10 Potret Keseruan Muda Mudi Solo di "Latihan Pestapora"

Iseng tambah tiket, malah ikut sold out!

10 Potret Keseruan Muda Mudi Solo di "Latihan Pestapora"

Waktu menunjukkan hampir pukul 12 malam. Beberapa tim Boss Creator, pihak sponsor dan saya sendiri mewakili Popbela, terlihat mengendur tanda lelah di meja panjang Gudeg Mbak Yus. Ingin segera beristirahat di kamar hotel, terkalahkan oleh rasa lapar dan hangatnya teh jahe di meja kami. 

Selesai sudah Latihan Pestapora di kota pertama, Solo—pada Sabtu (15/6/2024). Setelah berpeluh berjamaah, Boss Creator sukses membuat muda mudi Solo merogoh kocek Rp100 ribu untuk menyaksikan Malinoa and the Dogpack, Baale, Sal Priadi dan JKT 48. Lebih tepatnya, 5000 muda mudi, termasuk hadirnya Gibran Rakabuming dan KGPAA Mangkunegara X, Bhre Sudjiwo, Sang Raja muda Solo.

Ketika saya pikir festival musik ini adalah perhelatan musik biasa, namun apa yang terjadi selama dua malam di Solo, justru berbuah pengalaman baru. Paduan antara dedikasi, bekerja sesuai passion, patennya hidup slow living yang menyeruduk kebiasaan perfeksionis saya, sampai mendadak bertatap muka dengan Raja muda. Semoga hoki tahun ini tidak habis sampai di sini.

1. Kerja sama apik tim Boss Creator

10 Potret Keseruan Muda Mudi Solo di "Latihan Pestapora"

Doa adalah berkah. Mereka meyakininya dengan memulai acara lewat doa bersama. "Oke, dengan membaca Bismillahirrahmanirrahim, acara latihan Pestapora Solo hari ini kita buka, mari open gate," komando Riandika Winandatama, selaku salah satu founder Boss Creator, lewat radio HT. Seluruh tim pun bergerak sesuai dengan tugasnya masing-masing. 

Sejak sore hingga malam, saya perhatikan tim dengan vest serba hitam ini bekerja dengan guyub sekaligus serius sambil sesekali melemparkan lelucon. Jika pun, ada kekurangan, tidak terasa sama sekali karena acara berjalan begitu lancar.

Tentu saja kehadiran Gibran dan Bhre Sudjiwo menjadi tanda dukungan terselenggaranya Latihan Pestapora yang berlokasi di Pamedan Mangkunegaran tersebut, hanya beberapa langkah dari Keraton.

Lewat wawancara singkat dengan Bhre Sudjiwo, ia mengatakan "Pestapora bukan brand yang asing lagi. Bisa dibilang, salah satu festival musik lokal yang terbesar di Indonesia. Tentu menjadi suatu wadah bagi artis lokal yang sangat besar. Dan tentunya bisa dukung Pestapora, kami sangat senang karena banyak mengangkat lokalitas lokal, banyak mengangkat artis lokal, dan menjadi kesempatan juga bagi mereka untuk bisa tumbuh dan berkembang," jelas Bhre.

"Dan tentunya, kenapa festival musik, karena saya juga melihat musik itu menjadi media yag bagus juga untuk perkenalan kebudayaan dari sisi Mangkunegaraan kepada masyarakat lebih luas—terutama anak-anak muda," tambah Bhre yang mengaku sangat senang datang ke berbagai festival musik dan bahkan pernah membuat festival musik Mangkunegaraan Jazz sebanyak dua kali sebelum pandemi.

Meskipun gerbang dibuka sekitar pukul 16:30, namun antusiasme pengunjung sudah terlihat sejak pagi. Ada yang sudah menunggu lama sambil mengenakan bando berwajah Baale atau member JKT48. Kombinasi generasi di Pestapora memang sudah biasa, dan hal itu juga terlihat di Solo. Hanya saja, saya tidak menyangka antusiasmenya bisa sangat semarak seperti ini.

"Sold out 5000 tiket," kata Kiki Aulia Ucup sambil tersenyum. Dedikasinya terhadap musik, koneksinya yang kuat dengan musisi sejak belasan tahun lalu, memang bermuara ke Pestapora yang seolah segala usaha mereka selalu terlihat mudah. Atau bisa dibilang, dimudahkan oleh semesta.

Trio Ucup, Adi dan Rian menunjukkan ketika kemampuan komunikasi yang baik, jujur dan sifat sosial yang tinggi, mampu membuahkan hasil yang dapat dipercaya oleh berbagai pihak.

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here

























© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved

Follow Us :

© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved