“Gila, gue lagi banyak banget ketemu Pisces!” ujar seorang Andre Wiredja di beberapa menit pertama percakapannya dengan Popbela. “…dan suka ngurusin orang, kan?” tambahnya lagi sambil tertawa. Cukup jarang lho, Popbela menemukan lelaki yang tertarik dengan dunia zodiak. Pembicaraan menarik dengan fotografer berasi Leo, kelahiran 18 Agustus 1986 ini memang awalnya ringan, namun waktu seperti tergerus dengan cepat saat kami mulai membahas mengenai karier, passion dan bucket list masa depan.
Sembari membuka-buka formulir penjurian Beauty Fashion Awards 2020, Andre yang juga berperan sebagai salah satu juri, mengaku ini kali pertama ia didapuk sebagai juri acara penghargaan kecantikan untuk gelaran BeautyFest Asia 2020 by popbela.com. Ia berada dalam radar media gaya hidup, pengarah gaya, hingga desainer justru karena karyanya di fotografi. Menekuni pekerjaan tersebut sejak 2010, Andre memutuskan pindah dari Bandung ke Jakarta, setahun setelahnya.
“Gue dari kecil sampai SD kelas 4 atau kelas 5, tinggal sama Oma gue. Orangtua gue di Pekanbaru. Selesai kuliah, baru pindah Jakarta,” jelas lulusan Marketing Management Universitas Parahyangan tersebut.
Perbincangan seru kami pun akhirnya semakin mendalami tentang sepak terjang dan perjuangan Andre di Jakarta. Berkarier dari nol dan saat media sosial Instagram belum menjadi wadah portfolionya, melainkan worth of mouth para klien.
Seperti apa sosok Andre? Berikut penuturannya kepada Popbela.
1. Karya pertama di sebuah majalah gaya hidup
Pemotretan fashion spread bukan proyek Andre pertama. Ia pun menceritakan kisahnya, “Majalah Nylon edisi 2 menjadi media cetak pertama gue. Tapi waktu itu gue masih baru jadi belum fotoin fashion spread, masih street style, profile, sampai fashion report gitu. Fashion shoot gue adalah brand lokal. Gue kenal dia (pemiliknya) dari syuting bareng, lalu dia bikin brand sendiri.”
2. Membentangkan sayap meski dengan merayap
Mulai meniti karier sebelum era media sosial, membuat Andre perlu berjuang dalam mengenalkan hasil jepretannya secara manual. “E-mail karya dan hasil foto di majalah menjadi cara gue mempromosikan karya gue. Dulu kan, belum ada Instagram. Menurut gue generation gap akan selalu ada. Bukan masalah kelebihan terhadap fasilitas atau teknologi, tapi saingan elo kan, makin banyak. Berarti lo harus lebih struggling di situ. Elo tinggal harus ikuti perkembangan zaman, sih. Tinggal elo mau ikuti, dan tahu kapan harus stop sampai yang elo tau bahwa ‘ini cara gue’, that’s it.”
3. Idealisme vs kenyataan hidup
Berbicara mengenai idealisme dalam berkarya, Andre adalah sosok yang sangat realistis, lho Bela. “Idealisme gue (foto) fashion, sebenarnya. Tapi elo ngga bisa hidup dari fashion doang. Gue cowok, dan gue punya pemikiran nantinya gue juga akan planning utnuk married dan punya keluarga. Jadi gue ngga bisa nurutin gue idealis segitunya. Kecuali gue dari wealthy family, lalu gue bikin sesuatu yang bisa untuk educate atau buat sesuatu yang baru untuk Indonesia. Walaupun, saat ini gue juga memang masih ada di dalam ‘bubble’ idealis itu.”
4. Karakter mendefinisikan sudut pandang
Lelaki yang pernah mengikuti kelas fotografi Darwis Triadi ini, kerap melakukan percakapan untuk mengenal satu sama lain terlebih dahulu, dengan subjek fotonya. Ia ingin lebih mengenal karakter yang ia potret. Popbela pun menerka, bisa jadi ia lebih mendalami foto profil ketimbang fashion. “Nah, ternyata gitu yang nggak gue sadari. Gue ngobrol sama temen gue, dia bilang, ‘Ndre, lo kuat banget di portrait, ya. Kenapa elo ngga (konsentrasi) di situ?’ katanya. Gue ngga merencanakan hal itu, tapi malah jadi nilai tambah buat gue. Berarti gue harus belajar lagi yang lain nih. Misalnya foto produk.”
5. Mendefinisikan sukses
Jika ditanya mengenai kesuksesan oleh orang lain, Andre justru mempertanyakan kembali bagaimana orang mendefinisikan sukses. “Suksesnya elo apa, nih? Definisi sukses lo terkenal, atau sustain terus? Kalau lo ngejarnya terkenal, bisa cepet kok. Atau mau ambil jalan yang stabil?” Ia pun menambahkan, “Happiness elo yang nge-define sukses atau nggaknya elo. Itu juga belum tentu terjadi saat rejeki elo nambah, lifestyle elo juga berganti. Bisa jadi elo nggak happy lagi dengan lifestyle sekarang. Manusiawi banget, sih. Nanti suksesnya beda lagi. Intinya merasa content, sih. Merasa cukup dan puas. Kalau sekarang gue sih belum sampai content, masih mencari stability. Kebanyakan main kayaknya,” tambahnya sambil tertawa.
6. Mengikuti idola atau diri sendiri
Sempat menjadi asisten Nicoline Patricia di tahun 2011, Andre memberikan saran singkatnya kepada para fotografer muda yang baru mau terjun ke industri fotografi. “Elo jadi diri lo sendiri saja, sih. Ini gue mencotek omongannya Davy (Linggar), ya,” terangnya sambil kembali tertawa. Ia pun melanjutkan, "Elo jadi diri sendiri itu susah, men, daripada jadi orang lain. Eo pasti punya ‘Idol’ kan? ‘Gue pengen jadi kayak si ini’. Tapi history elo kan beda sama dia. Elo ngga akan bisa semirip-miripnya foto elo sama idol lo, pasti beda. Dan jalannya elo, orang-orang yang elo ketemui, nggak akan sama dengan idol elo.Ya udah, ngga apa apa kok, lo jadi the best version of yourself aja.”
Berbicara mengenai keterlibatannya di BeautyFest Asia 2020, Andre adalah sosok di balik foto kampanye Festival yang tahun ini memiliki tema "In This Together". Tahun ini pula BeautyFest Asia 2020 by popbela.com akan tampil secara virtual dan bisa kamu nikmati melalui situs BeautyFestAsia.popbela.com.
Berkolaborasi dengan Shopee sebagai exclusive online event shopping platform, kamu bisa mendapatkan berbagai penawaran produk beauty & skincare yang menarik. Jangan lupa ikutan berbagai kelas dan workshop selama tiga hari, 6 - 8 November 2020, dengan bintang tamu seperti Rossa, Raisa dan global influencer tahun ini, PONY. Can't wait!
