Saya tidak pernah menyangka akan menyaksikan kembali aksi panggung secara langsung dari musisi asal Halifax, Inggris, Ed Sheeran. Pada tahun 2019 lalu saya mendapat kesempatan untuk menikmati penampilan perdana Ed Sheeran di Jakarta dengan konser bertajuk Ed Sheeran Live in Jakarta. Hampir lima tahun berlalu, Ed Sheeran kembali menyambangi Jakarta.
Karena hadir secara langsung ke pertunjukan panggungnya, mau tak mau saya sedikit membandingkan konser tahun ini dengan yang sebelumnya. Dari segi pengalaman dan kapasitas penontonnya, konser ‘+-=÷x Tour 2024’ atau dibaca ‘Mathematics Tour’ ini jauh lebih memukau dan lebih besar. Penasaran? Simak pengalaman saya menonton Ed Sheeran langsung di Jakarta International Stadium, Jakarta Utara, Sabtu 2 Maret 2024 berikut ini.
Venue konser yang lebih besar
Berbicara soal konser, tentu tak lepas dari venue alias lokasi konser yang dipilih untuk berlangsungnya acara tersebut. Penggemar Ed Sheeran–termasuk saya–sempat kecewa karena venue yang awalnya berlokasi di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta Selatan itu terpaksa dipindahkan ke Jakarta International Stadium Jakarta Utara. Alasannya, Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) dalam tahap persiapan untuk menyambut laga pertandingan sepak bola antara Tim Nasional Indonesia dengan Vietnam pada 24 Maret 2024 mendatang.
Sempat sedikit kecewa karena venue yang dipilih sedikit lebih jauh daripada sebelumnya, namun memilih Jakarta International Stadium (JIS) adalah pilihan yang tepat. Pasalnya, dari segi ukuran, JIS memiliki kapasitas yang lebih besar. Jika dibandingkan dengan Stadion Utama GBK yang hanya berkapasitas 77 ribu penonton, JIS mampu menampung hingga 82 ribu penonton.
Bahkan, saking luasnya, pihak promotor bisa membuat panggung melingkar 360 derajat untuk penampilan spesial Ed Sheeran. Ini adalah pengalaman konser dengan panggung berbentuk lingkaran pertama di Indonesia.
Panggung dengan desain melingkar yang memberikan pengalaman menyaksikan konser terbaik
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, panggung konser ‘Mathematics Tour’ kali ini berbeda. Jika pada tahun 2019 Ed Sheeran hanya tampil di panggung dengan desain yang bisa dilihat 180 derajat atau setengah lingkaran, di konser kali ini Ed Sheeran tampil di atas panggung berbentuk lingkaran 360 derajat.
Semua penonton dari segala sisi jadi kebagian disapa oleh pria kelahiran 17 Februari 1991 tersebut. Konsep panggung yang demikian menjadi yang pertama kali di Indonesia. Bahkan, tak hanya bentuknya yang melingkar, panggungnya pun bisa berputar 360 derajat untuk membawa Ed Sheeran menyapa setiap sisi penonton yang hadir pada malam itu.
Konser dibuka dengan penampilan romantis Calum Scott
Sudah menjadi ritual berbagai musisi dunia untuk mengajak serta musisi lainnya sebagai pembuka konser mereka. Alasannya, untuk pemanasan sebelum para penonton menikmati ‘suguhan’ penampilan utama dari sang musisi yang ditunggunya.
Jika pada tahun 2019 Ed Sheeran mengajak One Ok Rock sebagai pembuka, tahun ini Calum Scott yang mendapat kehormatan untuk menjadi penampil awal sebelum Ed Sheeran tampil. Tentu kedua musisi yang dibawa Ed Sheeran ini punya ciri masing-masing dan musikalitas yang beda banget.
One Ok Rock saat itu membuka konser dengan dentuman musik rock yang penuh semangat. Pada tahun ini, Calum Scott dengan lagu-lagu ballad-nya membuka konser dengan lebih romantis. Petang hari itu, tepat pukul 19.00 WIB sehabis hujan, Calum Scott naik ke atas panggung. Selama tiga puluh menit ia membawakan lagu-lagunya yang romantis, mulai dari “Lighthouse”, “Dancing on My Own”, hingga yang pernah viral di Indonesia, “You’re the Reason”.
Penampilan penuh energi Ed Sheeran yang sudah ditunggu penonton
Tepat pada pukul 20.20 WIB, Ed Sheeran muncul dan langsung menggebrak panggung dengan “Tides”. Kemunculannya di atas panggung disambut dengan tepuk riuh penonton yang telah hampir satu jam menunggu. Ed pun tak segan langsung memanfaatkan panggung yang bisa berputar tersebut. Sambil memainkan gitar, ia berdiri di atas lintasan berputar yang membawanya mengitari panggung tanpa harus berjalan. Tanpa jeda, ia langsung membawakan “BLOW”, “I’m A Mess” dan “Shivers”.
Penonton yang terbawa suasana pun tak segan-segan berdiri sambil bergoyang mengikuti irama musik yang mengalun. Puas dengan lagu yang bertempo cepat, Ed kemudian memilih lagu yang sedikit slow untuk menghela nafas dan memberikan penonton waktu beristirahat sejenak.
Saat lagu-lagu berirama slow dimainkan, dengan kompak para penonton menyalakan flash light dari ponsel masing-masing dan membuat malam minggu tersebut menjadi lebih romantis.
Setlist yang tak jauh berbeda dengan konser sebelumnya
Sebelum akhirnya menonton Ed Sheeran secara langsung, saya mencoba mencari setlist lagu yang kira-kira akan dibawakannya saat konser nanti. Saat melihat daftarnya, ternyata lagu yang dimainkan tak jauh berbeda dengan konser di tahun 2019.
Lagu-lagu yang dibawakan Ed dalam ‘Mathematics Tour’ memang banyak yang familiar. Mungkin karena tur tersebut juga membawa lagu dari album + (2011), × (2014), dan ÷ (2017). Namun, Ed tak lupa menyisipkan beberapa lagu dari album = (2021) dan − (2023). Seperti, "Tides", "Shivers", "Boat", dan "Eyes Closed".
Sisanya, lagu-lagu seperti “Thinking Out Loud”, “Photograph”, “I Don’t Care”, “Happier”, “Perfect”, dan “Shape of You” tentu tak asing di telinga bukan? Tak lupa, Ed juga membawakan lagu “Love Yourself” yang menjadi pamungkasnya pada malam itu.
Konser malam itu memang benar-benar memberikan pengalaman yang jauh berbeda dibanding sebelumnya. Konser Ed Sheeran kali ini memberikan pengalaman konser yang luar biasa, terlebih dengan adanya panggung 360 derajat dan dapat berputar.
Kamu sendiri sempat hadir ke konser ini, Bela?