Siapa yang tak kenal Merry Riana? Perempuan yang dikenal lewat buku Mimpi Sejuta Dolar-nya ini memang sangat menginspirasi anak muda untuk nggak berhenti mengejar cita-citanya menjadi sosok yang sukses. Berawal dari anak muda yang menimba ilmu di Negeri Singa dengan uang dan perbekalan yang pas-pasan, kini Merry dikenal sebagai seorang motivator dengan gurita bisnisnya yang berkembang di bidang edukasi.
Melihat kesuksesan Merry saat ini, tentu banyak yang tak menyangka kalau ia pernah melewati masa susah, seperti hidup dengan uang $10 seminggu hingga makan di toilet. Berkat kerja kerasnya, kini Merry sudah sangat sukses dan bisa menginspirasi banyak orang untuk melakukan hal serupa demi kehidupannya yang lebih baik.
Beruntung Popbela bisa mewawancarai Merry Riana untuk #FutureIsFemale, kampanye sosial yang diusung Popbela di tahun 2020 ini. Popbela percaya kalau apa yang dilakukan Merry Riana bisa berdampak positif dan mengajak semua perempuan untuk nggak menyerah dengan mimpinya.
Kepada Popbela, Merry mengisahkan bagaimana ia melewati masa sulitnya, meraih kesuksesannya dan berbagi tips untuk membangun bisnisnya sendiri. Penasaran?
Kuliah di Singapura dengan Uang dan Perbekalan yang Pas-Pasan
Merry Riana tak pernah menyangka kalau ia akan melanjutkan pendidikannya di Singapura. Kerusuhan tahun 1998 di Indonesia ‘memaksanya’ untuk kuliah di sana. Tak hanya itu, bantuan pendidikan dari Pemerintah Singapura juga menjadi salah satu alasan Merry memilih kuliah di Singapura.
“Aku bukan berasal dari keluarga kaya raya, aku nggak pernah dipersiapkan untuk di luar negeri, jadi aku ke sana survive sendiri. Orangtua ngutang sana-sini dan aku harus berjuang sendiri struggle di sana dengan bahasa Inggris pas pasan, dengan uang pas-pasan, tapi justru disitulah hidup yang mengajarkan wanita tangguh,” ungkap Merry.
Saking sulitnya Merry ‘bertahan’ di Singapura, ia berusaha mengatur keuangannya sebaik mungkin. Baginya, uang sesedikit mungkin, ia usahakan agar dapat digunakan selama yang ia bisa. Salah satu cara ia berhemat adalah dengan uang $10 seminggu dan membawa bekal sederhana yang ia makan di toilet kampus.
“Aku harus puasa dan saya keliling di kampus cari makan gratisan. Bawa bekal sederhana ke kuliah dan itu membuatku minder banget. Aku cari tempat paling sepi di kampus dan di situlah aku baru makan roti tawar yang aku bawa. Aku makan di toilet karena di situ tempat yang paling sepi. Saat makan itulah aku berpikir, kenapa ya hidup aku harus seperti ini,” ungkap Merry, mengenang masa lalunya.
Memutuskan Bekerja saat Kuliah
Sadar bahwa hidupnya tak bisa seperti ini terus, Merry Riana akhirnya memutuskan untuk mencari uang tambahan dengan bekerja paruh waktu. Tak mudah baginya mendapatkan pekerjaan sebab ia tak memiliki izin bekerja di Singapura pada saat itu.
“Ketika aku mencoba mencari pekerjaan di Singapura, nggak ada satu pun yang mempekerjakan aku karena aku nggak punya izin buat kerja. Tapi nggak masalah. Aku nggak nyerah. Akhirnya ada yang mau memberiku pekerjaan. Pekerjaan aku yang pertama adalah membagikan brosur di jalan, aku kerja di toko bunga, dan di restoran dengan upah harian,” jelas Merry.
Hal ini ia lakukan sampai lulus kuliah. Ia bertekad untuk segera mendapat pekerjaan selepas lulus karena harus membayar pinjaman biaya pendidikan yang diberikan oleh Pemerintah Singapura. Ia juga bercita-cita harus kembali ke Indonesia dan menjadi orang sukses.
“Aku kuliah empat tahun terus lulus kuliah ada ikatan kerja dengan Pemerintah Singapura karena aku ke sana kan ngutang sana sini. Tapi aku dibantu diberikan pinjaman oleh Pemerintah Singapura sehingga harus aku kembalikan. Di sana aku bertekad untuk langsung dapat pekerjaan setelah lulus.”
Berbisnis dengan Modal Keberanian dan Kembali ke Indonesia
Latar pendidikan Merry Riana memang tidak relevan dengan pekerjaannya di bidang jasa finansial pada saat itu. Hal ini disebabkan karena Merry tidak sengaja ‘jatuh’ ke dunia bisnis jasa finansial. Dengan modal keberanian, waktu dan tenaga, membuatnya yakin bahwa dirinya akan sukses dan bisa mengubah kehidupannya.
“Awal bekerja, aku nggak punya modal, nggak punya keterampilan. Yang aku punya saat itu adalah keberanian, waktu, dan tenaga. Aku kerja 14 jam non stop 7 hari selama seminggu,” ungkap Merry.
Usaha tak mengkhianati hasil memang benar adanya. Satu tahun pertama setelah bekerja, ia mulai melihat hasil kerja kerasnya. Merry bisa membayar dan bahkan melunasi hutangnya.
“Di tahun pertama aku bisa bayar hutang hutangnya, mulai punya uang buat bayar sewa kantor di Singapura, merekrut staf, dan di usia 26 tahun aku dapat 1 juta dolar. Berawal dari situ akhirnya banyak orang mulai mengundang aku untuk menjadi pembicara. Termasuk orang Indonesia. Melihat latar belakangku, jadi semakin banyak perusahaan dan kampus yang mengundang aku untuk menjadi pembicara,” jelasnya.
Setelah 16 tahun tinggal di Singapura, akhirnya Merry memutuskan untuk kembali ke Indonesia pada tahun 2014. Alasannya kembali ke Tanah Air adalah karena ia menyadari bahwa hidup bukan hanya soal pencapaian, tetapi juga bagaimana bisa bermanfaat bagi orang lain. Kembali ke Indonesia, Merry mendirikan bisnis yang bergerak di bidang edukasi.
Tips Membangun Bisnis dari Merry Riana
Melihat kesuksesan Merry Riana menjadi mendirikan bisnisnya sendiri dan juga motivator tentu membuat banyak Millennial ingin melakukan hal yang sama. Untuk kamu yang ingin membangun bisnis, Merry punya tipsnya untuk kamu.
“Menjadi seorang entrepreneur itu harus bikin plan dan stop point-nya. Misalkan setahun harus gimana, harus bikin juga best naskahnya atau pun worst skenarionya. Kalau berulang terus setiap 6 bulan evaluasi itu worst scenario yang terjadi, berarti something is not right. Jangan ragu untuk berhenti sejenak, evaluasi lagi apa yang sudah dilakukan. Dari sana akan terlihat salahnya di mana.”
Membangun bisnis sendiri memang menyenangkan, terlebih jika sistem sudah stabil dan memiliki tim yang baik. Namun, yang perlu dicamkan adalah proses yang dilalui tidaklah mudah dan instan. Terlebih menjadi seorang enterpreneur dibutuhkan tanggung jawab yang besar dan kemampuan untuk bisa mengatur segala hal.
“Bisnis terasa enak mungkin kalau sudah berjalan dan sudah ada sistem, serta sudah ada tim yang mengelola. Kalau di awal susah karena harus effort kan. Aku selalu bilang CEO itu chieve everything officer, kamu juga harus punya willingness, harus bisa ngurus segalanya.”
Terakhir, bukan hanya untuk calon enterpreneur, siapapun juga bisa sukses asalkan nggak mementingkan gengsi. Menurut Merry, gengsi adalah salah satu faktor yang menghambat kesuksesan.
“Aku ingin bilang kalau kamu belum bisa melakukan hal besar, lakukan hal yang kecil dulu dengan jiwa yang besar. Nggak perlu gengsi, jangan peduli kata orang, karena gengsi nggak pernah bawa kita sukses. Memang kadang di awal itu nggak bisa dibayangkan, dari situ muncul pintu berikutnya. Dream big, start small, move fast.”
Bagaimana Bela, siap mencapai mimpimu dan sukses dengan passion-mu?
Kepada Popbela, Merry Riana masih bercerita banyak tentang bagaimana jatuh bangunnya mendirikan bisnis hingga menjadi sosok inspiratif seperti saat ini. Semuanya bisa kamu dengar secara lengkap di Popbela.com Podcast yang bisa kamu temukan di Spotify. Atau kamu bisa dengarkan dengan mengklik tautan berikut ini: Popbela.com Podcast.
Photo Credits
Merry Riana
Photographer: Nurulita
Fashion Editor: Michael Richards
Stylist: Ivan Teguh Santoso
Assistant Stylist: Dewi
Makeup Artist & Hair Stylist: Ranggi Pratiwi
Wardrobe: dress ESMOD