Semenjak pandemi usai, semua pertunjukan panggung kembali menggeliat. Mulai dari konser, fan meeting, intimate gig, hingga teater kembali digelar untuk memuaskan kebutuhan akan hiburan bagi penonton yang selama lebih dari tiga tahun lalu hanya berkutat dengan layar sebagai sumber hiburan mereka. Kemunculan berbagai pertunjukkan panggung bukan cuma memuaskan rasa rindu akan pengalaman menikmati hiburan yang berbeda, tapi juga–bagi para pelakonnya–mengasah kreativitas mereka untuk menyajikan penampilan yang tak terlupakan dan dikenang sepanjang masa.
Sejak awal tahun 2024, sudah beberapa konser, pertunjukkan orkestra, dan teater yang saya saksikan secara langsung. Masing-masing telah memberikan pengalaman hiburan berbeda dan memiliki cerita tersendiri yang terpatri di dalam benak saya. Terbaru, Pertunjukkan Panggung Keluarga Cemara yang menjadi tontonan tak terlupakan sekaligus mengisi musim liburan di musim panas tahun ini.
Sinopsis: dinamika keluarga dan bagaimana mereka bertahan menghadapinya
Abah, Emak, Euis, dan Ara tak menyangka jika kehidupannya yang sempurna harus berubah 180 derajat karena ditipu oleh orang terdekatnya sendiri. Mereka pun kehilangan semua fasilitas yang selama ini dimilikinya dan memilih untuk pindah ke kampung, ke rumah peninggalan orang tua Abah.
Meski disambut baik dengan warga sekitar, Euis masih sulit beradaptasi. Ia masih berat meninggalkan teman-temannya di kota dan menjalani hidup yang jauh lebih sederhana dari yang sebelumnya.
Apakah mereka bisa bertahan di kondisi hidup yang berbeda ini? Apakah Euis bisa mendapatkan teman seperti teman-temannya di kota dulu?
Pertunjukkan panggung yang segar untuk disaksikan bersama keluarga
Secara garis besar, Pertunjukkan Panggung Keluarga Cemara memiliki jalan cerita yang sama dengan versi filmnya yang rilis di tahun 2018. Mulai dari para tokohnya, hingga plot, klimaks dan ending-nya pun persis sama.
Namun, yang membedakan pertunjukkan panggung ini dengan versi filmnya adalah penampilan para pemeran dan begitu banyaknya lagu dibawakan, sehingga membawa nuansa baru yang segar terhadap jalan cerita ini.
Jika kamu ingin menyaksikan pertunjukkan teater dengan jalan cerita yang ‘nyaman’ dan bisa disaksikan oleh seluruh anggota keluarga, Pertunjukkan Panggung Keluarga Cemara bisa menjadi pilihan yang tepat.
Roller coaster emosi sejak menit pertama hingga akhir
Satu hal yang saya suka dari pertunjukkan ini adalah roller coaster emosi sejak menit pertama dimulai. Kisah yang dihadirkan bukan hanya mengundang gelak tawa karena leluconnya yang ringan, tapi juga membuat hati hangat karena kebersamaan keluarga yang begitu dekat, hingga membuat mata berkaca-kaca karena kisah menyentuh mereka.
Emosi yang dirasakan begitu semakin mendalam karena setiap adegan diiringi dengan musik dan lagu yang menggugah. Lirik-lirik yang ditulis juga tepat sasaran, sehingga membuat penonton ikut larut dalam kisah yang dihadirkan di atas panggung.
Set panggung yang menghadirkan universe berbeda
Kisah Pertunjukkan Panggung Keluarga Cemara semakin terasa begitu magis dengan hadirnya set panggung yang meriah. Suguhan visual panggung yang dinamis, di mana properti-properti yang ada di dalamnya terlihat bergerak menyesuaikan dengan alur cerita.
Misalnya pergerakan transisi set rumah dari kota ke desa, hingga pohon cemara yang bertumbuh di sepanjang pertunjukan benar-benar seolah menghadirkan universe yang berbeda.
Kostum yang menambah pertunjukkan semakin meriah
Kemeriahan panggung juga semakin terasa berkat wardrobe dari Hagai Pakan yang digunakan oleh para pemerannya. Mulai dari kostum keluarga Abah saat di kota, yang kemudian berubah seiring dengan pindahnya mereka ke desa, membuat penampilan para aktor di panggung semakin sempurna.
"Konsep keseluruhan styling dan penataan busananya aku buat jadi kontemporer. Jadi kalau dilihat kasat mata, untuk kehidupan sehari-hari masih believable, tapi tetap sesuai untuk kebutuhan panggung," ungkap Hagai Pakan.
Hadir selama satu bulan di musim liburan
Pertunjukkan Panggung Keluarga Cemara akan hadir selama hampir satu bulan di musim liburan ini, yakni pada 21 Juni hingga 14 Juli 2024 di Ciputra Artpreneur. Tiket pertunjukan dijual di Loket.com dan hampir setengah kapasitas tiket akan dijual di bawah Rp500.000, dengan rincian harga sebagai berikut; Weekdays: Bronze Rp174.900, Silver Rp299.900, Gold Rp399.900, Platinum Rp599.900, VIP Rp799.900, VVIP Rp1.299.900.
Sementara untuk weekends: Bronze Rp249.900, Silver Rp349.900, Gold Rp499.900, Platinum Rp799.900, VIP Rp999.900, VVIP Rp1.449.900. Harga tersebut diharap dapat memberikan akses yang lebih luas bagi masyarakat untuk menikmati pementasan ini.