Menikah seharusnya menjadi momen sakral yang terjadi satu kali seumur hidup. Karena perjalanan panjang untuk menjalani pernikahan itulah nggak mudah bagi seseorang untuk berkomitmen dengan orang yang sama sepanjang usia kita. Rasa bosan juga akan terasa apalagi jika kita sudah menjalani pernikahan dengan umur yang cukup lama.
Hal itulah yang dirasakan oleh Alex dan Beno dalam film Twivortiare. Film yang diadaptasi dari novel berjudul sama karya Ika Natassa ini menggambarkan kalau pernikahan nggak selamanya terasa menyenangkan layaknya masa pengantin baru.
Sebelum menonton filmnya, simak review film Twivortiare berikut ini yuk!
Sinopsis: Ketika Bosan Menjadi Pembunuh Terbesar Rasa Cinta dalam Pernikahan
Alexandra Rhea (Raihaanun) sangat bahagia saat akhirnya bisa menikah dengan lelaki impiannya, Beno (Reza Rahadian), seorang dokter bedah yang tengah naik daun. Hari-hari pertama Alex menjalani kehidupannya dengan Beno, ia merasa sangat bahagia. Sampai-sampai semua masalah seolah tak ada yang tak bisa ia lewati karena adanya Beno.
Hingga akhirnya, Alex merasa kehidupan pernikahannya monoton. Beno selalu memprioritaskan semua pasien dibandingkan dengan dirinya. Alex merasa tak dibutuhkan dan memilih berpisah dari Beno. Akhirnya, mereka pun bercerai.
Beberapa tahun berlalu. Alex sudah kembali memiliki pacar dan Beno tetap sibuk dengan pekerjaannya. Sampai akhirnya, Beno merasa ada yang kosong dalam dirinya. Ia butuh Alex sebagai tempatnya pulang. Ia butuh Alex karena hanya Alex yang bisa memahami dirinya.
Beno pun mencari cara supaya ia bisa rujuk kembali dengan Alex. Satu syarat yang harus Beno pegang jika ia ingin Alex kembali ke pelukannya, yaitu Beno tak boleh mengulang kesalahan yang sama.
Romantis dan Penuh Pelajaran Penting Tentang Pernikahan
Siapa pun pasti bisa menjamin kalau novel yang ditulis oleh Ika Natassa pasti akan romantis dengan jalan cerita yang membuat semua orang iri ingin memilikinya. Di film Twivortiare, sutradara Benni Setiawan berhasil merepresentasikan hal-hal romantis dari novelnya.
Selain romantis, film yang diproduseri oleh Manoj Punjabi ini juga penuh dengan pelajaran penting tentang pernikahan. Lewat film ini kita bisa tahu bagaimana cara menghadapi perbedaan yang sangat besar antara kita dan pasangan, menghadapi rasa bosan yang melanda, sampai bagaimana meredam emosi serta ego saat sedang bersama pasangan.
Bagi pasangan baru, atau kamu yang sedang merasa bosan dalam suatu hubungan, film ini bisa menjadi pembelajaran supaya kejadian yang menimpa Alex dan Beno tak terjadi kepada kita.
Comeback Raihaanun yang Memukau
Dari segi kualitas akting, Reza Rahadian memang tak perlu diragukan lagi. Sayangnya, saya merasa dalam film ini Reza kurang total memerankan sosok Beno. Beno digambarkan sebagai sosok yang serius, kaku dan kurang bisa bersikap romantis. Namun, dalam film ini, Reza masih terlihat ‘luwes’ dan nggak sekaku yang saya bayangkan.
Berbeda dengan Raihaanun. Sebagai aktris yang sudah lama tak bermain film dan Twivortiare menjadi debut comeback-nya, akting Raihaanun justru terlihat sangat natural. Ia bisa memerankan Alex yang super sibuk dan sangat menggambarkan perempuan urban kekinian. Untuk debut comeback-nya, Raihaanun berhasil memerankan Alex dengan cukup memukau.
Serba Tanggung yang Bikin Bingung
Selain nilai plus, ada juga kekurangan dari film ini. Menurut saya setiap masalah yang terjadi dalam film ini diselesaikan dengan serba tanggung yang justru membuat bingung. Mungkin memang tidak mudah merepresentasikan detail buku ke dalam film yang durasinya terbatas. Namun, bukan tidak mungkin detail penting dalam buku diangkat ke film.
Setidaknya ada tiga hal tanggung yang cukup membuat saya bingung dan kurang merasakan klimaks dari masalah yang dibahas di dalam film ini. Pertama, saat Alex meminta cerai dari Beno di awal film. Meski kita sama-sama tahu alasan Alex menggugat cerai Beno adalah karena kesibukan Beno sebagai dokter.
Tapi, apakah hanya itu? Saya merasa ada hal yang janggal dan kurang lengkap yang tak diceritakan mengenai detail permasalahan mereka di awal. Tahu-tahu keduanya sudah berpisah dan masing-masing memiliki kehidupan sendiri-sendiri.
Hal tanggung kedua adalah saat Alex putus dengan pacarnya Denny (Denny Sumargo). Denny tahu kalau Alex masih mencintai Beno dan sebaliknya. Mungkin itu alasan Denny memutuskan Alex. Tapi, kejadiannya yang begitu saja tanpa ada penjelasan lebih lanjut membuat penonton bingung apakah Alex masih bersama Denny atau tidak.
Terakhir, hal tanggung yang sampai membuat saya kurang merasakan klimaks film adalah saat Alex berhasil memenangkan kontrak dari pebisnis yang nyaris gagal. Pada scene sebelumnya, diperlihatkan kalau klien Alex tak tertarik dengan kerja sama itu. Namun di akhir film, tiba-tiba saja klien tersebut tertarik dan bahkan sudah menandatangani perjanjian kerja sama tanpa ada penjelasan lebih lanjut. Tentu hal ini membuat bingung.
Meski banyak hal membingungkan, namun secara keseluruhan film Twivortiare cukup menghibur dan sangat erat dengan kehidupan pasangan urban modern.
Kamu sudah menonton filmnya? Jika sudah tulis pendapat kamu di kolom komentar ya!