Hayo, ngaku siapa di antara kamu yang susah banget untuk menabung? Punya uang sedikit, tergoda untuk check out keranjang belanja. Ada sisa gaji sedikit, langsung pesan makanan online. Kemudahan teknologi yang saat ini kita rasakan, memang sangat membantu, tapi juga membuat kita semakin boros. Setuju?
Pada bulan Oktober 2019, saya membuka rekening tabungan gara-gara luluh oleh rayuan maut SPG salah satu bank yang banyak ditemukan di mal. Saya pikir tak masalah membuka satu rekening tersebut dengan tujuan untuk menyimpan uang dan nggak boleh diganggu gugat. Tapi, kenyataannya bank tersebut sering banget memberikan promo dengan harga gila-gilaan yang membuat rencana menabung saya gagal total.
Menyadari kalau perilaku boros saya ini sudah sampai dalam titik yang mengkhawatirkan, saya memutuskan untuk menabung lebih serius. Ketika sedang scrolling Instagram, tiba-tiba saja saya terdera iklan salah satu aplikasi investasi reksadana dengan modal mulai dari Rp10 ribu!
Tertarik, saya langsung download dan mempelajari lebih lanjut. Semakin saya cari tahu, saya merasa kalau aplikasi ini sejalan dengan misi saya untuk menabung. Okelah, di bulan November 2019 saya memberanikan diri untuk mulai menabung di aplikasi tersebut yang membuat saya cuan 6% setahun!
Penasaran bagaimana caranya?
Berkenalan dengan aplikasi investasi reksadana
Beruntung banget kita hidup di masa kini, dengan beragam kemudahan yang ada melalui ponsel pintar. Salah satunya untuk menabung reksadana. Saat ini, untuk memulai investasi reksadana kita nggak perlu lagi datang ke bank dan membuat akun rekening langsung di bank atau daftar ini itu. Sudah banyak aplikasi gratis yang dapat kamu unduh di PlayStore atau AppStore untuk memulai investasi reksadana.
Sebelum lanjut lebih jauh, kita harus paham dulu apa itu reksadana. Reksadana adalah salah satu jenis investasi dari masyarakat yang memercayakan modal mereka untuk dikelola oleh manajer investasi.
Ada Bibit, Ajaib, Bareksa dan iPotGo. Empat aplikasi ini paling banyak pengunduhnya dan yang terpenting sudah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan atau OJK. Dari empat aplikasi tersebut, saya menggunakan Bibit.
Yang saya suka dari aplikasi Bibit ini adalah tampilannya yang sederhana, bersih, serta sangat memudahkan pengguna. Terutama bagi pemula seperti saya yang masih sering gagap teknologi.
Data yang dibutuhkan untuk memulai investasi
Karena penasaran, saya mencoba untuk langsung mengunduh dan mendaftar di aplikasi ini. Proses pendaftarannya sangat mudah. Dibutuhkan foto dan nomor KTP, nomor ponsel, email, serta rekening atas nama pribadi yang masih aktif. Sebagai catatan, untuk memulai investasi, kamu wajib berusia minimal 17 tahun atau sudah memiliki KTP, ya.
Setelah memasukan data diri yang dibutuhkan, pihak Bibit akan memverifikasi data kamu selama 24 jam. Tapi, kalau data yang kamu masukan benar dan foto identitas diri tidak buram atau jelas, proses verifikasi ini lumayan cepat, kok. Sesuai pengalaman, akun saya terverifikasi bahkan kurang dari 10 jam saja.
Akun sudah aktif, lalu bagaimana cara memilih reksadana yang bagus?
Pertanyaan ini pasti muncul di kepalamu saat akun investasimu sudah siap. Sama, kok, awalnya saya juga berpikir seperti ini. Namun, tenang saja, di Bibit ada dua cara memilih reksadana yang bagus.
Pertama, memilih sendiri jenis investasi yang kamu inginkan pada kolom Pilih Reksa Dana Sendiri. Ada empat jenis reksadana yang bisa kamu pilih, yaitu pasar uang, obligasi, saham, dan syariah. Biasanya untuk memilih jenis reksadana ini, banyak orang menggunakan daftar manajer investasi terbaik yang mudah kamu temukan di Google.
Kedua, memilih jenis investasi berdasarkan profil risiko diri dengan bantuan Robo. Bagaimana cara memilihnya? Simak di poin selanjutnya, ya!
Jenis investasi berdasarkan profil risiko diri
Ini yang saya alami saat pertama kali memilih jenis investasi. Ada rasa bingung yang membuat saya sempat ragu untuk memulainya. Tapi, tenang saja, kamu akan dibantu oleh fitur Robo. Pada fitur ini, Bibit akan merekomendasikan jenis investasi berdasarkan profil risiko diri.
Untuk menggunakannya, kamu cukup menjawab beberapa pertanyaan seputar kondisi keuangan pribadi. Mulai dari jumlah penghasilan, kekayaan dan tanggungan. Selesai menjawab semua pertanyaan itu, kamu akan langsung melihat hasilnya.
Kalau dari hasil jawaban, tingkat risiko saya ada pada nilai 9. Dari nilai tersebut, Bibit merekomendasikan tiga jenis reksadana yang berbeda, yakni pasar uang, obligasi, dan saham.
Setelah itu, kamu tinggal mulai berinvestasi mulai dari Rp100 ribu untuk tiga jenis reksadana. Kalau berdasarkan pengalaman saya, dari Rp100 ribu itu akan dibagi ke dalam tiga jenis reksadana. Yakni Rp10 ribu untuk pasar uang Manulife Dana Kas II, Rp30 ribu untuk obligasi Manulife Obligasi Unggulan Kelas A, dan Rp60 ribu untuk saham BNI-AM Indeks IDX30.
Besaran masing-masing investasi reksadana ini nggak bisa kamu ubah jika kamu menggunakan fitur Robo. Namun, di kemudian hari, kamu bisa menambah jumlah investasi kamu mulai dari Rp10 ribu saja untuk masing-masing jenis reksadana. Murah banget, kan?
Nggak kena inflasi dan malah cuan 6% setahun
Pasti kalian juga mengalami, kan, kalau menabung di bank jumlah tabunganmu akan terkena potongan administrasi dan inflasi? Berbeda dengan menabung reksadana, nih, Bela. Uangmu akan aman dari inflasi dan bahkan bisa mendapat keuntungan sekitar 6% pada tahun 2020 lalu.
Selain itu, berdasarkan pengalaman saya, jenis reksadana obligasi rutin banget membagi keuntungan (deviden) per tiga bulan. Wah, makin cuan, nih!
Lewat aplikasi reksadana ini, saya jadi belajar lebih disiplin untuk menabung. Dimulai dari Rp10 ribu per bulan dan modal Rp100 ribu, reksadana bisa jadi pilihan menabung yang efektif untuk jangka waktu menengah.
Jadi, dengan segala kemudahan teknologi yang ada, nggak ada lagi alasan untuk nggak menabung, kan? Apa pun jenis instrumen keuanganmu, akan membuahkan hasil kalau kita konsisten melakukannya. Semangat menabung, ya!
Untuk selanjutnya, kira-kira aplikasi apa, nih, yang seru untuk dibahas? Tulis di kolom komentar, ya!