Review Film 'Panduan Mempersiapkan Perpisahan' di Jurang Percintaan

Rayakan makna cinta dengan tangis air mata

Review Film 'Panduan Mempersiapkan Perpisahan' di  Jurang Percintaan

Sekian lama dinanti para penikmat film Bioskop Online, akhirnya Panduan Mempersiapkan Perpisahan sebagai film original terbaru resmi tayang perdana mulai 24 Februari 2023. Salah satu daya tarik film ini, terletak pada kisahnya yang diadaptasi dari buku best seller terbitan Mojok atau karya dari Arman Dhani dengan judul “Eminus Dolere”. 

Filmnya sendiri bercerita tentang fragment of memories dalam tiga babak, yaitu bertemu, bersama dan berpisah. Selama menonton, saya diajak untuk mengikuti kisah asmara antara Bara (Daffa Wardhana) dan Demi (Lutesha). Film yang menceritakan tentang peliknya sebuah hubungan karena harus mendapatkan kejelasan. Terdengar sepele, namun nyatanya jadi bom waktu untuk Bara dan Demi.

Getir cinta dari sudut pandang laki-laki

Review Film 'Panduan Mempersiapkan Perpisahan' di  Jurang Percintaan

Menariknya, di sini ada sosok Demi dan Bara yang bertolak belakang. Di saat banyak cerita cinta punya bumbu-bumbu yang manis, di ceritanya Demi dan Bara justru penuh dengan cerita mellow. Sementara itu, Daffa Wardhana sebagai pemeran Bara pun melihat bagaimana susahnya laki-laki menghadapi hubungan asmara jika bertemu dengan sosok perempuan seperti Demi yang tak kunjung memberi kepastian. 

Scene hitam putih sebagai pemisah latar waktu

Selama menyaksikan film yang disutradarai oleh Adriyanto Dewo ini, saya awalnya sempat menerka-nerka dengan latar waktu yang disajikan. Namun, saat di awal film mulai terlihat perbedaan antara waktu kini dan masa lalu karena pemilihan warna yang memang jadi ide berlian "Saya sebagai sutradara penginnya film itu kayak memori akan seseorang, karena memori kan fragmen juga menggambarkan masa lalu dan masa sekarang. Mungkin secara linear (sebab akibat) nggak terlalu jelas, namun jadi kayak memori seseorang. Itu masuk sama apa yang Bara alamin, dan karena bermain-main dengan warna selalu menarik, akhirnya terpilihlah warna hitam putih," pungkas Adriyanto Dewo.

Berjuang dengan sederet dialog panjang

Panduan Mempersiapkan Perpisahan menghadirkan film dengan dialog cukup panjang dan proses di balik itu semua, ternyata banyak pengambilan film tanpa jeda (long take). Sangat terasa saat adegan konflik antara Bara dan Demi di Art Gallery dan cerita di rumah Bara yang kena marah habis-habisan oleh Demi.

Dalam penggarapan film ini, dua pemeran utama sebenarnya memiliki karakter yang berbanding terbalik. Kalau Demi dikisahkan sebagai perempuan yang lebih agresif, padahal sebenarnya Lutesha adalah sosok yang lebih pendiam di dunia nyata. Memang jadi challenge tersendiri, maka dari itu Ute—nama sapaannya—punya cara baru yang diterapkan untuk mendalami karakter Demi. 

"Aku mencoba cara tersendiri untuk mendalami karakter ini, jadi aku baca skrip, aku analisa, dan aku mikir karakter Demi itu seperti apa. Lalu, aku coba mengingat-ingat apakah aku punya teman atau kerabat yang mirip karakternya sama Demi. Dan ternyata, aku menemukan karakter itu di kakaknya teman aku," ungkap Ute.

Jadi, berdasarkan analisa tersebut akhirnya membuat Ute bisa menemukan beberapa karakter di dunia nyata yang serupa dengan karakter Demi.

Menulis jadi cara mengenal diri sendiri

Sementara, kalau menengok karakter Bara yang diperankan oleh Daffa Wardhana, sutradara benar-benar bisa mengisahkan luka cinta dari sudut pandang laki-laki. Lihat saja, bagaimana Bara berjuang menghadapi kisah pilu cintanya dan dituangkan dalam sebuah bentuk tulisan. Bahkan, dari hadirnya karakter Bara membuat Daffa mendapatkan beberapa insight penting untuk dirinya.

"Jadi, yang aku pelajari dari karakter Bara adalah kita butuh waktu menulis mengenai diri kita sendiri. Itu caranya berkomunikasi dengan diri kita, apalagi kalau di film ini kan menulis seperti menjadi terapi. Karena kan dalam keseharian banyak hal yang nggak bisa kita bicarakan karena rasa gengsi," tutur Daffa Wardhana.

Hadirnya film ini, kiranya mengajak penonton untuk bisa mengerti tentang sebuah rasa ikhlas dari perjuangan Bara dan Demi. Jadi, panduan mempersiapkan perpisahan dari film ini tercermin dari mereka, agar kita sebagai penonton bisa melihat dan terefleksikan dari cerita-cerita personal yang pernah kita alami. 

Tersusun rapi pemilihan latar Yogyakarta

Film yang mengambil latar di Yogyakarta ini, berhasil menggambarkan kota budaya ini dengan elemen-elemen ikoniknya. Seperti pengambilan tempat minum kopi hingga syuting langsung di salah satu bus kota tercepat di Yogyakarta. Meski syuting hanya berlangsung selama kurang lebih seminggu, namun tiap adegan yang dilakukan Daffa dan Ute selalu panjang dan cukup menguras habis emosi.

Di sisi lain, jika membahas mengenai sinematografi, film ini menyorot tiap cerita terasa lebih dekat dan natural. Sehingga, saya sebagai penonton seperti ikut terbawa ke dalam ramainya rumah Bara karena suara jangkrik ataupun lagu di radio. Ya, sangat menggambarkan bagaimana kehidupan seorang mahasiswa tingkat akhir yang hidup merantau di Yogyakarta.

Karena makna cinta tak selalu berarti kebahagiaan, maka kalau kamu ingin merayakan cinta dengan tangis air mata, film Panduan Mempersiapkan Persiapan kiranya bisa jadi pilihan tontonan yang tepat. Apalagi, tiket film ini bisa kamu beli seharga Rp15.000 melalui website www.bioskoponline.com atau melalui aplikasi Bioskop Online, Bela.

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here

























© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved

Follow Us :

© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved