Masih belum hilang dari ingatan kita tentang teror bom yang terjadi di Surabaya beberapa hari lalu. Semua orang menduga, hal tersebut dapat terjadi karena campur tangan dari kelompok teroris ISIS.
Bukan hanya di Indonesia, ISIS ternyata juga membuat resah banyak orang di berbagai belahan dunia. Mereka pun dengan lantang akan melawan kelompok militan tersebut.
Salah satu yang paling berani menentang keberadaan ISIS dan melawan langsung kelompok tersebut adalah Joanna Palani. Gadis berusia 23 tahun ini sangat berani untuk melawan langsung, bahkan berada di garis terdepan, untuk menentang keberadaan ISIS. Joanna yang kini berprofesi sebagai penembak jarak jauh ini harus menerima risiko yang mengancam nyawanya. Berikut ini tujuh hal mengerikan yang terjadi pada Joanna Palani.
1. Dropped out karena mengikuti pelatihan sebagai penembak jitu
Joanna Palani rela untuk DO alias dropped out sebagai mahasiswi jurusan ilmu politik demi melawan ISIS dan mengikuti pelatihan sebagai penembak jitu. Dalam pelatihan tersebut, Joanna menghabiskan sembilan hari di garis depan dengan menggunakan senapan Dragunov, pistol sniper buatan Rusia.
2. Melanggar aturan negara
Denmark telah mengeluarkan larangan bepergian ke daerah-daerah Timur Tengah, khususnya Suriah, setelah kelompok militan ISIS menguasai daerah tersebut. Joanna melanggar larangan tersebut demi bergabung dengan rekan-rekannya di sana. Akibatnya, Joanna pernah diberi peringatan untuk nggak berkunjung ke sana dan diancam dengan hukuman penjara selama dua tahun jika melanggar lagi.
3. Keluarga Joanna merupakan pengungsi asal Irak
Tercatat sebagai warga negara Denmark, namun sebenarnya Joanna dan keluarga besarnya merupakan pengungsi asal Irak yang pindah ke Denmark saat Joanna berusia tiga tahun. Kala itu, keluarga besar Joanna pindah ke Denmark karena sudah mulai terjadi konflik di negara-negara Timur Tengah, termasuk Irak.
4. Joanna dianggap sebagai teroris di negaranya sendiri
Meski sedang berjuang melawan ISIS, sayangnya Joanna malah dianggap sebagai teroris dan ancaman oleh negaranya sendiri. Dinas intelijen Denmark telah mengeluarkan larangan kepada para warganya untuk nggak ikut campur dalam konflik yang terjadi di Timur Tengah. Atas apa yang sudah dilakukannya di Suriah, Joanna sempat dipenjara selama dua minggu sebelum akhirnya ia dibebaskan dua hari menjelang natal di tahun 2017 lalu.
5. Kepala Joanna bernilai Rp13 milyar
Sepertinya hidup Joanna nggak lagi sama setelah ia memutuskan bergabung untuk menjadi penembak jitu. Di negaranya sendiri, Joanna dianggap sebagai teroris. Di Suriah, kelompok ISIS juga memburunya dan bahkan kepala Joanna dihargai sebesar 13 milyar rupiah bagi siapa saja yang berhasil membawa Joanna ke kelompok ISIS.
6. Tetap semangat meski nyawa taruhannya
Walaupun hidupnya kini berada di bawah ancaman, namun rasa takut sepertinya nggak ada dalam kamus hidup Joanna. Menurut Joanna, ia akan tetap terus berjuang melawan ISIS meski nyawa menjadi taruhannya.
7. Tularkan semangat lewat media sosial
Kalau kamu perhatikan Instagram pribadi Joanna, kamu akan disuguhkan unggahan foto-foto ‘perjuangan’ Joanna selama di Suriah. Joanna benar-benar ingin menyebarkan semangat dan keberaniannya untuk terus melawan terorisme dalam bentuk apapun, salah satunya melalui media sosial.