Mengerucutkan film fantasi terbaik sepanjang masa, adalah kesulitan yang luar biasa. Terlalu banyak film fantasi yang sangat menggugah hati dan ingin dijabarkan mengapa menjadi pilihan terbaik. Sehingga, rasanya sulit jika harus dibuatkan sebuah artikel pendek enak dibaca. Lalu kami memutuskan, untuk membuatnya menjadi daftar kateogri film fantasi terbaik selama tiga dekade terakhir, yang bersifat timeless atau bisa ditonton kapan saja.
Dari daftar yang masih banyak itu, kami akhirnya memilih 10 film fantasi berdasarkan ulasan positif dari kritikus film, situs film, hingga pilihan kami sendiri. Setelah menyortir dengan seksama, inilah 10 rekomendasi film fantasi terbaik menurut Popbela.
1. Hook (1991)
Kita mulai dari tahun 1991. Sebelum kamu menyaksikan film Peter Pan di tahun 2003, lebih dari satu dekade sebelumnya, kisah Peter Pan muncul dalam film Hook, yang disutradari oleh Steven Spielberg. Pada tahun itu, film keluarga seperti Hook, begitu menarik perhatian anak-anak hingga remaja, karena fantasinya begitu membuai, terasa nyata dan sangat relevan dengan impian anak-anak.
Menariknya, bahkan setelah dewasa pun, penonton film lawas ini masih tetap tak segan untuk menonton ulang, untuk sekadar membangkitkan memori indah masa ia menonton film yang dibintangi oleh Robin Williams ini.
Hook berkisah tentang Peter Pan dewasa (Robin), yang menjalani hidupnya layaknya orang normal dengan keluarga dua anak dan pekerjaan yang selalu membuatnya sibuk. Hingga, pada suatu hari anak-anaknya diculik oleh Captain Hook (Dustin Hoffman), namun Peter benar-benar sudah lupa akan dirinya ketika hidup di Neverland! Lalu bagaimana cara ia menyelamatkan kedua buah hatinya?
2. Jumanji (1995)
Sebelum ada Jumanji versi Dwayne "The Rock" Johnson, kisah fantasi ini diarahkan oleh Joe Johnston dengan bintang utama Robin Williams. Untuk era tahun 1995, produksi film ini luar biasa liar dengan menawarkan genre yang luas dalam paket yang menghibur dan emosional.
Didasarkan pada buku anak-anak tahun 1981 dengan nama yang sama, menjadi inspirasi untuk memutar ide yang relatif sederhana ke dalam ruang yang menarik. Jadi, sebelum kamu menonton Jumanji versi modern, saksikan dulu film klasik fenomenal ini.
3. Jurassic Park (1993)
Bukan Spielberg namanya jika tidak memiliki paham "go big or go home!" Sutradara asal Amerika tersebut, tahu benar cara menyajikan film fenomenal dengan pengambilan gambar yang megah, tata musik yang membuatmu merinding, hingga adegan spektakuler yang menjadi legendaris. Salah satu karya terbaiknya adalah film Jurassic Park yang diangkat dari novel berjudul sama.
Berkisah tentang akan dibukanya taman luas di sebuah pulau, yang berhasil menyajikan binatang-binatang purba seperti dinosaurus, berkat hasil rekonstruksi DNA dinosaurus dan manipulasi kromosom. Begitu spektakulernya film ini, hingga dibuat beberapa sekuel hingga tahun 2018, serta dalam persiapan menuju sekuel berikutnya di tahun 2022 mendatang.
Inilah tontonan petualangan menarik yang bisa kamu nikmati secara maraton, Bela!
4. Harry Potter and the Philosopher's Stone (2001)
Yes, film Harry Potter yang pertama, sudah berusia 20 tahun, Bela. Tidak terasa, kan? Ketika Harry Potter and the Philosopher's Stone rilis, sontak bukan hanya penggemar bukunya yang kegirangan, namun juga penggemar baru yang akan selalu menunggu franchise film kelanjutannya hingga 10 tahun kemudian.
Terdiri dari delapan film selama rentang satu dekade, Harry Potter menjadi film legendaris yang sukses membuka era millenium dengan kisah fantasinya, sekaligus 'menyihir' banyak orang untuk membuatnya menjadi sebuah kultur tersendiri. Sudahkah kamu menonton kedelapan filmnya?
5. The Lord of the Rings: The Fellowship of the Ring (2001)
Di tahun yang sama, The Lord of the Rings juga mampu menjadi pelopor kultur pecinta novel yang menghadirkan sosok peri, hobbit, dwarf dan manusia. Bahkan, ungkapan "my precious", atau jika melihat cahaya kuning di atas gedung tinggi, kerap mengingatkan para pecinta film fantasi, akan the eye of Sauron. Kamu akan paham apa yang kami sebut barusan jika sudah menyaksikan triloginya, Bela.
Film epik ini berkisah tentang seorang hobbit bernama Frodo Baggins (Elijah Wood), saat ia dan Fellowship memulai pencarian untuk menghancurkan sebuah cincin keramat, yang bisa menghancurkan pembuatnya, Pangeran Kegelapan, Sauron. Grup ini lalu berpisah dan Frodo melanjutkan pencarian dengan teman setianya, Sam (Sean Astin) dan Gollum (Andy Serkis) yang ternyata pengkhianat. Sementara itu, Aragorn, pewaris tahta Gondor di pengasingan, bersama dengan Legolas, Gimli, Boromir, Merry, Pippin, dan penyihir Gandalf, bersatu untuk menggalang pembebasan rakyat di Middle Earth dalam peperangan, untuk membantu Frodo dengan mengalihkan perhatian Sauron.
6. Big Fish (2003)
Kembali ke film yang bukan merupakan seri, adalah Big Fish, sebuah drama arahan Tim Burton yang penuh haru, berdasarkan novel dengan judul sama. Bercerita tentang seorang ayah, Edward Bloom (Albert Finney), yang mengisahkan tentang masa-masa mudanya (diperankan oleh Ewan McGregor) kepada anaknya, Will Bloom (Billy Crudup) di hari pernikahnnya. Termasuk kisah ketika ia bertemu sang ibu, kelahiran sang anak dan kehidupannya yang jika disimak, seperti terlalu hiperbola bagi sang anak dan sulit untuk memisahkan mana yang nyata dan mana yang fiksi.
Namun, ada hal yang akan menyayat hatimu, Bela, jika kamu tonton hingga selesai. Kisah drama ini dijamin akan membuatmu menitikkan air mata dan ingin segera memeluk kedua orangtuamu, atau mereka yang telah merawatmu.
7. Pirates of the Caribbean: The Curse of the Black Pearl (2003)
Masih di tahun yang sama, kemunculan film Pirates of the Caribbean, menjadi sebuah sajian fantasi yang akan membuatmu tertawa, terperangah dan semangat saat menontonnya. Trio Captain Jack Sparrow (Johnny Depp), Will Turner (Orlando Bloom), Elizabeth Swann (Keira Knightley) dan sang musuh, Captain Barbossa (Geoffrey Rush), akan menghiburmu mulai dari seri pertama, hingga seri terakhirnya di tahun 2017.
Bahkan, kabarnya masih akan ada seri ke-6 dan spin-off yang masih belum ada konfirmasinya. Film ini mengenai kehidupan bajak laut, keturunan bajak laut yang tidak tahu-menahu soal ayahnya, hingga kisah percintaan antara Will dan Elizabeth yang berujung pada sebuah pertikaian seru antara pasukan kerajaan Inggris melawan bajak laut. Kamu punya waktu luang di akhir pekan ini? Dijamin puas menyaksikan semua serinya!
8. Coraline (2009)
Coraline merupakan film stop-motion karya Henry Selick, yang menghidupkan kisah Coraline Jones, seorang gadis muda yang menemukan portal di rumah barunya, yang terhubung ke realitas terbalik, dihuni oleh doppelgänger bermata kancing.
Ini adalah kisah klasik Alice in Wonderland versi lebih 'gelap', yang dibuat dengan sangat detail oleh tim stop-motion Henry Selick (ada 30 model berbeda yang digunakan untuk Coraline saja). Secara menarik, Coraline diramu menjadi kisah fantasi langka yang mengingatkan kita akan Corpse Bride (2005) dan dapat diakses oleh segala usia.
9. Scott Pilgrim vs. the World (2010)
Jika didefinisikan, Scott Pilgrim vs. the World bagaikan sinema pop Amerika pada awal abad ke-21. Merupakan adaptasi novel grafis Edgar Wright, film ini sepenuhnya adalah hiburan secara cerita dan visual.
Film yang juga merupakan karya Edgar Wright ini menampilkan Michael Cera, Mary Elizabeth Winstead, hingga Chris Evans muda, menyajikan cerita kehidupan remaja layaknya sebuah permainan game, yang mempertemukan pencapaian, kompetisi dan siapa yang akhirnya dapat perhatian dari gadis impian.
10. Avengers: End Game (2019)
Film Avengers: End Game yang menjadi puncak dari seri Avengers layar lebar, bagaikan tontonan paling megah yang kita nikmati di bioskop, sebelum pandemi melanda. Adegan puncak yang menyatukan seluruh kekuatan para Avengers melawan pasukan Thanos, membuat sebagian penonton bioskop berteriak kegirangan, tanpa peduli penonton lainnya yang duduk tenang.
Tentu saja film ini masuk dalam daftar film fantasi terbaik, setidaknya dalam satu dekade terakhir. Siapa yang setuju untuk menonton ulang aksi mereka?
Itulah 10 daftar film fantasi terbaik sepanjang masa dalam tiga dekade terakhir ini. Jangan sampai ada yang terlewatkan, ya!