Review ‘Sri Asih’: Beyond Expectations!

Sayang banget kalau kamu melewatkannya

Review ‘Sri Asih’: Beyond Expectations!

Rilis di waktu yang hampir berdekatan dengan film superhero garapan Marvel, membuat saya sedikit meragukan Sri Asih. Bagaimana tidak, Marvel selalu berhasil meraup massa melihat track record film-film sebelumnya. Alhasil, saya begitu ‘pasrah’ dan tidak menaruh ekspektasi yang berlebihan saat memutuskan untuk menyaksikan Sri Asih karena takut kecewa.

Tapi nyatanya, selama durasi 2 jam 15 menit itu saya dibuat terpukau dengan berbagai aspek yang dihadirkan dalam layar lebar. Satu hal yang terlintas dalam benak saya setelah menyelesaikan film ini adalah ‘Sri Asih beyond the expectations’.

Sinopsis: lahirnya sang pahlawan untuk melawan roh jahat haus tumbal

Review ‘Sri Asih’: Beyond Expectations!

Alana kecil (Keinaya Meissi Gusti) menghabiskan masa kecilnya di panti asuhan setelah ayah ibunya mengalami kecelakaan di dekat Gunung Merapi. Saat masih di panti, Alana dikenal sebagai sosok yang pemberani dan bahkan sering membela temannya yang tertindas.

Kebiasaan Alana ini ia bawa hingga tumbuh dewasa. Di bawah pengawasan orang tua angkatnya–Sarita (Jenny Chang)--Alana dewasa (Pevita Pearce) dilatih untuk menjadi professional fighter. Alana dikenal begitu tangguh dan tak terkalahkan. 

Kehebatan Alana ini kemudian sampai di telinga Mateo Adinegara (Randy Pangalila) yang dikenal arogan, kasar, dan akan melakukan segala cara untuk mencapai tujuannya. Meski sebelumnya Alana telah dibayar secara diam-diam agar pura-pura kalah oleh pengawal Mateo, Jagau (Revaldo), tetap saja Alana tak tinggal diam saat harga dirinya diinjak-injak.

Apa yang dilakukan Alana membuat Mateo geram dan mengincarnya. Alana pun tak takut untuk menghadapi Mateo. Tanpa Alana sadari, ada bahaya yang jauh lebih besar yang mengancam jiwanya daripada sekadar anak koruptor yang keji itu. Mampukah Alana mengatasi masalah tersebut?

Ansambel pemain papan atas yang memukau

Pertama kali ketika film ini mengumumkan jajaran pemainnya, saya langsung terpukau. Mengulang kesuksesan film pertamanya–Gundala–BumiLangit Cinematic Universe (BCU) kembali memilih ansambel pemain yang tak main-main. Bak pagelaran musik orkestra, ansambel pemain ini memainkan orkestrasi cerita yang sempurna. Tak ada tokoh yang ‘sia-sia’ dan semuanya memiliki peranan penting untuk membangun jalannya cerita.

Hadirnya aktor senior, seperti Christine Hakim, Surya Saputra dan Jenny Chang mampu memperkuat cerita. Sementara aktor muda yang turut berperan, seperti Fadly Faisal, Keinaya Meissi Gusti, dan Canti Tachril, berhasil memberikan warna berbeda untuk film Sri Asih ini.

Jalan cerita yang rapi dan penokohan yang begitu kuat

Beranjak dari ansambel pemain, saya juga ingin mengacungi dua jempol untuk sang sutradara, Upi Avianto. Melalui tangan dinginnya, Upi berhasil membangun jalan cerita yang rapi, mulai dari pengenalan karakter, klimaks, hingga ending. Semua berhasil diceritakan dengan begitu jelas, detail, dan padat. 

Upi memang cukup jarang membuat film ber-genre action. Dalam filmografinya, dalam situs IMDB, Upi tercatat baru satu kali menggarap film action, yakni Serigala Terakhir di tahun 2009. Selebihnya, Upi lebih banyak menyutradarai film komedi dan horor. 

Namun nyatanya, hal tersebut bukan masalah untuk perempuan kelahiran 21 Juli 1972 itu. Bersama Joko Anwar, Upi juga menuliskan naskah untuk Sri Asih. Hasilnya? Upi sukses menyutradarai sekaligus membangun karakter yang dikembangkan berdasarkan komik ciptaan R.A. Kosasih yang rilis di tahun 1954 tersebut. Upi juga berhasil membuat setiap tokoh dalam film ini memiliki karakter yang kuat yang membuat kita penasaran untuk mengenalnya lagi lebih jauh.

Akting dan koreografi Pevita Pearce yang tak terlupakan

Sri Asih menjadi debut Pevita Pearce di genre film action. Tak main-main, Pevita bahkan mempersiapkan diri hampir tiga tahun untuk membentuk badan dan mempelajari koreografi bersama Uwais Team. Dalam film ini, kita akan melihat bagaimana apiknya perpaduan akting Pevita yang manis dengan gerakan seorang fighter yang tak terkalahkan.

Kalau boleh memberikan kritik, satu hal yang sedikit mengganjal ketika menyaksikan aksi Pevita dalam film ini adalah ekspresinya saat bertarung. Tidak masalah jika memang harus menampilkan wajah yang ekspresif saat sedang bertarung. Alih-alih berekspresi mengeluarkan emosi dan rasa sakitnya, Alana (saat menjadi Sri Asih) selalu mengatupkan mulut dan seolah mempertahankan senyum. Apakah ekspresi ini memang menjadi ciri khas dari Sri Asih? Terlepas dari itu, karakter Alana yang cool namun menyimpan ketakutan besar di dalam tubuhnya sudah sangat begitu nyata saat direpresentasikan oleh Pevita.

Film yang sayang untuk dilewatkan

Secara keseluruhan, film ini begitu menyenangkan untuk disaksikan dan sayang jika dilewatkan. Terlebih lagi, BCU rencananya akan merilis lebih banyak film dan series pada tahun-tahun mendatang. Film dan series tersebut juga nantinya akan berkesinambungan atau memiliki kaitan satu sama lain. Mumpung baru dua film yang dirilis, kamu bisa mengikutinya dengan menyaksikan film ini dan Gundala, sebelum nanti universe-nya semakin banyak dan kompleks.

Sri Asih tayang di bioskop Indonesia mulai 17 November 2022. Siap menyaksikan laga superhero baru, Bela?

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here

























© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved

Follow Us :

© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved