Siapa sih yang nggak pernah mendapat ungkapan body shamming semasa hidupnya? Sekali dua kali pasti siapapun pernah menerima kalimat yang menyindir kondisi fisik. Entah bercanda atau serius, panggilan tentang keadaan tubuh kita pasti pernah terlontar dari mulut teman. Mulai dari si hitam, gembul, keribo, atau si jangkung.
Meskipun ucapan tersebut muncul karena terpampang dari keadaan fisik yang kasat mata, sadar nggak kalau hal tersebut sudah masuk ke dalam body shamming. Kalau menilik kolom komentar media sosial, ungkapan tersebut makin banyak kita temui.
Mengangkat fenomena inilah, Ernest Prakasa mengemasnya ke dalam sebuah film apik dengan judul Imperfect. Popbela.com sudah menyaksikan film ini dan merasa kalau film ini penting ditonton oleh semua orang. Penasaran bagaimana review Popbela.com tentang film Imperfect? Simak yuk!
Sinopsis: Saat semua orang lebih memperhatikan penampilan dibandingkan kemampuannya
Rara (Jessica Mila) terlahir sangat berbeda dengan adiknya Lulu (Yasmin Napper). Rara mengikuti gen sang ayah yang memiliki kulit hitam, rambut keriting dan berbadan gemuk. Sementara Lulu memiliki penampilan fisik seperti sang mama, putih, wajah blasteran, dan berambut lurus. Sejak kecil, Rara sudah sering dibanding-bandingkan dengan sang adik dan ia merasa cuek dengan hal tersebut. Toh ia sudah punya pacar, yakni Dika (Reza Rahadian) yang mau menerima Rara apa adanya.
Sampai pada suatu hari, saat Rara harus menggantikan atasannya di kantor, pemilik perusahaan tempatnya bekerja, Kelvin (Dion Wiyoko), meminta Rara untuk memperbaiki penampilan. Sebab menurutnya, Rara harus merepresentasikan perusahaan dengan penampilan yang baru.
Rara pun berusaha keras untuk mengubah penampilannya sebaik mungkin. Di sisi lain, Dika pun merasa takut jika Rara berubah penampilan, ia akan meninggalkan Dika dan beralih menjadi sosok yang tak Dika kenal.
Film dengan semua tokoh memiliki rasa insecure-nya masing-masing
Kalau kamu terlalu fokus dengan tokoh Rara yang punya rasa insecure atas kondisi fisiknya, lebih baik kamu tonton kembali film Imperfect deh. Sebab, nggak cuma Rara, uniknya, semua tokoh di film ini hadir dengan rasa insecure-nya masing-masing.
Selain Rara yang insecure dengan keadaan tubuhnya, ada Dika yang insecure Rara berubah, lalu Lulu yang insecure dengan komentar jelek tentang dirinya di Instagram, George (Boy William) yang takut kehilangan followers dan masih banyak lagi.
Menurut saya, film ini sangat jujur menggambarkan ketakutan orang-orang melalui para tokohnya. Kita bisa melihat dan mungkin merasa pas dengan salah satu tokohnya karena memiliki permasalahan yang sama. Dari film ini dan penggambaran insekuritas masing-masing karakternya, kita bisa berkaca dan introspeksi diri supaya lebih bersyukur dengan apa yang kita punya.
Salut dengan totalitas Jessica Mila dan angkat jempol untuk akting santai Reza Rahadian
Satu hal yang membuat film ini istimewa adalah totalitas semua kru yang terlibat di dalamnya. Terutama untuk Jessica Mila. Demi film ini, Mila rela menaikan berat badannya hingga 10 kilogram agar peran Rara terlihat senatural mungkin. Mila nggak takut dengan stereotip dan cibiran warganet tentang kondisi fisiknya, karena pada akhirnya Mila sukses memukau penonton dengan perannya sebagai Rara.
Selain itu, saya juga angkat jempol untuk akting Reza Rahadian yang santai dan bahkan nggak terlihat sedang akting. Semuanya berjalan natural seperti tak ada beban. Jokes yang ia lontarkan, gombalan, bahkan gaya bicaranya sangat smooth nggak seperti dibuat-buat.
Pemain pendukungnya, terutama para komika, juga membuat film ini nggak membosankan. Gaya bicara mereka yang apa adanya hingga lelucon yang mereka keluarkan membuat saya betah menyaksikan film ini tanpa sedikit pun melirik jam.
Film yang membuka mata banyak orang
Imperfect menjadi film akhir tahun yang cukup manis. Film ini membuka mata banyak orang betapa body shamming sangat menyakitkan hati. Satu kalimat yang mengejek kondisi fisik seseorang bukan hanya mempengaruhi fisik itu sendiri, tetapi juga mental orang yang mendapat ejekan tersebut
Melalui film ini saya banyak belajar soal bersyukur. Bukan hanya bersyukur dengan keadaan fisik yang saya miliki, tetapi juga bersyukur memiliki orang-orang di sekitar saya yang mau menerima saya bagaimanapun keadaan fisik yang saya punya.
Seperti tagline dari film ini “Ubah insecure menjadi bersyukur”, benar-benar menjadi mantra bagi perempuan supaya mereka mau menerima kondisi fisiknya apa adanya sebagai pemberian Tuhan yang tak ternilai harganya.
Kamu sendiri bagaimana, sudah menonton film ini belum? Kalau sudah, tulis pendapatmu di kolom komentar ya.