Ramadan memang terbilang bulan penuh berkah yang menjadikan banyak hal baik datang silih berganti. Termasuk, kalau kita berbicara perihal orang meninggal di bulan Ramadan yang ternyata memiliki beberapa keutamaan baik.
Salah satunya adalah dijanjikan surga bagi orang yang meninggal di bulan Ramadan. Seperti yang tertulis dalam riwayat Imam Ahmad, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah ra, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Siapa saja yang mati dalam keadaan sedang berpuasa, maka Allah SWT akan membuka untuknya pintu-pintu surga dan tidak akan menutupnya sampai hari kiamat." (HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Ibnu Majah).
Hadis ini menunjukkan bahwa orang yang meninggal dalam keadaan sedang berpuasa dengan syarat, dia berpuasa penuh kesungguhan dan ketaqwaan, maka Allah SWT akan memberikan keutamaan besar dan membukakan pintu surga baginya. Lantas, sebenarnya apa saja kemuliaan lain dari orang yang meninggal di bulan Ramadan? Informasi lengkapnya, simak dalam artikel berikut ini, Bela.
1. Dapat ampunan dosa
Saat meninggal dalam kondisi berpuasa di bulan Ramadan dengan penuh keimanan, Allah menjanjikan pengampunan atas dosa di masa lalu. Seperti dalam sabda Rasulullah SAW:
“Barangsiapa berpuasa Ramadan dengan iman dan mengharap pahala kepada Allah, maka diampuni dosanya yang telah lampau.” (H.R. Bukhari).
2. Bisa masuk surga
Kalau ada orang yang meninggal di bulan Ramadan serta dalam keadaan berpuasa juga dijanjikan untuk masuk surga. Seperti dalam hadis riwayat Ahmad Hudzaifah Radiyallahu anhu, Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa yang berpuasa suatu hari dengan hanya mengharapkan ridho Allah lalu meninggal dalam keadaan seperti itu maka dia masuk surga."
3. Dapat pahala yang besar
Menjalankan puasa Ramadan termasuk ibadah yang sangat baik dan bisa meningkatkan keimanan bagi yang menjalankannya dengan ikhlas. Maka, saat ada orang yang meninggal di bulan Ramadan Allah SWT pun menjanjikan pahala yang besar. Seperti dalam surat An Nahl ayat 97, yang berbunyi:
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُواْ يَعْمَلُونَ
Artinya:
”Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An Nahl : 97).
4. Kesempatan dapat taufiq dari Allah SWT
Selain itu, Allah SWT juga menjanjikan taufiq untuk umatnya yang menjalankan amal saleh (berpuasa) sesuai dengan dalil akal / rasional, Al-Qur'an dan sunnah Rasulullah SWT. Taufiq merupakan bimbingan Allah SWT yang dapat mengantarkan seorang hamba pada hakikat kebaikan.
Dijelaskan dalam hadis riwayat Ahmad dan Tirmidzi, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
ذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدٍ خَيْرًا اسْتَعْمَلَهُ قَالُوا وَكَيْفَ يَسْتَعْمِلُهُ قَالَ يُوَفِّقُهُ لِعَمَلٍ صَالِحٍ قَبْلَ مَوْتِهِ
“Apabila Allah menghendaki kebaikan kepada seseorang, maka Allah akan membuatnya beramal.”
Para sahabat bertanya; “Bagaimana membuatnya beramal?”
Beliau menjawab: “Allah akan memberikan taufiq padanya untuk melaksanakan amal shalih sebelum dia meninggal.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi).
5. Termasuk mati syahid
Saat menjalankan ibadah puasa Ramadan, seorang Muslim berada di jalan Allah. Maka, kalau orang tersebut meninggal ketika berpuasa, sama saja seperti meninggal di jalan Allah. Hal ini seperti tertulis dalam hadis riwayat Bukhari, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda:
الشُّهَدَاءُ خَمْسَةٌ الْمَطْعُونُ وَالْمَبْطُونُ وَالْغَرِقُ وَصَاحِبُ الْهَدْمِ وَالشَّهِيدُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ
“Orang yang mati syahid itu ada lima; orang yang meninggal karena penyakit tha’un, sakit perut, tenggelam, orang yang kejatuhan (bangunan atau tebing) dan meninggal di jalan Allah.” (HR. Bukhari).
