Setelah lebih dari 10 tahun berkarya di industri hiburan, tahun ini akhirnya /www.popbela.com/tag/herjunot-ali">Herjunot Ali merilis single pribadinya yang berjudul “W”. Ditemui di daerah Sudirman, Jakarta Selatan, Junot dengan semangat menceritakan seluruh proses pembuatan single yang ia buat sendiri ini.
Junot yang memulai debutnya sebagai VJ MTV ini juga bercerita tentang perjalanan kariernya hingga menjadi seperti saat ini. Mulai dari menjadi VJ, menjadi host Indonesian Idol, bermain di banyak film, hingga akhirnya terjun ke dunia musik menjadi seorang DJ.
Karena aktif menjadi DJ itulah yang membuat Junot akhirnya memutuskan untuk merambah dunia tarik suara dengan membuat sendiri single-nya sesuai dengan keinginannya.
Penasaran dengan proses pembuatan single “W” milik Junot? Baca cerita lengkapnya berikut ini yuk!
Apa sih alasan kamu untuk akhirnya memutuskan membuat single ini?
Saya bikin musik sebenarnya sudah lama, dari usia 21 tahun. Memang sejak umur 22 aku sudah mulai menghubungi produser yang cukup respected di Indonesia. Ada DJ Sumantri, ada Widi Maliq n D’Essentials, terus ada Joseph Saryuf, dan terakhir saya bekerja sama dengan Alam Urbach. Oh dan ada Glenn Fredly juga. Di tahun 2018 ini saya merasa akhirnya cukup kali ya bikin musik, sudah 10 tahun tapi nggak keluar-keluar karyanya. Jadi dari situ saya memutuskan untuk ok, yuk bikin lagu.
Dari mana inspirasi lagu "W" ini?
Lagu ini merupakan project DIY kamu. Mulai dari bikin lagu, arrange musik, dan sebagainya. Bagian mana sih yang menurut kamu paling sulit kamu lakuin?
Bagian yang paling sulit itu hmm, sebenarnya sih nggak ada yang sulit sama sekali. Karena ini adalah hal yang saya cintai. Kenapa DIY? Karena dalam project musik ini saya nggak bisa kerja di studio. Maksudnya, di studio itu terlalu banyak pintu. Sementara, kalau misalnya lagi punya banyak ide saya langsung aja, eh boleh ambil ini nggak “la la la la...” atau misalnya saya nemu nada yang oke, saya langsung kerjain dan rekam.
Begitu saya harus melewati pintu-pintu, layer-layer gitu seperti di studio, mood-nya langsung berubah. Langsung merasa wah harus bagus nih. Suaranya juga kayak yang harus dibagus-bagusin. Dan juga jadi lebih detail. Sementara saya kalau take itu kayak yaudah ambil microphone, nyanyi santai terus langsung dapet vibe-nya. Jadi saya dan Alam percaya bahwa semakin organik itu semakin bagus. Termasuk juga dalam penulisan liriknya. Saya nggak bisa bikin musik tapi orang lain yang buatin. Kayak, eh bikinin gue musik dong. Nah saya nggak bisa kayak gitu. Harus semuanya dari saya, liriknya dari saya, arrange-nya dari saya, visinya dari saya. Baru dari situ saya kerja sama sama orang dan orang itu kasih input kayak, oh musiknya nih enak kalo diginiin kali ya.
Makna lagu "W" adalah impian terliar bersama pasangan. Kamu sendiri ada nggak sih impian terliar yang belum kesampaian sampai sekarang?
Oke. Mimpi terliar bersama pasangan adalah saya ingin dia punya kerajaan bisnisnya, saya punya kerajaan bisnis saya, and we make empire together. That’s our wildest dream.
Apakah ada kemungkinan single ini menjadi sebuah album nantinya?
Iya. Ini pasti bakalan jadi album. Albumnya tapi masih belum tahu ya. Saya punya 24 lagu tapi nggak tahu apakah ini bakalan jadi full album, atau bakalan jadi E.P doang yang isinya hanya 5-10 lagu. Tapi yang jelas, kelanjutannya bakalan ada. Dari “W” bakalan ada single yang judulnya “Bertahan”, dari “Bertahan” akan ada single yang judulnya “Pesona”. Jadi “W” itu awalnya Bahasa Inggris dulu karena saya rasa saya harus bikin entrance yang bagus dalam dunia musik. Kayak yang oh, Junot sebelumnya memang nggak bermusik dan bukan sekadar bermusik. Tapi dia memang bisa bikin musik. Musiknya memang yang seperti ini, semoga bisa diterima di masyarakat industri musik Indonesia. Berikutnya baru itu tujuan saya, kayak yang eh dengerin Junot bikin lagu bahasa Indonesia nih judulnya “Bertahan”.
Siapa sih yang paling support kamu untuk mengerjakan project ini?
