Bayu Skak kembali coba mengundang gelak tawa pencinta film Tanah Air dengan menyuguhkan sebuah film bertajuk Lara Ati. Karya ini berangkat dari pengalaman hidupnya, saat merasakan dan melihat orang-orang yang kerap mendapat tekanan dalam proses pendewasaan diri.
Jadi hal yang cukup berbeda dan challenging, lantaran selama penggarapan film ini pria bernama lengkap Bayu Eko Moektito menjajal peran tak hanya untuk berakting, namun juga memegang kendali penuh di belakang kamera, Bela.
Penasaran? Gimana sih Bayu Skak mempersembahkan film Lara Ati ini? Berikut Popbela rangkumkan 10 faktanya untuk kamu!
1. Kali pertama Bayu Skak jadi sutradara tunggal
Setelah tiga film dan satu serial, Bayu Skak menjadi ko-sutradara, akhirnya di kesempatan kali ini ia memberanikan diri untuk menyutradarai film secara utuh.
"Film ini jadi karya pertama di mana saya menulis dan menyutradarai secara tunggal, dan saya tetap menggunakan bahasa daerah sebagai ciri khas utama penggarapan film Lara Ati," pungkas Bayu Skak.
Lara Ati memang jadi film keempat kreator dan filmmaker asal Malang ini dengan tetap membawa unsur lokal dan gaya tutur dalam Bahasa Jawa.
Eits, tenang aja buat kamu yang nggak paham Bahasa Jawa kalau nonton Lara Ati ada subtitle-nya, Bela.
2. Tetap gaungkan budaya lokal
Keputusan Bayu dalam membuat film Lara Ati ini bukan tanpa alasan. Sebab, hadirnya film ini menjadi wujud semangat Bayu untuk mengangkat budaya lokal.
"Saya rasa bahasa daerah juga harus tetap digaungkan keberadaannya, salah satu caranya melalui sebuah film. Saya ingin mengangkat bahasa daerah yang biasanya dipandang dan dibilang katrok agar bisa terlihat keren," ujar Bayu.
Sejalan dengan pemikiran Bayu, Base Entertainment juga percaya bahwa pendekatan hyper-local dan keberagaman sangat penting untuk kemajuan perfilman Indonesia.
"Saya harap karya-karya yang sarat semangat Jowo Pride seperti film Lara Ati ini bisa memicu kreator dari daerah lain untuk ikut melakukan hal sama," kata Shanty Harmayn produser sekaligus CEO dari BASE Entertainment.
3. Melihat Bayu Skak sebagai natural storyteller
Rasa minat yang begitu besar dari BASE Entertainment sebagai salah satu studio film Indonesia hingga mau bekerjasama dengan Bayu Skak dalam menggarap film Lara Ati, karena melihat Bayu memiliki kreativitas sebagai natural stroyteller.
"Saya pribadi mengenal Bayu sudah cukup lama, bahkan dari kemunculannya menjadi konten kreator YouTube. Sejak saat itu saya melihat Bayu sebagai natural storyteller, membuat saya akhirnya kerap berkomunikasi dan memutuskan untuk jalin kerjasama pada tahun 2013," jelas Aoura Lovenson Chandra selaku Produser dalam film Lara Ati.
4. Unsur tempat, seniman, hingga kru asli Jawa Timur
Film Lara Ati ini kegiatan syutingnya berlangsung seratus persen di salah satu kota ikonik Jawa Timur. Bahkan, dari kota ini Bayu Skak juga berhasil mengangkat beberapa nama tempat dan makanan yang menjadi ciri khasnya.
"Kalau ingin tahu tentang Jawa Timur, akan lebih paham jika kita juga berbicara dengan orang Jawa Timur. Maka, dalam film ini saya tidak hanya menyantumkan namanya saja, namun juga membawa lengkap orang dan unsur-unsur yang menjadi ciri utamanya," ujar Bayu.
Tak hanya tempat yang menggambarkan kelokalan, pada film ini Bayu juga melibatkan sebagian besar kru dan seniman dari Jawa Timur. Bahkan, film Lara Ati juga mengajak seniman ludruk legendaris Jawa Timur, yaitu Cak Kartolo, Cak Sapari, Ning Tini, Eko Londo, dan Cak Silo.
5. Kental hadirkan unsur musikal
Musik menjadi bagian yang penting dan memberi keunikan jika kamu menonton film Lara Ati. Bahkan, original soundtrack film ini juga menggunakan lagu-lagu berbahasa Jawa.
"Lagu-lagu yang menghiasi film Lara Ati ini saya jamin akan memberikan pengalaman nonton film yang sangat asyik," kata Bayu.
Keterlibatan Bayu dalam menulis lagu pada film ini hingga menghasilkan tiga lagu orisinal, Bela. Deretan lagu yang sepertinya akan membuatmu tetap bergoyang meskipun sudah keluar dari ruang bioskop.
6. Sinopsis film Lara Ati
Joko (Bayu Skak) merupakan seorang pemuda pekerja keras, mengalami sakit hati ketika menghadapi kenyataan bahwa hidup berjalan di luar rencana dan keinginannya. Ia tidak menyukai pekerjaannya dan orangtuanya tidak mendukung mimpinya menjadi seorang pekerja kreatif.
Selain itu, kekasihnya, Farah (Sahila Hisyam) tiba-tiba dilamar oleh laki-laki lain. Sahabatnya, Cokro (Benidictus Siregar), Riki (Indra Pramujito), dan Fadli (Dono Pradana) mencoba untuk menghiburnya, tapi sia-sia. Dalam kesedihannya, Joko dipertemukan kembali dengan teman masa kecilnya, Ayu (Tatjana Saphira) yang juga sedang mengalami masalah dengan pacarnya, Alan (Ciccio Manassero).
Masalah percintaan keduanya membuat mereka pun jadi akrab kembali. Keduanya saling curhat dan sepakat untuk saling membantu kehidupan cinta dan karir masing-masing. Menjadi teman senasib, Joko dan Ayu bertekad untuk memperbaiki hidup mereka dan semuanya dimulai dengan mendapatkan Farah kembali.
7. Angkat cerita quarter life crisis
Melalui film Lara Ati, Bayu mengangkat kisah dari pergulatan yang dialami banyak orang ketika memasuki fase dewasa, atau seringkali dikenal dengan istilah 'Quarter Life Crisis'.
"Jika melihat dari judul, Lara Ati sendiri diambil dari Bahasa Jawa yang berarti sakit hati. Dan menurut saya, semua orang pasti pernah merasakan momen sakit hati dalam hidupnya. Bisa saja ketika mendengar tuntutan orang tua, tekanan untuk hidup yang mapan, tekanan lingkungan pekerjaan, pelik ditanya soal gaji, hingga soal hubungan dengan pasangan," ujar Bayu Skak.
Sehingga dalam menyutradarai film ini, Bayu juga berharap bahwa orang yang pernah mengalaminya, bisa relate dan terwakilkan perasaannya lewat film Lara Ati.
8. Gandeng talenta muda Tanah Air
Film dengan tagline “Urip Lan Karep Ora Sedalan” atau “Hidup dan Keinginan Tidak Sejalan” ini dibintangi oleh banyak para bintang muda.
Seperti adanya nama Tatjana Saphira, Sahila Hisyam, Dono Pradana, Keisya Levronka, Ciccio Manassero, Benidictus Siregar, Indra Pramujito, dan juga didukung oleh banyak sekali sosok dari Jawa Timur.
Bahkan agar film Lara Ati ini bisa tampil fresh, tim produksi sampai memberikan 69 slot pemain khusus dari jebolan casting, lho, Bela. Salah satu pemain baru yang bakat aktingnya patut diperhitungkan adalah sosok Riki yang diperankan oleh Indra Pramujito.
9. Melebur dalam Bahasa Jawa
Sebagai film yang cukup kental dengan nuansa ‘Jawa Timur-an‘ maka selama proses syuting para pemain yang bukan asli orang Jawa cukup merasa tertantang untuk harus bisa berbahasa medok.
Hal tersebut kiranya turut dirasakan Tatjana Saphira, bahkan aktris berdarah Jerman–Indonesia ini mengungkapkan rasa senang dan susahnya dalam mempraktikkan dialeg ngomong Jowo.
"Selama proses syuting ini, aku lebih banyak ngobrol juga sama Bayu. Terus nanti aku latihan ngomong, kurekam dan dengerin lagi supaya Bahasa Jawa-nya bisa luwes, nggak terdengar kaku," pengakuan Tatjana Saphira.
Jadi hal yang cukup mengagetkan bagi pemeran sosok Ayu ini, bahwasanya di awal proses reading ia tidak tahu kalau hampir seratus persen dialognya harus menggunakan Bahasa Jawa.
10. Lara Ati keliling Jawa Timur & Jawa Tengah
Roadshow film Lara Ati sementara ini akan digelar di 10 kota di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Pengunjung bisa bertemu dan berinteraksi langsung dengan pemain film Lara Ati yang dimulai jam 14.00 WIB dan dilanjutkan dengan nobar bersama para pengisi acara.
Penasaran dengan roadshow dari film Lara Ati? Nih, Popbela kasih bocoran jadwalnya buat kamu.
- 8 September: Grand City, Surabaya
- 9 September: Lippo Plaza, Sidoarjo
- 10 September: Kaza Mall, Surabaya
- 11 September: Sunrise Mall, Mojokerto
- 12 September: Kediri Mall
- 13 September: Golden Theater, Tulungagung
- 14 September: Malang Town Square
- 15 September: Dinoyo Mall Malang
- 16 September: Suncity Mall Madiun
- 17 September: Solo Paragon
- 18 September: Jogja City Mall
- 19 September: Ciputra Mall Semarang
Itulah, 10 fakta tentang film Lara Ati yang siap berlayar di bioskop Indonesia mulai 15 September 2022, Bela! Jadi? Sudah siap nonton aksi Joko dan kawan-kawan?