8 Fakta Film 'Sara', Masuk Busan International Film Festival 2023

Film 'Sara' masuk di dua program BIFF 2023

8 Fakta Film 'Sara', Masuk Busan International Film Festival 2023

Busan International Film Festival akhirnya bakal digelar, pada 4 Oktober - 13 Oktober 2023 mendatang. Gelaran acara tersebut, patut disambut baik oleh rakyat Indonesia. Lantaran, film Sara yang menjadi karya anak bangsa, ikut dalam agenda World Premiere. 

Dalam penggarapan film Sara sampai akhirnya bisa masuk di Busan International Film Festival 2023, berkat kehadiran banyak pihak. Termasuk, artis ternama Tanah Air yang mau ditunjuk menjadi pemerannya, seperti Asha Smara Darra, Christine Hakim, Mian Tiara, dan Jajang C. Noer. 

Makin dibuat kagum, saat ternyata film Sara berhasil masuk dalam dua program Busan International Film Festival 2023. Lantas, seperti apa fakta penayangan film Sara yang menjadi garapan Ismail Basbeth? Yuk, simak informasinya berikut ini, Bela.

1. Film Sara masuk dalam dua program BIFF 2023

8 Fakta Film 'Sara', Masuk Busan International Film Festival 2023

Film karya Ismail Basbeth ini, akan masuk dalam dua program; Special Program in Focus: Renaissance of Indonesian Cinema dan A Window on Asian Cinema. Hal tersebut menjadi pencapaian luar biasa, bagi semua yang terlibat dalam pembuatan film Sara.

Terlebih, kalau mengingat produksi film ini didukung oleh Pusbang Film - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Di mana nantinya, film ini akan menyajikan cerita tentang perjalanan seorang transpuan bernama Sara. 

2. Sinopsis pengerjaan film Sara

Sara (Asha Smara Darra) adalah sebuah kisah tentang perjalanan seorang transpuan berusia 35 tahun. Setelah sekian lama pergi ke tanah rantau, ia harus kembali ke desanya karena mendengar kabar pemakaman ayahnya.

Di sana, ia menemukan bahwa ibunya (Christine Hakim) telah kehilangan ingatan tentangnya sebagai seorang putra, akibat dari trauma kehilangan suaminya. Sara mencoba dengan berbagai cara untuk mengembalikan ingatan ibunya. 

Hingga akhirnya, Sara memutuskan untuk menjalani peran yang paling ia benci, yakni menjadi ayahnya sendiri. Padahal, inilah alasan di balik perpisahan keluarganya selama ini. 

3. Cerita dari kegelisahan hidup sutradara

Sebelum merasa sensitif dengan cerita film Sara, karena kehadiran sosok transpuan yang masih terpinggirkan di Indonesia. Perlu digaris bawahi, kalau pesan yang dihadirkan dalam film Sara bukan berfokus tentang perempuan transpuan. 

Akan tetapi, cerita penting yang perlu diingat mengenai sisi humanis tentang seseorang yang telah pergi terlalu jauh dari keluarga, rumah, atau bahkan lingkungannya. Orang-orang tersebut, merasa asing dengan hidup yang telah lama ia tinggalkan.

Hal tersebut, ternyata menjadi kegelisahan Ismail Basbeth yang selama ini merantau jauh dari keluarga. Jadi dengan kehadiran film ini, bisa menjadi teman bagi seseorang yang mungkin tengah hidup berjuang juga di tanah rantau. 

4. Para pemain diboyong ke kampung halaman Ismail Basbeth

Tak pernah terbayangkan sebelumnya, kalau para aktor dan aktris ternama ini akan dibawa ke kampung halaman Ismail Basbeth, di Wonosobo, Jawa Tengah. Selama syuting kurang lebih 14 hari, mereka harus tidur beralaskan tikar tipis di atas tanah bergelombang, sesuai pengalaman Asha.

Beberapa lokasi yang dijadikan tempat syuting, di antaranya Waduk Wadaslintang yang berlokasi di perbatasan antara Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Wonosobo. Jarak tempuh waduk ini, sekitar 35 km dari Kebumen ke arah timur laut dan merupakan bendungan tertinggi di Indonesia. 

5. Pemilihan peran utama sosok Sara

Film Sara ditulis dan disutradarai oleh Ismail Basbeth, diproduseri oleh Charlie Meliala dan Lyza Anggraheni. Mendapat kemudahan dalam memperoleh produser, tak membuat Ismail Basbeth langsung mengerjakan semuanya begitu saja. 

Lantaran, dalam pemilihan peran utama sebagai Sara terbilang cukup banyak pro kontra. Namun setelah ia berunding dengan banyak pihak, ada satu pesan penting yang dipikirkan oleh sutradara film Hilal ini.

"Jadi, setelah saya berunding dengan pihak yang mengerti akan permasalahan ini. Melihat zaman sudah banyak berubah, mereka menyarankan agar peran utama Sara sebagai seorang perempuan transpuan tidak dilakoni oleh aktor profesional. Akan tetapi, cobalah diambil oleh seseorang yang memang melewati masa-masa hidupnya sebagai perempuan transpuan," tutur Ismail Basbeth, di jumpa pers pada Senin (2/10/2023).

Mengingat pesan penting itu, membuat Ismail Basbeth akhirnya menemukan sosok Asha Smara Darra. Usaha sutradara ini dimulai berkat bantuan Reggy Lawalata sebagai sang ibu, serta aktris Christine Hakim. Kebetulan, kedua orang ini cukup dekat sebagai teman karib. 

6. Mengenal sosok Asha Smara Darra

Asha Smara Darra memiliki nama awal Oscar Septianus Lawalata yang lahir di Pekanbaru, pada 1 September 1977. Selama ini, ia dikenal sebagai salah satu perancang busana Tanah Air. 

Asha menjadi anak dari pasangan Reggy Lawalata dan Alexander Polii serta kakak dari aktor Mario Lawalata. Ia pernah belajar di sekolah mode Esmod di Jakarta. Namun, ia berhenti sekolah saat terjadi krisis moneter tahun 1998. 

Asha sudah tertarik mendalami dunia modeling dan fesyen sejak ia remaja. Meski mengalami kesulitan ekonomi, Asha mencoba berusaha dengan membuka butik kecil di rumah untuk belajar menjahit dan membuat pola.

Klien pertama Asha adalah penyanyi dan aktris Titi DJ. Karier Asha sebagai desainer telah meraih pengakuan luas di masyarakat. Bahkan, ia memperoleh juara dua dalam ajang Asian Young Fashion Designers Contest tahun 1999. 

7. Artis yang berperan di film Sara

Sara bukanlah film yang bisa diceritakan secara sendirian. Ismail Basbeth menyatukan sejumlah talenta hebat, agar bisa membawa kedekatan sosok di film Sara, di antaranya sebagai berikut. 

1. Muryem atau ibunda Sara (Christine Hakim)

2. Ayu atau sahabat kecil Sara (Mian Tiara) 

3. Saidah atau ibunda Ayu (Jajang C. Noer)

4. Ustad Said atau sahabat ayah Sara (Landung Simatupang). 

8. Dukungan penuh untuk pemutaran film Sara

Secara lebih saksama, para filmmaker yang ada di balik film Sara berbagi cerita tentang alasan pembuatan film. Bahkan, Ismail Basbeth sang sutradara juga berharap ada dukungan penuh saat film Sara diputar di Busan International Film Festival 2023.

"Ingatan di dalam film ini tak selalu baik dan indah, sering kali juga buruk dan traumatik, keduanya adalah bagian dari peristiwa kehidupan yang membentuk manusia bernama Sara," pungkas Ismail Basbeth selaku penulis dan sutradara film Sara. 

"Lewat pemutaran di Busan International Film Festival nanti, semoga Sara bisa bertemu dengan penonton yang dapat menyambutnya dengan hangat," sambungnya.

Itulah fakta film Sara yang bakal ikut dalam Busan International Film Festival 2023. Semoga nantinya juga mendapat dukungan penuh di negara sendiri, ya, Bela.

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here

























© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved

Follow Us :

© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved