Jepang memiliki kebudayaan yang menarik untuk diamati, salah satunya dalam bidang kuliner. Peralatan masak yang digunakan sehari-hari oleh penduduk Negeri Sakura tersebut, tampak berbeda jauh dengan yang biasa dipakai orang Indonesia.
Peralatan memasak yang biasa kita gunakan misalnya, talenan atau cobek mungkin tidak tersedia di Jepang. Sebab, dilihat dari jenis masakan dan cara penyajiannya saja sudah berbeda, maka tak heran jika alat masaknya pun tidak sama.
Jepang terkenal dengan kuliner sushi, yakni olahan nasi dengan isian makanan laut, daging dan sayuran yang mentah, atau sudah dimasak. Dalam prosesnya, sushi dibuat dengan alat masak khusus yang mungkin jarang ditemukan di Indonesia.
Namun, ada juga beberapa rekomendasi alat masak asal Jepang yang memiliki tampilan unik, namun fungsinya sama seperti yang biasa kita pakai. Apa saja peralatan memasak tersebut? Simak berikut ini, yuk!
1. Makisu
Makisu adalah tikar bambu untuk menggulung sushi agar hasilnya rapi dan padat, sehingga isinya tidak hancur saat dipotong. Cara menggunakannya, alasi makisu dengan selembar plastik agar nasi tidak masuk ke dalam celah tikar.
Alat ini terbuat dari beberapa bilah bambu tipis yang dirangkai dengan tali. Panjang dan lebarnya kira-kira 25 x 25 cm. Selain untuk menggulung sushi, makisu juga digunakan untuk memeras air pada sayuran yang sudah direbus.
Setelah digunakan, segera bersihkan makisu dan keringkan agar tidak berjamur. Simpan di tempat yang tidak lembap, kalau bisa bungkus dengan plastic wrap. Harga makisu di e-commerce sekitar Rp20 ribuan. Cukup terjangkau bukan?
2. Hangiri
Hangiri adalah wadah dari bambu untuk menyimpan nasi panas yang akan dibuat menjadi sushi.
Nasi akan dicampur bersama cuka jepang, garam dan gula di dalamnya. Setelah selesai diaduk, wadah akan ditutupi dengan kain (fukin) dan dibiarkan dingin.
Hangiri tradisional terbuat dari kayu cemara yang diikat dengan dua pita tembaga. Diameternya pun beragam mulai dari 30 cm yang biasa dipakai di dapur rumahan, bahkan ada yang 1 meter untuk digunakan di restoran.
Masyarakat Jepang percaya bahwa, cita rasa nasi akan berbeda apabila diaduk dalam wadah selain hangiri. Apabila kamu berniat memilikinya, hangiri tersedia dalam berbagai kisaran harga mulai dari Rp800 ribuan hingga Rp5 jutaan tergantung material kayu yang digunakan.
3. Shamoji
Alat masak yang satu ini, tentunya tidak asing lagi untukmu. Di Indonesia sendiri dikenal dengan sebutan sendok atau centong nasi. Masyarakat Jepang menyebutnya shamoji, fungsinya sama yakni untuk mengaduk dan menyendok nasi.
Shamoji tradisional terbuat dari kayu atau bambu. Agar nasi tidak menempel, basahi dulu dengan air matang sebelum digunakan.
Namun, sekarang shamoji banyak tersedia dari bahan plastik dengan tekstur bergerigi. Fungsinya agar lebih mudah menyendok nasi atau ketan.
Kamu bisa mendapatkan shamoji di toko perabotan rumah tangga atau di situs e-commerce. Harganya berkisar di bawah Rp20 ribuan saja.
4. Saibashi
Saibashi adalah sumpit besar berukuran 30 cm yang biasa digunakan dalam proses memasak. Kamu bisa mengocok telur atau mengaduk makanan dalam wajan memakai saibashi.
Sumpit ini sengaja dibuat dalam ukuran yang panjang agar tangan tidak terkena percikan minyak saat menggoreng.
Saibashi terbuat dari bambu atau kayu. Uniknya, sumpit ini sering diikat agar tidak terpisah satu sama lain. Selain itu, ikatan tersebut dipakai untuk menggantung sumpit yang akan dikeringkan setelah dicuci.
Alat masak ini dibanderol dengan harga yang cukup murah, yakni Rp10 ribuan saja. Namun, harganya bisa lebih mahal tergantung jenis material yang digunakan.
5. Zaru
Zaru adalah wadah dari anyaman bambu. Di Indonesia sendiri, kita biasa mengenalnya dengan sebutan tampah. Fungsinya sama, yakni untuk menyaring makanan dari air. Namun, desain anyamannya sedikit berbeda.
Masyarakat Jepang percaya jika menggunakan saringan yang terbuat dari logam akan mempengaruhi rasa makanan. Oleh karenanya, mereka lebih memilih alat masak dari bambu ini.
Kamu bisa membelinya di pasar atau toko perabotan rumah tangga. Harganya bervariasi, mulai dari Rp20 ribu sampai Rp50 ribuan. Semakin besar ukurannya, harganya akan semakin mahal.
6. Chasen
Chasen adalah alat pengocok dari bambu yang khusus dibuat untuk mengaduk matcha atau teh hijau. Matcha sulit dilarutkan di dalam air. Oleh karenanya harus diaduk menggunakan chasen untuk mencegah terbentuknya gumpalan-gumpalan kecil pada teh.
Chasen dan matcha biasa ditemukan dalam tradisi upacara minum teh di Jepang, yang disebut dengan Chado.
Apabila kamu tertarik untuk memilikinya, chasen tersedia di berbagai situs e-commerce dengan harga mulai dari Rp100 ribu.
7. Donabe
Donabe adalah panci yang terbuat dari keramik. Biasanya digunakan untuk menyajikan makanan berkuah seperti shabu-shabu atau nabeyaki udon. Namun, ada juga yang menggunakan donabe untuk menanak nasi.
Apabila dirawat dengan baik, donabe bisa bertahan selama beberapa dekade, bahkan berabad-abad. Agar bebas dari kuman dan bakteri, sterilkan alat masak ini dengan mendidihkan air di dalamnya selama berjam-jam hingga kering. Terutama donabe yang baru atau sudah lama tidak dipakai.
Donabe dapat digunakan secara langsung di atas kompor api. Namun, kini sudah tersedia yang bisa dipakai pada kompor listrik. kamu bisa mendapatkan alat masak ini dengan harga mulai dari Rp100 ribu.
8. Tamagoyaki Nabe
Kamu pasti pernah melihat bagaimana lucunya telur dadar a la Jepang dengan bentuknya yang kotak dan tebal, bukan? Untuk membuatnya, digunakan wajan khusus yang sering disebut dengan tamagoyaki nabe.
Tamagoyaki nabe merupakan wajan berbentuk persegi panjang yang memudahkanmu membuat telur dadar a la Jepang atau yang dikenal dengan nama tamagoyaki. Cara menggunakannya, cukup menuangkan telur yang sudah dikocok sedikit demi sedikit. Kemudian, gulung perlahan, lalu tuang kembali telur. Lakukan terus sampai telur habis.
Di Indonesia tamagoyaki nabe dapat kamu beli di e-commerce dengan harga mulai dari Rp285 ribu.
9. Takoyaki Plate
Di Indonesia, takoyaki kini menjadi jajanan kaki lima yang banyak kita temukan dan harganya sangat terjangkau. Takoyaki adalah makanan yang berasal dari Jepang dan terbuat dari telur berisi gurita, sosis, atau ayam. Namun, jika kamu ingin membuatnya sendiri di rumah, kamu membutuhkan takoyaki plate.
Takoyaki plate adalah wajan berbentuk bulat yang memudahkan kamu untuk mencetaknya menjadi bola-bola. Untuk menggunakannya, kamu hanya perlu meletakan takoyaki plate di atas kompor seperti akan menggoreng biasa.
Untuk harga, takoyaki plate dijual mulai dari Rp150 ribu tergantung dari besarnya diameter.
10. Kinto Taku
Beberapa masakan Jepang selalu menggunakan jahe parut untuk menambah cita rasanya. Maka dari itu, untuk memarut jahe agar mendapatkan tekstur seperti yang diinginkan, digunakanlah parutan khusus bernama kinto taku.
Kinto taku pada dasarnya mirip dengan parutan biasa yang memiliki gerigi untuk memarut jahe menjadi lebih halus. Bedanya, parutan ini berbahan dasar keramik dan berbentuk seperti mangkuk, sehingga hasil parutan akan tertampung rapi.
Harga satu buah kinto taku berkisar Rp250 ribu.
Itulah tadi peralatan dapur khas Jepang unik dan harganya yang membantumu untuk memasak. Jadi, ingin punya yang mana, nih?
Disclaimer: artikel ini ditulis ulang dari artikel yang pernah tayang di laman Popmama.com dengan judul "7 Rekomendasi Peralatan Dapur Jepang yang Unik untuk Memasak" ditulis oleh Kintan Nabila