'Ketika Berhenti di Sini', Angkat Soal Proses Kehilangan yang Mendalam

Karya terbaru Umay Shahab dan Prilly Latuconsina

'Ketika Berhenti di Sini', Angkat Soal Proses Kehilangan yang Mendalam

Bohong rasanya kalau kita nggak pernah merasakan kehilangan dalam hidup. Apapun bentuknya, kehilangan tetap menjadi momen yang menyakitkan dan tak sedikit menyisakan trauma bagi mereka yang pernah merasakan.

Proses penerimaan kehilangan inilah yang menjadi benang merah untuk film Ketika Berhenti di Sini karya terbaru Umay Shahab dan Prilly Latuconsina. Bagaimana kisah ini dan siapa saja aktor yang bermain di dalamnya? Simak selengkapnya berikut ini.

Berkisah soal kehilangan yang dirasakan Umay Shahab

'Ketika Berhenti di Sini', Angkat Soal Proses Kehilangan yang Mendalam

Premis awal dari film Ketika Berhenti di Sini adalah kisah personal dari sang sutradara, Umay Shahab. Ia mencurahkan perasaan kehilangannya karena baru saja ditinggal untuk selamanya oleh sang kakek ke dalam bentuk film yang ia garap ini.

"Ide ini berawal dari kisah dari seseorang yang ada di hidup saya. Dia sudah tidak bisa lagi komunikasi dengan orang yang ia sayangi karena orang tersebut sudah tiada. Lalu muncul pertanyaan di kepala saya, bagaimana jika suatu saat nanti ada sebuah teknologi yang bisa menghubungkan kita kembali dengan mereka yang sudah tiada. Walaupun tidak dengan raga seutuhnya, tidak dalam rasa seutuhnya, tapi kita memiliki kesempatannya," ungkap Umay Shahab ketika ditanya mengenai ide dasar premis cerita dari film Ketika Berhenti di Sini.

Umay Shahab banyak mengambil peran di balik layar untuk film ini

Selain berperan sebagai sutradara dan produser, Umay Shahab juga menjadi penulis ide cerita dari film ini. Bekerja sama dengan penulis skenario berpengalaman, Alim Sudio dan tim kreatif Sinemaku, Umay mengeksplorasi dan mengembangkan idenya menjadi kisah yang segar untuk film terbarunya ini.

"Saya mengeksplorasi rasa kehilangan. Karena berangkat dari premis ‘bagaimana manusia berdamai dengan kehilangan'. Tidak mudah untuk kita semua berdamai dengan kehilangan kita sendiri, bagaimana kita menghadapi semua rasa lelah kita dengan kehilangan. Jadi sebenernya lebih kepada explorasi rasa rasa itu yang saya ingin tahu lebih dalam. Saya baru kehilangan kakek saya, di mana saya tidak tahu rasa kehilangan sebelumnya. Mungkin pengalaman itu dan juga pembuatan film ini adalah proses saya dalam pencaritahuan rasa rasa tersebut. Film ini juga merupakan tabulasi dari cerita temen-temen saya yang pernah mengalami kehilangan," jelas Umay.

Prilly Latuconsina tak hanya berperan di depan layar

Prilly Latuconsina turut berbagi pengalamannya yang dalam film ini ia tak hanya berperan sebagai tokoh utama, tapi juga sebagai produser eksekutif. Menurutnya, salah satu alasan dirinya turut bergabung dengan proyek film ini adalah bukan cuma karena ia terlibat di belakang layar, tapi rasa kehilangan yang pernah ia alami menjadi alasan lainnya.

"Menjadi Produser Eksekutif film ini, aku melewati proses yang sangat seru. Mulai dari cerita ini masih menjadi gagasan, sampai ke penulisan skrip hingga pemilihan pemain. Alasan kenapa tertarik membawa cerita ini ke massa, karena aku pernah merasakan yang namanya kehilangan. Tidak mudah untuk siapapun menghadapi kehilangan. Jadi aku merasa dan juga berharap film ini bisa menjadi wadah untuk penonton merasakan apa yang ia rasa dan bisa membantu penonton menghadapi proses kehilangan," jelas Prilly.

