“Biarlah ku ramu mantra penyejuk hatimu,
Rasakan cintaku, hanya kaulah di hatiku”
Jujur saja, sejak awal Popbela mendengar lagu “Love Spells” milik Sivia Azizah ini, lirik itu nempel terus di kepala. Iramanya seru, choir-nya keren dan liriknya yang indah, bikin lagu ini langsung terngiang meski baru satu kali dengar.
“Love Spells” menjadi salah satu lagu yang masuk ke dalam album perdana milik Sivia yang berjudul sama. Album ini menjadi salah satu bentuk proses pendewasaan diri sekaligus petunjuk jati diri bermusik Sivia.
Lewat live Instagram bersama Popbela, Kamis (17/9), Sivia membagikan proses pembuatan dan konsep album yang tergolong unik ini. Simak hasil obrolannya berikut.
Usaha ekstra untuk menyelesaikan album di tengah pandemi
Tahun 2020 menjadi tahun paling berat bagi semua orang, tanpa terkecuali. Mengerjakan dan menyelesaikan pekerjaan di tahun 2020 membutuhkan tenaga ekstra. Termasuk, membuat dan menyelesaikan album.
Selain mencari tahu gaya musik apa yang sesuai untuk album perdananya, tantangan yang dihadapi oleh Sivia dalam penggarapan album ini adalah usaha ekstra untuk menyelesaikan apa yang telah dimulainya di tengah masa pandemi.
“Awalnya sempat berpikir, album ini bisa selesai nggak, ya? Soalnya aku struggle banget saat ngerjainnya. Jadi nggak bisa ke studio dulu, workshop harus social distancing, dan semua harus serba online. Sebenarnya aku kurang sreg kalau harus sering online. Jadi, kurang all out. Tapi, ya mau nggak mau harus dijalani seperti ini,” jelas Sivia.
Proses pendewasaan seorang Sivia
Berbicara soal tema yang diangkat pada album Love Spells, Sivia mengatakan bahwa karya perdananya ini membahas soal pendewasaan dirinya dari berbagai aspek dan tentang mempercayai berbagai proses yang dilewatinya.
“Selama dua-tiga tahun ke belakang, aku merasakan berbagai proses, mulai dari soal kerjaan, love life, dan lingkungan. Tapi, setahun ini aku merasa harus membuat suatu perubahan, paling nggak untuk diriku sendiri. Aku melakukan proses ini, aku nggak dengerin kata orang lain, dan mencoba mendengarkan isi hatiku. Kemudian, proses ini aku tuangkan dalam sebuah karya yang aku harap bisa berumur panjang,” kata Sivia.
Ketika ditanya siapa yang memotivasi dirinya dalam membuat album ini, Sivia mengatakan kalau dirinya sendirilah yang menjadi motivasi utama menyelesaikan album Love Spells.
“Kesulitan dalam proses pendewasaan diri yang aku alami, nggak ada yang bisa bantu kecuali diriku sendiri, kan? Makanya, aku menulis semua lagu ini untuk diriku sendiri. Kalau ada orang lain yang suka, berarti orang itu sedang atau sudah melewati proses yang sama dengan yang aku lewati,” ungkapnya.
Bekerja sama dengan musisi dari beragam genre untuk hasilkan konsep album yang sempurna
Love Spells digarap selama kurang lebih satu tahun. Dalam pengerjaannya, Sivia turut melibatkan musisi ternama lainnya, seperti Petra Sihombing, Iwan Popo, Asta Andoko (RAN), Teddy Adhitya, hingga Handy (Soulvibe). Menurut Sivia, nama-nama tersebut dirasa mampu untuk memenuhi keinginannya agar bisa bereksperimen dan mencari tahu gaya musik apa yang ia suka dan yang ingin dibuat.
“Kalau diperhatikan, nama-nama musisi yang bekerja sama dengan aku itu semuanya berbeda-beda genre-nya. Bagaimana kami tetap jadi satu in line yang nyambung dan transisi antar lagu yang smooth adalah di diriku sendiri. Aku tetap memegang benang merah dari album ini, sehingga antara satu dengan lainnya terasa menjadi satu kesatuan,” kata Sivia.
Menyatukan musisi dari beragam genre membuat album 'Love Spells' terasa sangat kaya. Kamu bisa merasakan pop-jazz dengan ambiance soul era Motown lewat choir yang tersaji. Pilihan musik Sivia nggak lepas dari musisi yang sering ia dengarkan karyanya, seperti Aaliyah, TLC, SWV, dan The Clark Sisters. Musisi tersebut memengaruhi sentuhan choir dalam album 'Love Spells'.
Konsep judul dan lirik yang berbeda bahasa
Salah satu hal yang juga menarik dari album ini adalah Sivia memilih untuk menamai semua judul lagunya menggunakan bahasa Inggris, sedangkan semua liriknya ditulis dalam bahasa Indonesia. Tentu saja, Sivia punya alasan di balik konsep tersebut.
“Dimulai dari lagu ‘New York’, aku memiliki tujuan yakni punya lagu yang didengarkan oleh banyak orang. Lagunya bukan sekadar didengarkan musiknya saja, tapi aku ingin yang mendengarkan tahu makna dari liriknya juga,” ungkap Sivia.
Selain itu, Sivia juga berharap kalau pendengar albumnya nanti nggak hanya mendengar lagunya, tapi juga memahami dan menyimak apa yang ingin disampaikannya.
“Aku memperlakukan sebagian besar judul lagu-lagu di sini sebagai kiasan. Aku ingin mengajak para pendengar lagu-laguku iniuntuk benar-benar menyimak apa yang ingin aku sampaikan di liriknya,” jelas Sivia.
Proses menulis lagu menggunakan rasa
Ketika ditanya dari semua lagu di 'Love Spells', lagu mana yang proses pengerjaannya paling berkesan, Sivia mengatakan lagu “Love Spells” dan “Goodbye Rumbling Heart” yang menjadi favoritnya. Sivia bercerita, “Goodbye Rumbling Heart” menjadi lagu paling cepat yang pernah ia buat. Perempuan kelahiran tahun 1997 itu hanya membutuhkan setengah hari untuk menyelesaikan lagu tersebut.
“Beda aja saat menulisnya. Aku percaya menulis lagu based on rasa itu akan sangat beda dan gila dibandingkan dengan based on data,” katanya.
Makanya nggak heran, saat membawakan lagu “Goodbye Rumbling Heart” Sivia merasa ada energi yang berbeda karena rasa yang ia tuangkan dalam lagu tersebut.
Love Spells pencapaian dan karya terbaik yang pernah Sivia buat
Love Spells menjadi pencapaian karya terbaik yang pernah Sivia buat. Sivia sendiri bahkan tak menyangka bahwa akhirnya, ia bisa merilis album yang selama ini hanya ada di angan-angannya. Makanya, pengalaman berharga ini ia tuangkan dalam lagu “Breath”.
“Lagu ‘Breath’ bercerita tentang hubungan antara manusia dengan pencipta-Nya. Sejauh dan sekuat apapun kita berjalan dan berusaha, selebihnya let Allah do the magic. Aku percaya itu,” jelas Sivia.
Kini setelah berusaha keras mengeluarkan karya, Sivia nggak terlalu ngoyo kalau album dan lagunya harus laris di pasaran. Sebab, Sivia percaya kalau mendengarkan musik adalah pilihan pribadi sehingga ia tidak bisa memaksakan kalau lagunya harus diterima. Sivia hanya berharap, lagunya bisa didengarkan oleh siapapun dan kapanpun serta liriknya bisa dipahami dengan baik.
Bagi Popbela, 'Love Spells' menjadi pilihan dan angin segar untuk kamu yang sedang mencari alternatif playlist berbeda di tahun ini.
Kamu sendiri bagaimana, Bela? Sudah mendengarkan album 'Love Spells'? Lagu favoritmu yang mana, nih? Tulis di kolom komentar, ya!