Bulan Februari yang ikonik sebagai bulan penuh cinta ternyata nggak menyurutkan STX Entertainment untuk merilis film horor. Melanjutkan sekuel film horor sebelumnya The Boy, Brahms: The Boy 2 siap memberikan ketakutan untukmu di penghujung bulan Februari ini. Bagaimana ulasan film ini? Simak artikel berikut, Bela.
Liza (Katie Holmes) tak pernah menyangka jika anaknya akan mengalami trauma hebat sepanjang hidupnya. Jude (Christopher Convery) berhenti berbicara dan memilih berkomunikasi melalui tulisan. Sean (Owain Yeoman), suami Liza, akhirnya memutuskan untuk mengajak mereka berlibur sejenak dengan harapan anaknya akan lebih terbuka jika mereka menghabiskan waktu berkualitas bersama.
Rumah tua di tengah hutan menjadi pilihan Sean. Pikirnya, mereka bisa memulihkan Jude dari rasa trauma. Memang pada akhirnya Jude berbicara, namun keluarga Sean harus membayarnya dengan teror yang membuntuti mereka.
Mengulang formula yang sama pada sekuel The Boy sebelumnya, sang sutradara William Brent Bell, berhasil membuat penonton terpaku dan penasaran siapa sebenarnya pelaku teror di rumah tersebut. Kisah yang cukup membuat penonton depresif karena dominasi warna gelap hampir di seluruh film, membuat kita merasa durasi film selama 86 menit terasa cukup lama.
Bukan hanya formula cerita yang membuat kita betah menyaksikan film ini sampai akhir untuk tahu klimaksnya, Bell masih menghadirkan beberapa bagian dari film sebelumnya. Mulai dari sang boneka sebagai karakter utama, hingga rumah mewah yang dulu juga digunakan sebagai setting lokasi film The Boy. Meski hanya sebagai ‘cameo’, namun kehadiran rumah besar dari film The Boy cukup penting dan menjadi penyambung antara plot terdahulu dengan saat ini, yang mengisyaratkan bahwa kisah mereka masih menjadi satu kesatuan.
Namun, jika kamu mengharapkan kisah horor yang seram dan bahkan bisa membuatmu terbayang-bayang sampai nggak bisa tidur, jangan berharap hal itu ada di film ini, Bela. Stacey Menear, sang penulis naskah, sepertinya kurang bisa mengeksplorasi kengerian yang akan dihadirkan. Justru mereka mengandalkan jump scare untuk menampilkan efek seram. Tapi, di beberapa bagian, jump scare diletakan di scene yang kurang pas sehingga kehadirannya malah mengganggu jalannya cerita.
Meski presentasi keseluruhan terasa ‘nanggung’ bagi kamu si pencinta horor, namun film ini tetap layak tonton, kok. Teror boneka laki-laki yang kita kira akan menghilang begitu saja, nyatanya berhasil membuat penasaran dan membuat penonton duduk sampai akhir film.
Brahms: The Boy 2 sudah tayang di bioskop Indonesia pada 17 Februari 2020 lalu. Kamu sudah menontonnya, Bela? Jika sudah, tulis pendapatmu di kolom komentar, ya!