Tokoh paling berat yang pernah Prilly mainkan dalam film

Dalam film ini, Prilly juga berperan mengambil peran utama sebagai Anindita Semesta, tokoh utama dalam film yang mengalami kehilangan mendalam dan mesti berjuang merelakan kehilangan yang ia alami.

"Saya berperan sebagai Anindita atau yang bisa dipanggil Dita. Karakter Dita cukup unik, dia orang yang tidak mudah membuka diri, dia orang yang sangat idealis dan juga punya ambisi untuk menggapai mimpinya. Dita juga sosok yang susah mengungkapkan perasaan yang dia rasa. Dia cenderung akan menyimpannya sendiri. Jadi tantangannya adalah menggambarkan perasaan Dita yang dia pendam dengan ekspresi yang minim. Di sini juga jadi belajar menahan tangis. Karena Dita bukan tipe orang yang nangisnya meledak-meledak kecuali kalau sedang sendiri. Dan aku bisa bilang ini karakter terberat yang pernah aku mainkan," ungkap Prilly.

Sinopsis Ketika Berhenti di Sini

Film Ketika Berhenti di Sini bercerita tentang Anindita Semesta (Prilly Latuconsina) bertemu dengan Ed (Bryan Domani). Pertemuan yang diawali salah paham, berujung pada perbincangan panjang dan hangat. Ed yang menggilai segala jenis riddle, meminta Dita menyelesaikan tantangan riddle darinya, dalam sebuah petualangan yang berakhir romantis. Demikianlah, dua manusia yang serupa tapi tak sama bersatu.

Empat tahun sejak pertemuan pertama mereka, Dita yang sedang merintis karier, sementara Ed sudah mapan dengan perusahaan arsitek miliknya sendiri. Dita yang masih berjuang untuk meraih impiannya, senantiasa dilanda rasa insecure, tanpa disadari, Dita selalu menuntut Ed. Walaupun Ed pasti sabar melayani Dita, akhirnya Ed mengalami kecelakaan saat diteror telepon oleh Dita. Ed meninggal. Dita terpukul dan dihinggapi rasa bersalah.

Dua tahun kemudian, Dita berusaha melupakan segalanya tentang Ed dan mencoba menjalani kehidupannya yang baru bersama Ifan, yang sekarang resmi jadi kekasihnya. Dita kini menjadi sosok pribadi yang berbeda, namun tidak ada yang bisa menghapus masa lalu. Hingga suatu saat, Dita dipertemukan kembali dengan teki-teki peninggalan Ed yang harus dipecahkan.

Hingga akhirnya riddle terakhir dari Ed mengarahkan Dita untuk memahami arti sesungguhnya kehilangan dan bagaimana melepaskannya dengan ikhlas. Tidak pernah menduga bahwa makna teka-teki tersebut, adalah untuk menyiapkan dirinya menjalani hubungan cinta yang lebih baik dengan Ifan (Refal Hady). Ifan, sosok yang senantiasa hadir untuknya dari dulu. Dita memutuskan untuk menemui Ifan dan mengajaknya kembali untuk melanjutkan hubungan mereka kembali, sebelum dia menyesal lagi di kemudian hari.

Dibintangi oleh aktor-aktris ternama Indonesia

Film Ketika Berhenti di Sini dibintangi oleh sederet aktor & aktris berbakat lintas generasi. Film ini dibintangi Prilly Latuconsina, Bryan Domani, Refal Hady, Lutesha Sadhewa, Sal Priadi, Widyawati, Cut Mini Theo, Satrya Ghozali, dan sederet nama lain yang menjanjikan.

Film ini mulai tayang di bioskop Indonesia pada 27 Juli 2023. Catat tanggalnya dan jangan sampai terlewat, ya!

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here

























© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved

Follow Us :

© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved