Seiring dengan berjalannya waktu, maka semakin banyak pula genre film yang bermunculan. Bahkan, saking kreatifnya, ada pula yang menggabungkan dua genre film menjadi satu. Salah satu genre film yang mungkin asing di telinga namun menjadi favorit banyak orang adalah genre distopia.
Distopia atau yang dalam bahasa Yunani disebut juga cacotopia atau anti-utopia ini memiliki arti komunitas khayalan atau masyarakat yang tidak diinginkan dan menakutkan. Masyarakat dengan gambaran seperti ini biasanya terjadi di masa depan, di mana teknologi sudah sangat semakin canggih.
Film-film dengan genre distopia ditandai dengan pemerintahan yang kejam serta pembagian masyarakat menjadi beberapa kelas atau kelompok tertentu untuk menghindari pemberontakan. Biasanya karakter utama dari film dengan genre distopia ini memiliki kekuatan menguasai berbagai kelompok tersebut atau mereka yang paling berani mendobrak peraturan dan memulai pemberontakan untuk mengakhiri sistem pemerintahan yang nggak adil.
Kalau kamu perhatikan, saat ini sudah banyak film bergenre distopia yang tayang di bioskop dan beberapa di antaranya bahkan masuk ke dalam jajaran film-film box office. Film-film distopia yang telah tayang tersebut kebanyakan memiliki jalan cerita dan konsep yang mirip. Apa saja film distopia yang memiliki jalan cerita yang sama?
1. The Darkest Minds
Film yang baru saja tayang pada 15 Agustus 2018 ini mengambil setting lokasi di Amerika Serikat. The Darkest Minds bercerita tentang anak-anak di Amerika Serikat yang tiba-tiba memiliki kekuatan super dan dianggap membahayakan. Kekuatan super tersebut terbagi menjadi lima kategori yang dikelompokkan dengan menggunakan warna. Hijau merupakan kelompok anak-anak yang cerdas dan punya daya ingat yang kuat. Biru merupakan kelompok yang memiliki kemampuan telekinetik, yakni dapat memindahkan benda tanpa harus menyentuhnya. Emas merupakan kelompok anak-anak yang bisa mengendalikan listrik. Merah adalah kelompok anak-anak dengan kekuatan bisa menyemburkan api. Terakhir ada oranye, yang dapat mengendalikan pikiran.
Film yang diangkat dari novel berjudul sama karya Alexandra Bracken ini dibintangi oleh Amandla Stenberg, Harris Dickinson, Mandy Moore, dan Gwendoline Christie. Di Indonesia, film ini telah melakukan promosi yang cukup besar. Sayangnya, The Darkest Minds hanya mendapat rating 5.5/10 di situs IMDB.com. Mungkin alasan film ini mendapat rating rendah adalah miripnya The Darkest Minds dengan film-film bergenre serupa seperti Divergent dan The Hunger Games yang mengelompokkan anak-anak sesuai bakat.
2. Divergent
Film bergenre distopia selanjutnya adalah Divergent. Film yang terbagi menjadi tiga bagian ini diadaptasi dari novel berjudul sama karya Veronica Roth yang terbit di tahun 2011. Sama seperti The Darkest Minds, dalam film Divergent juga ada pembagian kelompok berdasarkan bakat yang dimilikinya. Pembagian kelompok ini dilakukan saat orang-orang beranjak remaja melalui serangkaian tes dengan memasuki alam pikiran. Film yang mengambil setting di Kota Chicago di masa depan ini membagi masyarakatnya dalam lima kelompok, yakni Abnegation kelompok orang-orang yang ramah dan suka membantu, Amity kelompok orang-orang yang menyukai kedamaian dan ketenangan, Candor kelompok orang-orang yang jujur, Dauntless kelompok orang-orang yang nggak punya rasa takut, dan Erudite kelompok orang-orang yang pintar.
Film yang dibintangi oleh Shailene Woodley, Theo James, Ashley Judd, Jai Courtney, Ray Stevenson, dan Zoë Kravitz ini mendapat rating sedikit lebih tinggi dari The Darkest Minds, yakni 6.7/10. Meski nggak mendapatkan rating terlalu tinggi, Divergent mengantongi keuntungan bersih tiga kali lebih besar dari biaya produksinya, yakni sebesar $289 juta.
3. The Hunger Games
The Hunger Games bercerita tentang sebuah negara bernama Panem yang membagi negara tersebut menjadi 12 distrik. Pembagian tersebut berdasarkan sumber daya yang dihasilkan oleh setiap distrik. Setiap tahunnya Presiden Snow, pemimpin Panem, mengundi dua nama remaja dari setiap distrik untuk mengikuti kompetisi bertahan hidup The Hunger Games. Dalam kompetisi tersebut peraturannya hanya satu, yang terakhir hidup adalah pemenangnya. Nggak heran kalau para peserta boleh melakukan apapun untuk bisa menjadi satu-satunya peserta yang bertahan hidup, termasuk membunuh. Katniss Everdeen, diperankan oleh Jennifer Lawrence, mendapat banyak sorotan saat mengikuti The Hunger Games karena ia dinilai berani dan menjadi simbol pemberontakan rakyat Panem.
Film yang rilis di tahun 2012 ini diangkat dari novel berjudul sama karya Suzanne Collins. Bukan hanya menulis, Collins juga terlibat langsung dalam proses pembuatan filmnya dengan menjadi sutradara dalam film tersebut. Pada awal rilisnya, The Hunger Games sempat menuai kontroversi lantaran isu rasis dan body shaming yang diangkatnya di awal film. Film ini menempatkan orang kulit hitam dan Asia sebagai penduduk yang miskin dan serba kekurangan. Namun, dikutip dari Fox, Collins memberi pernyataan bahwa ia sama sekali nggak bermaksud menyinggung soal sara. Bahkan dalam bukunya, Collins sama sekali nggak memberikan detail fisik yang spesifik, seperti warna kulit dan ras para karakternya.