Maggha Karaneya, Sosok 'Rumah' Aman Bagi Ibu & Bayi Terlantar di Bali

Si Gen Z yang inspiratif

Maggha Karaneya, Sosok 'Rumah' Aman Bagi Ibu & Bayi Terlantar di Bali

Ketika sejak kecil kita sudah dipupuk rasa kasih, cinta dan terbiasa melihat orangtua berbagi, maka hal positif itu pula akan tertanam di benak manusia ketika ia beranjak dewasa. Seperti ada istilah dalam bahasa Inggris, "Monkey see, monkey do", yang berarti menirukan tindakan seseorang, hal serupa juga yang terjadi dalam hubungan orangtua dengan anak.

Contohnya, sosok inspiratif muda, Maggha Karaneya, yang membangun sebuah yayasan untuk bayi terlantar, sekaligus menjadi tempat perlindungan bagi calon ibu yang diacuhkan keluarga karena dianggap aib dalam keluarganya.

Di balik kepedulian sosial Maggha

Maggha berasal dari garis panjang keluarga filantropis. Neneknya, Ibu Erlina Kang, terkenal di masyarakat Bali atas kegiatan amalnya untuk berbagai tujuan. Orang tuanya, Cahyadi dan Vivi Monata, juga melibatkan ketiga anak perempuan mereka dalam kegiatan amal sejak usia yang sangat muda.

Alih-alih memanjakan ketiga anak gadisnya dalam pesta ulang tahun yang meriah, Cahyadi dan Vivi justru membawa mereka ke rumah orang-orang yang kurang beruntung dan merayakannya dengan sumbangan makanan. Misi mereka adalah membimbing putri mereka untuk menjadi manusia yang penuh kasih dan bersyukur.

Bagi remaja usia belasan tahun, biasanya yang menjadi keresahan adalah urusan sekolah atau ujian. Namun, bagi Maggha Kareneya Kang, keresahan yang dirasakannya lebih luas. 

Di usia 14 tahun, si sulung ini mulai tertarik dengan keberadaan dan nasib bayi-bayi tanpa orangtua di sekitarnya. Saat itu ia tergugah kala melihat bayi-bayi itu ketika tengah merayakan ulang tahun adiknya di sebuah yayasan di Bali. Saat itu pula, Maggha langsung mengutarakan niat ingin bisa merawat mereka kepada ibunya.

Meski awalnya niat Maggha tak dianggap serius, namun karena terus diutarakan dengan konsisten, Vivi akhirnya melakukan riset dan membantu Maggha mengurus izin ke dinas sosial. 

Izin untuk yayasan yang diberi nama Metta Mama dan Maggha, akhirnya resmi beroperasi pada Maret 2015. 

Demi mengurus yayasannya yang semakin berkembang, gadis kelahiran 3 Maret 1999 tersebut, mengambil keputusan besar. Ia melanjutkan pendidikannya lewat jalur homeschooling, agar bisa mengurus yayasan yang menampung bayi-bayi terlantar itu.

Meski dibantu oleh sang ibu untuk mengurus masalah administrasi, izin pendirian yayasan dan masih banyak lagi, Maggha justru bertindak sebagai kepala yayasan. Ia secara aktif terlibat di lapangan dengan bayi-bayi, memandu program dan rencana, serta terlibat erat dengan semua proses yang dilakukan ketika bayi baru membutuhkan tempat berlindung. Semua ini ia lakoni sambil tetap bersekolah.

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here

























© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved

Follow Us :

© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved