Ini Fakta di Balik Motif Polkadot pada Karya Yayoi Kusama

Sudah berkunjung ke Museum of Modern And Contemporary Art in Nusantara alias Museum MACAN, Bela? Kalau sudah, apa sih yang paling berkesan dan membuatmu ingat dengan museum tersebut?

Setelah mengunjungi Museum MACAN, satu hal yang akan membekas di dalam ingatan kita adalah motif polkadot. Hampir semua karya seni yang dibuat oleh Yayoi Kusama, seniman asal Jepang ini menggunakan motif polkadot. Penasaran nggak sih kenapa Yayoi Kusama sangat senang menggunakan motif tersebut? Berikut penjelasannya.

Ketika Yayoi Kusama masih kecil, ia mulai melihat dunia melalui sebuah layar penuh yang berisi polkadot mungil. Polkadot tersebut menyelubungi apapun yang ia lihat. Mulai dari dinding, langit-langit, bahkan seluruh tubuhnya.

Selama lebih dari 40 tahun, Yayoi Kusama telah membuat lukisan, patung, dan karya fotografi menggunakan polkadot untuk menutupi permukaan dan mengisi ruangnya. Yayoi menyebut proses ini sebagai ‘kemusnahan’ yang berarti hancur dan hilangnya suatu benda tanpa ada bekas sama sekali.

Selain itu, polkadot juga menjadi salah satu ekspresi Yayoi mengatasi penyakit mental serta tekanan akibat Perang Dunia II yang disaksikannya. Pada waktu itu, di tahun 1973, Yayoi kembali ke Jepang dan berubah drastis pasca-perang. Kekagetannya tersebut ia ekspresikan dalam karya seni yang kembali banyak menggunakan motif polkadot.

Salah satu karya Yayoi Kusama yang menggunakan motif polkadot diberi nama Dots Obsession, The Spirit of The Pumpkin Descended Into The Heaven, I Want To Love On The Festival Night, Infinity Mirrored Room-Brilliance of The Souls, dan The Obliteration Room.

Dari semua karya bermotif polkadot milik Yayoi Kusama, yang mana yang jadi favoritmu, Bela? Tulis di kolom komentar ya!

BACA JUGA: Memahami Kegelisahan Yayoi Kusama Lewat Karya Labu Kuningnya di Jakarta