Sama seperti tahun 2024, di tahun ini film horor masih menjadi genre primadona yang jumlahnya mendominasi layar bioskop. Bukan hanya film lokal, film Hollywood pun juga selalu rutin merilis film horor di setiap bulannya.
Berbeda dengan film ber-genre horor di Indonesia, film horor Hollywood memiliki kisah seram dan mendebarkan bahkan tanpa adanya sosok hantu sejak awal hingga akhir film. Salah satu film horor pembuka tahun ini yang cukup membuat penonton berdebar tegang adalah Wolf Man yang rilis pada 15 Januari 2025.
Bagaimana kisah film ini dan mengapa film ini menjadi begitu mendebarkan walau tanpa hantu?
Sinopsis: saat tempat yang indah menyimpan banyak misteri mencekam
Blake Lovell (Christopher Abbott) tak pernah menyangka akan kembali ke Oregon, rumah masa kecilnya yang terpencil dan terletak di antara bukit dan pegunungan yang indah. Meski memiliki hutan yang menenangkan dan pemandangan yang begitu menakjubkan, Blake menyimpan banyak trauma di sana dan berjanji tak akan kembali lagi ke sana.
Namun, nasib berkata lain. Ia terpaksa kembali ke Oregon untuk mengepak barang-barang milik ayahnya yang dikabarkan telah meninggal dunia. Blake pun memutuskan untuk mengajak istri dan anaknya berkunjung ke rumah masa kecilnya sekaligus untuk liburan musim panas.
Sayangnya, hal misterius mengintai mereka bahkan sejak hari pertama mereka menginjakkan kaki di Oregon. Ada apa? Dan misteri apa yang tersembunyi di sana?
Remake yang tidak terlalu bagus, tapi juga tak buruk
Wolf Man yang rilis di tahun 2025 merupaka film remake dari film berjudul The Wolf Man (1941). Kisah yang hampir mirip dengan sentuhan sedikit modern, Wolf Man masih menghadirkan jalan cerita yang penuh ketegangan sejak menit pertama dimulai.
Walau pada awal sampai pertengahan film kita tidak diberitahu secara gamblang penggambaran sosok monster yang meneror sang tokoh utama, penonton tetap diajak merasakan ketegangan yang membuat kita seolah berehenti bernafas. Situasi yang gelap, lengkap dengan hutan lebat sebagai latar lokasinya, menambah suasana seram meski tak ada kemunculan hantu sedikit pun.
Karena penceritaan yang rapi inilah, Wolf Man mendapat cukup banyak pujian. Meski tak buruk, film ini juga tidak begitu bagus karena masih terdapat cukup ruang untuk eksplorasi lebih jauh. Misalnya, bagaimana Blake berusaha keras tetap menjadi manusia alih-alih berubah menjadi serigala sejak pertama kali terinfeksi.
Penampilan memuaskan para aktornya
Dari sisi pemilihan casts, Wolf Man terhitung tak terlalu banyak menggunakan ansambel aktor. Hanya sembilan aktor yang terdaftar dalam credit di IMdB dan dalam visualisasinya terdapat maksimal empat tokoh yang muncul sepanjang film.
Meski empat aktor saja dalam satu scene, keberadaan mereka benar-benar maksimal dan tak ada yang sia-sia. Justru dengan sedikitnya aktor yang terlibat, menambah tegang tiap scene yang muncul di layar.
Bahkan dari film ini, kita bisa melihat bagaimana akting para masing-masing tokoh utamanya. Dimulai dari Christopher Abbott yang begitu meyakinkan memerankan tokoh ayah yang jobless namun begitu bertanggung jawab dengan anak perempuannya. Kita akan melihat bagaimana perubahan karakternya saat menjadi manusia hingga berubah menjadi manusia serigala. Perubahan yang smooth ini bukan hanya meyakinkan penonton, tapi juga memunculkan simpati terhadap akan karakternya.
Lalu, pujian juga tak luput saya tujukan kepada Julia Garner (Charlotte Lovell). Sosok Julia Garner sebagai Anna Delvey dalam serial Inventing Anna begitu melekat di dalam dirinya. Hebatnya, ia bisa melepaskan bayang-bayang karakter tersebut dan menjadi sosok perempuan yang kuat dan serba bisa dalam film ini.
Film pembuka dan banyak yang suka
Secara keseluruhan, film ini cukup bagus dan tidak terlalu buruk sebagai film remake. Wolf Man mendapat pujian dan rating yang cukup bagus di berbagai situs. Di IMdB, Wolf Man mendapat rating 6.2/10 dan 3/5 di Rotten Tomatoes. Dengan rating tersebut, film ini membuktikan bahwa film ini cukup sukses sebagai film pembuka tahun 2025.