Setiap tanggal 1 Juni Indonesia memperingati Hari Lahirnya Pancasila. Banyak hal dilakukan untuk mengenang hari kelahiran dasar negara Indonesia tersebut. Salah satunya dengan merilis film yang bertujuan agar kita semakin kenal dengan Pancasila.
Di tahun 2018 ini, bertepatan dengan Hari Lahirnya Pancasila, film Lima akan dirilis dan ditayangkan di bioskop di seluruh Indonesia. Film yang mengangkat permasalahan yang sedang terjadi di Indonesia ini dinilai dapat memberikan edukasi positif terkait nilai-nilai Pancasila.
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut lima fakta dari film Lima yang harus kamu tahu.
1. Dibuat oleh 5 sutradara
Film berjudul Lima dibuat dengan pemikiran yang cukup matang. Dinamakan Lima karena diambil dari butir-butir Pancasila yang berjumlah 5. Selain itu, film ini juga disutradarai oleh lima orang sineas, yakni Shalahuddin Siregar, Tika Pramesti, Lola Amaria, Harvan Agustriansyah dan Adrianto Dewo.
2. Mengangkat perbedaan budaya
Indonesia terdiri atas berbagai suku, bangsa, dan agama. Nggak heran, perbedaan sangat terasa di tengah-tengah kehidupan masyarakatnya. Begitu pun dengan kisah yang diangkat dalam film ini, Bela. Mengangkat kisah seorang perempuan yang diperankan oleh Prisia Nasution. Dalam film tersebut, Prisia merupakan seorang anak dari hasil perkawinan beda agama. Sang ibu menganut agama Islam dan ayahnya beragama Kristen. Adik-adiknya pun memiliki agama yang berbeda pula.
Setting sosial berupa pernikahan berbeda agama ini menjadi masalah yang sering kita temui di Indonesia. Meski terkadang menimbulkan pro dan kontra, pernikahan beda agama bukan hal baru yang terjadi di sekitar kita.
3. Mengkritisi masalah pengangguran
Bukan hanya perbedaan budaya, masalah sosial lain yang diangkat dalam film ini adalah masalah pengangguran di Indonesia. Meski telah lulus dan mengecap pendidikan tinggi, namun untuk mendapatkan pekerjaan saat ini tidaklah mudah. Film Lima pun mengkritisi masalah tersebut lewat cara yang lebih mudah diterima.
4. Isu terbaru masalah di Indonesia
Asian Games, pribumi-nonpribumi, dan akhlak menjadi topik selanjutnya yang dibahas dalam film ini, Bela. Seolah memanfaatkan momen dan mengangkat isu yang sedang hangat diperbincangkan, Lima mencoba melihat isu tersebut dari sudut pandang yang lain.
5. Batal lulus sensor 13 tahun ke atas
Awalnya film Lima diperuntukkan bagi usia 13 tahun ke atas. Namun, Lembaga Sensor Film alias LSF merivisi keputusan tersebut dan menggantinya menjadi 17 tahun ke atas. Sayangnya, LSF nggak memberikan alasan mengapa film Lima diubah menjadi untuk 17 tahun ke atas.