Review ‘The Flash’: Film Terbaik DC Setelah ‘The Batman’

Tenang saja, nggak akan roaming saat nonton nanti

Review ‘The Flash’: Film Terbaik DC Setelah ‘The Batman’

Sepertinya multiverse atau semesta yang saling bersilangan akan menjadi tema besar untuk beberapa film superhero mendatang, deh. Sebab, penonton masih menyukai kehadiran superhero lain di film solo salah satu hero meski kemunculannya tak sampai lima menit.

Tema ini juga sekaligus menjadi benang merah untuk film The Flash, yang diproduksi oleh Warner Bros. Pictures dan DC Studios. Dibilang bosan, sih, tidak. Namun, formula yang berulang membuat kita bisa menebak bagaimana jalan cerita dan ending dari film yang baru dirilis pada 14 Juni 2023 lalu itu.

Sinopsis: kerinduan terhadap keluarga, berakibat pada semesta yang saling bertabrakan

Review ‘The Flash’: Film Terbaik DC Setelah ‘The Batman’

Barry Allen (Ezra Miller) harus menghadapi nasibnya yang super aneh. Memang, ia memiliki kekuatan super cepat dan membuatnya dapat bergabung dengan Justice League sebagai The Flash. Namun, di kehidupan pribadinya, Barry begitu kesepian. Ibunya meninggal dunia dan ayahnya sedang dalam penjara menunggu keadilan karena ia dituduh telah membunuh istrinya sendiri.

Dalam kesedihannya, Barry yakin ada yang bisa ia lakukan untuk membantu ayahnya lepas dari tuduhan tersebut. Meski takdir mengatakan tak ada yang bisa ia usahakan lagi, di suatu malam secara tak sengaja, Barry masuk ke dalam Chrono Bowl saat ia berlari hingga mencapai Speed Force. 

Memanfaatkan Chrono Bowl yang mirip dengan mesin waktu, Barry yakin jika ia mengubah takdir sedikit saja, ayahnya tidak perlu mendekam di penjara dan mungkin ibunya juga bisa tetap hidup sampai sekarang. Sayangnya, tak semua rencana dapat berjalan mulus. Saat masuk ke dalam Chrono Bowl, Barry malah terlempar ke dimensi waktu yang lain dan mengacaukan segalanya.

Trik canggih yang memungkinkan Ezra Miller perankan dua karakter sekaligus

Dengan kecanggihan teknologi saat ini, benar-benar nggak menutup kemungkinan jika Ezra Miller bisa memerankan dua karakter sekaligus. Dikisahkan dalam film ini, Barry terlempar ke dimensi waktu yang lain dan bertemu dengan Barry dari dimensi waktu tersebut. 

Cukup lama dua Barry ini ada di dalam satu frame yang sama. Bahkan mungkin, bisa dibilang hampir 80% film ada dua Barry dan dua The Flash yang muncul untuk menyelesaikan masalah. Dari adegan-adegan ini, mungkin muncul pertanyaan, bagaimana Ezra Miller memerankan dua tokoh sekaligus dalam satu scene yang sama?

Menjawab pertanyaan ini, mengutip dari Moviemaker.com, sang sutradara Andy Muschietti telah memberikan penjelasannya. Yakni, pembuatan film ini menggunakan teknologi layar volume LED yang sebelumnya juga pernah digunakan untuk serial The Mandalorian (2019). Teknologi ini dapat mengubah wajah aktor Ed Wade menjadi mirip dengan Ezra Miller, sehingga dapat memunculkan dua Barry dalam waktu yang sama.

Meski sudah menggunakan teknologi ini, bukan berarti Ezra Miller hanya perlu menghafalkan satu dialog The Flash saja. Ia tetap harus mendalami peran dua Barry tersebut karena dalam proses syutingnya, terkadang ia memerankan Barry yang tua dan di waktu yang lain ia menjadi Barry yang lebih muda.

Rumit, ya? Namun, melihat hasilnya sekeren ini, POPBELA angkat topi, deh, untuk Ezra Miller dan Ed Wade!

Momen nostalgia dengan aktor legendaris

Sejak Spider-Man: No Way Home menghadirkan tiga pemeran Peter Parker dari masa ke masa–Tom Holland, Andrew Garfield, dan Tobey Maguire–dalam satu film yang sama, sepertinya hal ini menginspirasi movie maker lainnya untuk melakukan hal serupa. Tak terkecuali di dalam film The Flash ini.

Tak hanya menghadirkan superhero dari universe yang berbeda, The Flash juga menghadirkan para aktor pemeran Batman dan Superman dari masa ke masa. Nggak mau spoiler, coba kamu tebak, kira-kira siapa saja aktor legendaris yang muncul di film ini?

Harus diakui, kehadiran superhero dari masa ke masa ini bukan hanya memperkaya cerita. Tapi, juga sebagai momen nostalgia ke masa lalu saat sang aktor memerankan superhero pada masanya. Mungkin juga, kamu ada kenangan khusus soal sang aktor dan film tersebut.

Kisahnya rapi dan bikin kamu nggak roaming saat menontonnya

Satu pertanyaan yang selalu muncul dari calon penonton film superhero adalah ‘film apa yang harus ditonton sebelum menyaksikan film ini?’. Tenang saja, Bela. Kamu nggak perlu menonton film mana pun kalau memang nggak sempat sebelum menyaksikan film ini. 

Penulis naskah dari film ini John Francis Daley, Jonathan Goldstein, dan Joby Harold berhasil membuat jalan cerita menjadi begitu rapi, sehingga membuat penonton paham bagaimana alur, konflik, hingga penyelesaiannya. Meski beberapa reviewer bilang kamu perlu menyaksikan Justice League (2017), jika tidak sempat, kamu tetap bisa mengikutinya, kok.

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here

























© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved

Follow Us :

© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved