Termasuk aktor langganan film horor, kali ini Aghniny Haque berperan sebagai seorang pemandi jenazah. Tata cahaya yang kerap temaram yang membentuk adegan terasa selalu dramatis, membuat waktu seperti berjalan lambat dan memicu penonton ingin segera keluar dari ruangan pemandian jenazah.
Kombinasi penulisan oleh Lele Laila serta arahan sutradara Hadrah Daeng Ratu yang sama-sama tak asing dalam mengolah film horor, mampu membuat kesuraman film Pemandi Jenazah menjangkit kegelisahan penonton.
Film ini berkisah mengenai Lela (Aghniny Haque), yang bekerja sebagai pemandi jenazah bersama ibunya (Djenar Maesa Ayu). Ia sebenarnya tidak ingin meneruskan pekerjaan ini dan ingin melakukan hal lain seperti anak muda yang bisa bebas menjalani mimpinya.
Namun ibunya juga selalu mengajari dan menasihati Lela bahwa pemandi jenazah adalah pekerjaan yang mulia. Hingga pada suatu malam, Lela mendapati sang ibu meninggal dunia tiba-tiba dan misterius. Ibu Lela wafat setelah mengalami muntah darah dan kejang-kejang. Kematian itu memantik desas-desus di kalangan warga. Tetangga sekitar bahkan menyebar isu bahwa ibu Lela meninggal karena disantet. Apakah benar?
4. Kemah Terlarang: Kesurupan Massal
Kemah Terlarang: Kesurupan Massal masuk pada urutan keempat karena eksekusinya yang menarik dan cerita terinspirasi dari kisah nyata. Meski awalnya akting para aktor muda terlihat masih 'hijau', namun ketika peran bergulir ke adegan kesurupan, para aktor muda ini unjuk gigi memperlihatkan kepiawaiannya berlakon.
Sekali lagi, Ginanti Rona duduk di kursi sutradara. Meski tidak terlalu menyeramkan, namun Kemah Terlarang: Kesurupan Massal bisa dikatakan cukup menghibur dan layak ditonton secara menyeluruh, dengan dukungan para aktor Derby Romero, Nayla D. Purnama hingga Nihna Fitria.
Film yang diangkat dari peristiwa kesurupan massal di Perkemahan Pramuka di Yogyakarta pada tahun 2016 tersebut, berpusat pada Rini (Callista Arum), seorang siswi kelas 1 SMA Pandega. Ia mengikuti perkemahan yang diselenggarakan Dewan Ambalan Pramuka sekolahnya. Ia memiliki fisik yang ringkih dan mudah sakit, sehingga kerap menjadi olokan seniornya baik di sekolah maupun ketika kemah berlangsung di hutan Wana Alus.
Kegiatan perkemahan semula berjalan biasa saja. Namun ada suatu ritual yang ternyata dilanggar dan menyebabkan Rini mulai mengalami paparan mistis dan para peserta kemah mulai kerasukan.
3. Perewangan
Sempat merajai Top 10 di Netflix Indonesia, Perewangan masuk dalam urutan ketiga. Menariknya, ada tiga musisi senior yang turut membintangi film ini dan mampu melakoni karakternya dengan sangat apik. Mereka adalah Shanty, Randy Danistha dan Andy/rif. Bahkan, justru kehadiran mereka sebagai pemeran pendukung malah menjadi scene stealer yang membuat saya terus terpaku menyelesaikan film.
Perewangan terinspirasi dari kisah nyata viral dari suatu unggahan yang dibagikan di media sosial X oleh akun @JeroPoint. Sang pemilik akun telah dihubungi oleh seorang narasumber perempuan bernama Maya yang mengalami teror mistis dari makhluk perewangan sang ibu untuk melariskan rumah makannya.
