Banyak judul film yang menghiasi layar lebar tahun ini, termasuk salah satunya film garapan sutradara Hestu Saputra dan Rengga Indrayana bertajuk Nona Manis Sayange. Film di bawah naungan rumah produksi Putaar Film ini, disebut-sebut banyak orang berhasil membawa cerita komedi yang dibalut edukasi.
Film yang sudah tayang sejak 2 November 2023 ini, ceritanya terinspirasi dari kisah cinta yang tumbuh di tengah-tengah konteks budaya dan tradisi di Pulau Nusa Tenggara Timur, khususnya di Labuan Bajo. Dalam penggarapan film Nona Manis Sayange, menggandeng Haico Van Der Veken dan Pangeran Lantang sebagai pemain utama.
Di mana tokoh yang diperankan keduaya, hidupnya masih dikelilingi tradisi dan budaya masyarakat Labuan Bajo yang sangat kental. Melihat betapa serunya cerita yang diramu dalam film ini, Popbela telah merangkum beberapa fakta dari film Nona Manis Sayange. Yuk, simak informasinya sebagai berikut, Bela.
1. CGI berperan penting untuk visualisasi Labuan Bajo
Selama pengerjaan Nona Manis Sayange, Hestu Saputra selaku sutradara sempat berbagi cerita tentang proses panjang untuk mewujudkan proyek film satu ini. Lantaran, Nona Manis Sayange bukan hanya soal menggodok naskah.
Namun, juga perjuangan dalam memaksimalkan teknologi CGI, agar bisa memvisualisasikan secara lebih nyata tentang budaya Labuan Bajo. Hestu menekankan, betapa pentingnya elemen-elemen penyusun kehidupan yang terkandung dalam narasi film ini.
Proses produksi film ini memakan waktu yang cukup lama, mencapai satu tahun dua bulan. Mulai dari tahap ide, riset, syuting, hingga tahap editing post-produksi, setiap langkah dilakukan dengan penuh dedikasi.
2. Tunjuk deretan aktris dan aktor ternama
Kalau mengetahui betapa menariknya cerita Nona Manis Sayange, maka terasa makin apik saat diperankan oleh aktris dan aktor yang sangat berbakat. Di antaranya ada Vaico Van Der Veken sebagai sosok Sikka, sebelumnya ia sempat membintangi film Generasi Micin vs Kevin (2018), Kain Kafan Hitam (2019), dan DJS the Movie: Biarkan Aku Menari (2022).
Sedangkan, aktor Pangeran Lantang yang berperan sebagai Akram pernah terlibat dalam film Aku Cinta Kamu (2014), Generasi Micin vs Kevin (2018), MeloDylan (2019), Adagium (2023), Cherish & Ruelle Elio (2023), hingga Galaksi (2023). Di sisi lain, ada pula sosok aktor Bhisma Mulia, Luz Victoria, Chancelline, sampai aktor senior Mathias Muchus.
3. Memperkenalkan keunikan budaya Labuan Bajo
Menurut pengakuan DR. Ngadiman sebagai Eksekutif Produser Putaar Film, ia merasa terpanggil untuk memperkenalkan keunikan budaya Labuan Bajo pada masyarakat luas. Karena sepatutnya, keunikan budaya Labuan Bajo diketahui lebih banyak orang dan bisa menjadi eduwisata. Diharapkan, film ini sebagai sarana yang ideal untuk menjembatani kesenjangan pengetahuan.
4. Belis sebagai warisan adat yang masih berlaku
Jika membahas soal belis, maka menjadi salah satu warisan adat yang masih dijalankan sampai saat ini di Nusa Tenggara Timur. Belis merupakan istilah yang merujuk pada mas kawin atau mahar.
Di mana pemberian uang atau harta dari pihak laki-laki kepada pihak perempuan, sebagai tanda keseriusan dalam hubungan pernikahan. Belis menjadi bagian dari tradisi dan adat istiadat yang merujuk pada bentuk penghormatan terhadap keluarga perempuan, dan simbol komitmen dari pihak laki-laki.
5. Totalitas untuk belajar bahasa NTT
Haico Van Der Veken menceritakan peran yang ia mainkan saat ini, karena memiliki tantangan tersendiri sekaligus jadi ilmu baru, karena ia harus belajar bahasa NTT.
"Ini tantangan buat aku jadi orang Bajo, sementara aku nggak ada pengalaman sama sekali, aku juga baru belajar logat NTT ya itu menarik," pungkas Haico Van Der Veken.
Dara kelahiran 2002 ini mengaku, sempat merasa kesulitan mempelajari bahasa dan logat NTT hingga pada akhirnya terbiasa. Ia sampai melakukan observasi dan memperhatikan cara masyarakat setempat berkomunikasi.
"Menurut aku lumayan susah, kita juga waktu belajarnya, sebenarnya kita diajarin itu beberapa hari sebelum syuting, tapi kita juga membiasakan dengan cara kita pakai dialek itu tiap hari, kita juga observasi," terangnya.
6. Sisi pro dan kontra belis di kehidupan nyata
Penerapan belis dalam kehidupan saat ini, dapat bervariasi tergantung pada budaya, nilai-nilai, dan kepercayaan masyarakat tertentu. Beberapa orang, masih menganggap belis sebagai bagian integral dari proses pernikahan, dan dianggap sebagai bentuk penghormatan dan komitmen antara kedua belah pihak.
Namun, di beberapa kasus, nilai dan signifikansi belis dapat mengalami perubahan seiring dengan perkembangan masyarakat. Beberapa orang mungkin lebih memilih untuk menganggap belis sebagai simbol tradisional, sementara yang lain mungkin lebih fokus pada komitmen emosional dan kompatibilitas dalam hubungan.
7. Nona Manis Sayange dapat pujian dari Menteri PANRB
Nona Manis Sayange berhasil menuai pujian dari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB), Abdullah Azwar Anas. Ia mengungkapkan, film ini wajib untuk ditonton, karena menyampaikan nilai edukasi tentang warisan adat belis, Serta, yang tak kalah menyita perhatian penonton adalah keindahan alam Labuan Bajo.
Bagi kamu yang ingin mengikuti kisah cinta cinta Sikka dan Akram di Pulau Labuan Bajo, maka masih bisa menyaksikan Nona Manis Sayange di bioskop kesayanganmu, Bela.
https://youtu.be/JplNfE1XmRU?si=tQYGiRUIQpAIt1UD