Jarum jam baru menunjukan pukul 06.00 WIB, saat aku menghabiskan sarapanku setelah selesai mandi dan dandan. Hari itu (15/6) merupakan hari pertamaku kembali bekerja di kantor setelah karantina di rumah selama tiga bulan.
Bukan karena cuti melahirkan, aku bekerja dari rumah selama tiga bulan lamanya karena pandemi corona menyerang dunia. Awal bulan Maret 2020, kasus positif corona pertama diumumkan di Indonesia. Karena hal ini, kantor memutuskan untuk meminta semua karyawannya bekerja dari rumah. Termasuk aku dan timku.
Sekarang, kami sudah masuk kantor kembali. Sebenarnya bukan karena wabah ini sudah selesai. Bahkan kasus positif semakin meningkat di Indonesia dua minggu belakangan. Namun, pemerintah tengah mencoba gaya hidup baru atau yang disebut new normal untuk kembali menggerakan roda ekonomi yang sempat sangat tersendat sementara di masa karantina ini.
Mengikuti anjuran pemerintah bahwa sudah diperbolehkan untuk beraktivitas di luar rumah namun dengan mengikuti anjuran protokol kesehatan, kantor Popbela pun kembali mengizinkan kami untuk bekerja dari kantor.
Sesuai dengan namanya ‘"new normal", kebiasaan ke kantor pasca karantina berubah cukup drastis. Banyak barang bawaan yang harus aku siapkan sebelum ke kantor dan suasana yang berbeda saat datang ke kantor. Apa saja?
Berangkat ke kantor layaknya mau mudik
Pertama, new normal ini sudah sangat terasa saat aku baru mau berangkat. Lihat penampilanku di atas? Karena aku naik motor sendiri ke kantor, aku benar-benar harus melindungi diri seperti ini. Pakai helm (ini memang sudah kewajiban), pakai jaket, sarung tangan, masker, dan sepatu plus kaos kakinya.
Terlihat cukup merepotkan, namun demi kebersihan dan melindungi diri dari virus corona, aku harus menggunakan semua peralatan ini saat akan ke kantor.
Barang bawaannya jadi lebih banyak
Mundur sedikit ke satu hari sebelum aku berangkat ke kantor, persiapan sudah aku lakukan. Lihat tasku yang besar pada foto di atas. Mau lihat isinya?
Dalam keadaan new normal ini, kita diwajibkan untuk membawa sendiri peralatan yang dibutuhkan oleh diri. Peralatan tersebut antara lain, alat makan, alat salat, tisu, hand sanitizer, sampai sandal pun dibawa sendiri. Pokoknya sebisa mungkin jangan sampai sharing barang apapun dengan teman. Karena tak ada yang tahu bagaimana kondisi kesehatan teman kita itu, kan?
New normal or back to normal?
Semua perlengkapan perangku sudah siap, nih, saatnya berangkat ke kantor. Saat itu di tanggal 15 Juni 2020, merupakan masa transisi PSBB menuju new normal. Artinya, belum semua kantor masuk dan kalau pun masuk hanya 50% dari karyawan saja yang mulai bekerja dari kantor.
Pikiran tentang masa transisi ini membuatku merasa ringan saat membawa kendaraan. Dalam pikiranku, aku akan melewati jalanan setengah kosong karena baru 50% perusahaan yang baru menerapkan WFO. Tapi pikiran itu hanyalah angan-angan belaka.
Kenyataannya, jalanan ramai seolah tak pernah ada aturan soal PSBB atau masa transisi new normal. Meski lancar, jalanan padat dengan kendaraan bermotor dan bahkan di beberapa titik ada antrian kendaraan yang membuatku tak bisa melajukan kendaraan lebih dari 20 km/jam.
Melewati beberapa prosedur sebelum masuk ke kantor
New normal tidak hanya terjadi di jalan dan persiapanku sebelum berangkat, tapi juga aku rasakan saat akan masuk kantor. Sebelum masuk gedung, kita diwajibkan untuk mencuci tangan, melewati bilik desinfektan dan suhu tubuh diukur. Hal tersebut dilakukan agar kita benar-benar sudah bersih dan dalam keadaan sehat saat masuk kantor.
Keadaan juga sedikit berbeda saat jam kerja dimulai. Kursi diatur satu sama lain agar tidak terlalu berdekatan, secara rutin suhu tubuh dicek, dan dilarang pergi bergerombol saat akan ke toilet atau ke kantin.
Dari keadaan yang aku gambarkan ini, new normal memang diterapkan dengan baik di lingkungan kantor. Tapi, keadaan sangat berbeda ketika kita berangkat atau pulang kantor. Jalanan yang padat, penuhnya angkutan umum yang bahkan terisi lebih dari 50%, hingga antrian di halte dan stasiun yang mengular panjang membuatku bertanya, apakah kita benar-benar sedang dalam masa transisi new normal atau malah kembali ke kehidupan normal sebelum masa pandemi ini terjadi?
Jumlah kasus positif yang masih sangat tinggi di Indonesia, tentu sangat rentan jika new normal tidak dijalankan dengan disiplin. Bisa-bisa, bukannya membaik, malah menambah parah kasus positif corona di Indonesia bukan?
Bagi siapa pun yang sudah mulai masuk kantor kembali, tetap hati-hati dan jaga kesehatan, ya. Jangan abai dengan protokol yang sudah dibuat dan tetap jaga kebersihan diri.
Kalau kamu bagaimana, Bela? Sharing, dong, tentang pengalamanmu saat kembali kerja di kantor setelah masa karantina. Tulis di kolom komentar, yuk, sambil kita diskusi!