Tatjana pastinya ya. Dia yang dengerin seluruh musik saya dari awal sampai sekarang. Dia yang menyaksikan perjuangan saya, dari begadang tiap malam. Pergi dari rumah jauh-jauh ke Bintaro. Rumah saya di, ya pokoknya ujung ke ujung. Ujung ke ujung. Dua jam perjalanan, dua jam perjalanan. Pergi pagi pulang larut sekali. Begitu setiap hari dan dia menyaksikan ke-BM-an saya. Kebanyak mauannya saya. Dan dia yang menyaksikan seluruh usaha saya selama hampir 11 tahun yang akhirnya di 14 Februari lalu keluar.'
Single ini memang sengaja dirilis tepat di hari Valentine?
Iya memang sengaja. Hari valentine bersama pasangan, di suasana yang romantis. Dan lagunya pun tentang kasih sayang. Sebenarnya tentang foreplay sih. Hehehe. Tapi, sebenarnya makna wild itu nggak selalu tentang yang seks-seks liar. Mimpi terliar bersama pasangan itu bisa banyak kan? Bisa terjun payung dari Niagara Falls, atau ikut tradisi di Spanyol yang dikejar sama banteng itu. Atau apapun. Bisa macam-macam yang positif juga tentunya. Atau seperti yang sudah saya bilang tadi, mimpi terliar saya bersama pasangan. Dia punya karier, saya punya karier, we make an empire together.
Video klip dari single ini sudah jadi atau belum?
Video klipnya belum, lagi digodok sekarang. Tapi tenang bukan Tatjana yang menjadi modelnya. Biasanya kan selalu ada yang nanya, ini Tatjana bukan? Bukan. Tatjana akan ada di lagu “Bertahan”. Dia akan jadi model di video klip lagu “Bertahan”. Yang pertama ini mungkin model yang lain dulu. Baru yang selanjutnya Tatjana. Dan dia akan jadi model juga di single “Pesona”. Mudah-mudahan, single “W” ini bisa jadi entrance yang bagus. Bisa jadi atau cukup dengan “hmm oke juga”, atau “oh ini Junot, oke juga nggak asal-asalan musiknya”. Kalau di Indonesia kan suka dengan label-label dan kita pun sering melabeli orang dengan ah aji mumpung lo! Tapi kalau sudah dengar musiknya, saya rasa dari kuping produser “Oh actually he made a good music”. Atau dari kuping pendengar juga “wah jarang nih ada musik seperti ini”. Mudah-mudahan yang sudah dengar suka.
Lebih sulit mana sih nge-DJ atau bikin lagu?
Dua duanya punya tingkat kesulitan masing-masing, tapi paling sulit bikin lagu. Karena bikin lagu itu butuh rasa. Butuh aduh ini caranya gimana ya abis ini ya? Untuk bisa sampai nggak ya rasa yang ingin disampaikan itu. Kayak misalnya saya ingin bikin lagu seksi. Rasanya tuh ketika saya bikin lagu ini, saya pengen orang lain yang dengernya ngerasanya “oh sexy!” gitu. Nah itu ke-deliver nggak di dalam reff-nya, ke-deliver nggak di dalam chorus-nya. Dan sampai nggak lagu ini ke kuping masyarakat. Kalau nge-DJ, kita harus tahu crowd itu lagi kayak gimana. Kalau crowd-nya capek, kasih lagu yang pelan. Lagu pelannya juga yang seperti apa yang relate sama mereka.
Selain bermusik, kamu kan juga aktif di dunia akting. Apalagi sebentar lagi film barunya akan rilis. Bagaimana sih cara kamu bagi waktu antara musik dan akting?
Sebentar lagi Takut Kawin akan keluar di 8 Maret. Kemudian saya juga akan syuting di bulan April. Film yang sudah sangat ditunggu-tunggu sekali oleh para penikmat novelnya. Novelnya juga novel besar. Bukan Supernova tapi adalah nanti. Tunggu saja. Kemudian sekarang juga lagi persiapan produksi untuk manggung. Semua itu dilakuin sebaik mungkin aja, sebisa mungkin bagi waktu. Saya percaya industri kreatif sekarang secepat orang nge-scroll Instagram feed mereka. Jadi kita harus keep moving. Create and move on. Create and move on.
Jadi kayak pertanyaannya, nggak ada yang terlalu sophisticated amat bagaimana cara mengatur waktunya. Kayak sebelum ini saya sudah melakukan beberapa wawancara sebelum bersama Popbela. Kemarin juga. Habis itu kami meeting. Habis meeting kita langsung lakuin produksi. Habis produksi saya juga harus meeting lagi ke tempat lain lagi. Habis itu saya reading. Itu aja. Yang penting saya bisa komit sama waktu. Saya juga yakin, setiap temen-temen di sini, setiap temen-temen Popbela, setiap manusia saya yakin cuma tergerak dari limitasi bisa atau nggak bisa, mau atau nggak mau. Gitu aja. Kalau kita mau, kita bisa aja ngelakuin banyak hal.