Film ini menceritakan tentang Maya (Davina Karamoy), yang mengalami teror setelah kematian sang ayah yang misterius. Belum lagi kondisi ibunya yang sakit dan dicurigai melakukan ritual perjanjian mistis dengan jin perewangan. Sosok jin perewanga dipercaya dapat membantu majikannya mendapatkan kekayaan dan mendatangkan keberuntungan, namun tentu dengan imbalan. Maya semakin diperlihatkan kondisi ibunya yang semakin memburuk dan membuatnya mencari tahu asal-usul ritual tersebut.
Perewangan dinilai mengandung adegan-adegan mengerikan dan perilaku menyimpang yang belum cocok ditonton anak-anak. Sehingga, rating film ini mencantumkan 16+ yang diperuntukkan bagi penonton usia 16 tahun ke atas.
2. Sumala
Jika yang kamu cari adalah film horor bercampur gory, alias banyak adegan sadis dan penuh tumpah darah, maka Sumala perlu masuk daftar tontonan kamu. Bahkan, ia sempat bertengger di no.1 Netflix Indonesia. Hats off pula untuk Makayla Rose yang begitu menguasai lakon Kumala dan Sumala sekaligus.
Film yang disutradarai Rizal Mantovani serta diproduseri sekaligus dibintangi oleh Luna Maya tesebut, membuat Hitmaker Studios mengantongi lebih dari satu juta penonton.
Mengambil latar mitos di Jawa Tengah, film Sumala bercerita tentang sepasang suami istri di tahun 1948, Sulastri (Luna Maya) dan Soedjiman (Darius Sinathrya), yang telah menikah belasan tahun, tetapi belum memiliki keturunan. Sulastri sudah mencoba berbagai cara, namun tak kunjung hamil. Merasa tertekan karena ancaman suaminya akan menikah lagi jika ia tak bisa memberikan keturunan, Sulastri lalu pergi ke dukun dan melakukan perjanjian dengan iblis.
Keinginannya terwujud. Sulastri mengandung anak kembar yang nantinya diberi nama Sumala dan Kumala. Namun, setelah lahir salah satu anak mereka mengalami cacat fisik. Suaminya kemudian membunuh anak itu karena tak menginginkannya. Namun karena tindakan tersebut, justru membuat Sulastri harus membayar akibatnya, karena telah melanggar perjanjian dengan iblis.
1. Tebusan Dosa
Film ini dibuka dengan adegan yang bukan tipikal film horor Indonesia. Misalnya, shot rumah desain indis—alias rumah era Belanda, atau high angle shot yang menyorot mobil melaju di tengah hutan. Perkawinan antara arahan Yosep Anggi Noen sebagai sutradara dengan Teoh Gay Hian selaku DOP level internasional, menyajikan alur slow burn yang justru mengukuhkan cerita.
Tidak melulu harus banyak jump scare, kehidupan yang dijalani terasa lebih realistis. Contoh sederhananya, seperti adegan Wening ((Happy Salma) membetulkan penulisan typo di semua kotak nasi berkat. Itu hanya adegan kecil yang menarik—mungkin berkat hasil penulisan yang baik dari Yosep dan Alim Sudio.
Tebusan Dosa berkisah tentang Wening (Happy Salma), yang idup besama ibunya dan anak perempuannya, Nirmala (Keiko Ananta) yang masih berusia 11 tahun. Suatu ketika mereka mengalami kecelakaan tragis ketika Motor yang dikendarai Wening, ibu dan anaknya, tergelincir hingga menyebabkan ibu dan sang anak hilang, hanyut di sungai.
Tentu, Wening merasa bersalah karena membuat orang terkasihnya hilang. Meski begitu, ia masih percaya bahwa anaknya, Nirmala, masih hidup.
Di sisi lain ada Tirta (Putri Marino) yang merupakan seorang pelatih renang dan pemilik podcast misteri, melihat kesempatan ntuk membuat kehidupan tragis Wening sebagai kontennya. Namun, bantuan tersebut malah membuat Tirta mengungkap rahasia gelap masa lalu Wening yang mengakibatkan hilangnya Nirmala.
Itulah enam rekomendasi film horor Indonesia bioskop yang sudah tayang di Netflix, dan bisa kamu tonton saat senggang di bulan Ramadan.