6. Bebas dari laknat Allah SWT
Jika seseorang meninggal di bulan Ramadan, selama masih memeluk Islam dan menjalani ibadah puasa, dapat terhindar dari laknat Allah. Hal ini tentu sangat berbeda dengan orang yang meninggal dalam keadaan kafir. Seperti yang tertulis dalam surat Al Baqarah ayat 161:
إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ وَمَاتُوا۟ وَهُمْ كُفَّارٌ أُو۟لَٰٓئِكَ عَلَيْهِمْ لَعْنَةُ ٱللَّهِ وَٱلْمَلَٰٓئِكَةِ وَٱلنَّاسِ أَجْمَعِينَ
Artinya:
“Sesungguhnya orang-orang kafir dan mereka mati dalam keadaan kafir, mereka itu mendapat laknat Allah, para Malaikat dan manusia seluruhnya.” (Q. S. Al Baqarah:161).
7. Mati sesuai perintah Allah SWT
Ketika beribadah puasa Ramadan karena Allah SWT, maka kita sedang berusaha taqwa terhadap segala perintah Yang Maha Esa. Atas dasar inilah, jika seseorang meninggal dalam keadaan puasa Ramadan, kiranya mampu membuat ia terhindar dari laknat Allah. Seperti yang tertulis dalam surat Al Imran ayat 102, Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Artinya:
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam." (Q.S Ali Imran: 102).
8. Meninggal dalam keadaan suci
Ibadah di bulan Ramadan memang mendatangkan banyak sekali amal kebaikan. Imam Malik membawakan riwayat dari Yahya bin Said, bahwa Abu Darda pernah menulis surat kepada Salman.
Surat tersebut berisi permintaan Salman untuk pindah dan tinggal di tanah yang disucikan (negeri Syam). Kemudian Salman membalas surat tersebut dengan mengatakan:
الأَرْضُ الْمُقَدَّسَةُ لا تُقَدِّسُ أَحَدًا ، وَإِنَّمَا يُقَدِّسُ الْمَرْءَ عَمَلُهُ
Artinya:
“Sesungguhnya tanah suci itu tidak mensucikan siapapun. Yang bisa mensucikan seseorang adalah amalnya.” (Al-Muwatha’, Imam Malik, no. 1464).
9. Amal ibadah dibalas langsung oleh Allah SWT
Puasa di bulan Ramadan adalah amal ibadah yang luar biasa dan sangat disukai Allah. Hingga membuat Rasulullah SAW bersabda dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim:
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ. وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ
Artinya:
“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya) kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku.
Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.” (HR. Bukhari no. 1904, 5927 dan Muslim no. 1151).
Dalam hadis tersebut, dikatakan bahwa orang yang berpuasa mendapatkan 2 kebahagiaan, yaitu saat berbuka dan berjumpa dengan Allah. Sebab, amalan puasa akan dibalas langsung oleh Allah dengan pahala dan kebaikan yang tidak ternilai.
10. Bebas dari azab Kubur
Terdapat kemuliaan meninggal di bulan Ramadan selanjutnya, yaitu tentang azab kubur. Saat bulan Ramadan, dipenuhi dengan berkah dan ampunan, dan orang yang meninggal di bulan ini akan mendapatkan perlindungan dari azab kubur.
Dalil yang menunjukkan bahwa meninggal di bulan Ramadan akan terbebas dari azab kubur adalah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Turmudzi dari Ibnu Abbas ra, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Siapa saja yang meninggal di bulan Ramadan dalam keadaan beriman dan mengharapkan pahala dari Allah, maka ia akan terbebas dari azab kubur." (HR. Ahmad dan Turmudzi).
Demikianlah, 10 kemuliaan orang yang meninggal saat bulan Ramadan. Bagaimana menurutmu, Bela?