Nama Didi Kempot mulai terdengar kembali dan menjadi idola para millennial sejak tahun 2019 lalu. Lagu-lagu patah hatinya, meskipun berbahasa Jawa, langsung menjadi favorit karena dirasa bisa mewakili perasaan Sobat Ambyar (sebutan untuk para penggemar Didi Kempot).
Hampir 30 tahun Didi Kempot berkarya di industri musik Tanah Air, khususnya pada genre musik campur sari. Selama hampir 30 tahun itu pula, nama Didi Kempot hampir nggak pernah meredup. Justru namanya kian bersinar sampai hari ini. Sehingga, ketika ia meninggal dunia di usia 53 tahun, masyarakat Indonesia begitu berduka.
Bagaimana perjalanan karier Didi Kempot dari awal merintis hingga kepergiannya? Simak berikut ini, ya.
1. Didi Kempot memulai kariernya di dunia musik pada tahun 1984. Saat itu ia menjadi pengamen jalanan di daerah Solo, Jawa Tengah selama tiga tahun
2. Tahun 1987, Didi Kempot nekat datang ke Jakarta untuk menjadi pengamen. Menurut kabar, Didi Kempot pernah terlihat mengamen di kawasan Slipi, Palmerah dan Senen
3. Dua tahun berselang, Didi Kempot mencoba rekaman dan menitipkan hasil rekamannya ke beberapa label musik. Setelah menerima banyak penolakan, label musik Musica Studio tertarik dan menawarkan kontrak rekaman kepada Didi Kempot
4. Pada 1989 album pertama Didi Kempot rilis dengan single andalan berjudul 'Cidro' yang masih hits sampai saat ini
5. Nama Didi Kempot kian melejit. Ia bahkan sukses menggelar show di Amerika Selatan, tepatnya di Suriname pada tahun 1993. Cidro menjadi lagu miliknya yang paling populer pada saat itu
6. Kariernya yang juga tembus hingga Eropa, tak berhenti sampai di sana. Tahun 1996 Didi Kempot berkesempatan rekaman di salah satu studio di Rotterdam, Belanda. Lagu yang ia garap dan rekam di Belanda berjudul 'Layang Kangen'
7. Semakin produktif, Didi Kempot makin sering merilis lagu miliknya. Pada awal tahun 2000-an, Didi merilis lagu 'Stasiun Balapan' yang masih hits sampai sekarang
8. Namanya kian tenar di kalangan pencinta lagu campur sari. Namun hal tersebut nggak membuatnya sombong. Ia tetap rendah hati. Hal ini terbukti dengan seringnya mengajak penonton ke atas panggung dan nggak segan menyapa penggemarnya di sela-sela waktu luangnya
9. Tahun 2019, Didi Kempot juga berhasil menyita perhatian lintas generasi, termasuk millennial dan Gen Z. Terbukti pada Synchronized Festival 2019, panggung Didi Kempot sangat padat anak muda yang turut bernyanyi dan bergoyang.
10. Sebagai apresiasi terhadap lagu-lagunya, para penggemar pun akhirnya memberi julukan The Godfather of Broken Heart kepada Didi Kempot dan memanggil Didi Kempot dengan sebutan Lord Didi, karena lagunya yang berhasil membuat ambyar siapapun yang mendengarnya
Perjuangan panjang Didi Kempot dari awal meniti karier terbayar dengan banyaknya penggemar dan lagu-lagunya yang selalu hits. Selamat jalan Lord Didi Kempot, karya-karyamu akan selalu dikenang.