Emma Watson mendapat sorotan di kalangan aktivis untuk partisipasinya dalam #BlackoutTuesday.
Inisiatif media sosial yang bertujuan membungkam konten promosi-diri dan komersial untuk memperkuat suara-suara hitam, melibatkan para pendukung Black Lives Matter memposting kotak hitam di akun Instagram mereka, diikuti oleh informasi mengenai kebrutalan polisi, pembaruan komunitas, dan sejenisnya. Bahkan, inisiatif ini turut mendapat dukungan dari berbagai negara—termasuk Indonesia.
Mengutip dari pagesix.com, aktris Harry Potter tersebut mengunggah tiga foto kotak hitam, masing-masing dengan tagar #Blackouttuesday, #theshowmustbepaused dan #amplifyblackvoices. Namun, Emma segera mendapat tuduhan sebagai aktivis performatif, karena kotak hitam yang ia unggah diedit agar sesuai dengan estetika feed Instagram-nya. Warganet pun memerhatikan bahwa aktris 30 tahun tersebut belum mengatakan sepatah kata pun tentang kematian George Floyd atau ketegangan rasial secara umum hingga #BlackoutTuesday.
“Cara Emma Watson memuji dirinya sebagai seorang aktivis dan tidak mengatakan apa-apa selain tiga kotak kosong di Instagram mengatakan betapa ia seorang feminis kulit putih,” tulis seorang kritikus. “Apakah Emma Watson benar-benar meletakkan garis batas putih pada unggahan Blackout Tuesday-nya, sehingga terlihat cocok secara estetika? Brengsek… dan fakta bahwa ini adalah satu-satunya waktu dia berbicara dan benar-benar tidak memberikan kontribusi apapun… Rindu juga dengan feminis kulit putih omong kosong seperti ini,” tulis yang lain lagi sambal mengakhirinya dengan kalimat sarkasme.
Emma pun menangani kontroversi tersebut dengan menunggu hingga tengah malam waktu Inggris untuk menindaklanjutinya lewat unggahan catatan pendukung. “I stand with you”, tulisnya pada kolom caption untuk unggahan yang bertuliskan, “Ada begitu banyak rasisme baik di masa lalu dan sekarang yang tidak diakui atau diperhitungkan. Supremasi kulit putih adalah salah satu system hierarki dan dominasi, eksploitasi dan penindasan, yang dijahit erat ke masyarakat. Sebagai seseorang yang berkulit putih, saya turut mendapatkan manfaatnya…”.
Ia bahkan melengkapi unggahannya dengan sebuah karya seni dan puisi dari seniman asal Brooklyn, Dr. Fahamu Pecou.
Namun, tidak semua warganet mengkritik Emma. “Bayangkan berpikir bahwa Emma Watson adalah seorang feminis kulit putih. Emma telah ‘bersuara’ mengenai hal ini selama bertahun-tahun bahkan sebelum menjadi tren. Anda semua adalah sampah dan saya tidak di sini agar Anda bisa menyeret sekutu #blackouttuesday #blacklivesmatter,” tulis salah satu warganet yang mendukungnya.
Bagaimana Bela? Apakah kamu juga mengikuti peristiwa penting tersebut beberapa hari belakangan ini?