Geram dan ingin marah, adalah emosi yang saya rasakan saat membaca begitu banyaknya kasus pelecehan seksual di lingkungan institusi pendidikan belakangan ini. Bagaimana tidak, kampus dan sekolah yang seharusnya menjadi ruang aman untuk berkembang, malah menjadi tempat yang menimbulkan trauma karena adanya predator seksual di sana.
Pesan inilah yang menjadi benang merah dari film penutup trilogi Dear Nathan, Dear Nathan Thank You Salma yang akan rilis di bioskop mulai 13 Januari 2022. Tak sekadar menghadirkan kisah romansa khas anak kuliahan, film besutan sutradara Kuntz Agus ini juga menyimpan pesan yang sangat penting. Khususnya terhadap kasus pelecehan yang belakangan marak mencuat ke publik.
Salma (Amanda Rawles) akhirnya berhasil masuk ke kampus idamannya setelah tiga tahun gagal tes. Ia sangat bahagia bisa satu kampus dengan Nathan (Jefri Nichol), meskipun berbeda jurusan.
Di kampus, Salma kaget dan baru tahu kalau ternyata Nathan menjadi salah satu mahasiswa aktivis yang kerap ikut demonstrasi dan berunjuk rasa di jalan. Salma khawatir akan keselamatan Nathan karena akhir-akhir ini unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa sering berakhir ricuh.
Tapi, kekhawatiran Salma malah dianggap lain oleh Nathan. Ia merasa harus turun ke jalan untuk membela rakyat dan sebagai bentuk solidaritas antarmahasiswa. Karena merasa tak sejalan, keduanya memutuskan untuk break sejenak sampai emosi mereka mereda kembali.
Di tengah rehatnya hubungan mereka, Salma berkenalan dengan Afkar (Ardhito Pramono), senior Salma di kampus yang juga ketua klub puisi. Bersama Afkar, Salma merasa menemukan teman perjalanan yang sefrekuensi.
Di sisi lain, Nathan harus menghadapi kenyataan bahwa salah satu sahabatnya melakukan pelecehan seksual terhadap teman sekelas mereka. Hubungan Nathan dengan sahabatnya pun renggang dan ia dianggap sebagai pengkhianat karena telah percaya terhadap korban pelecehan. Bisa nggak, ya, Nathan menyelesaikan masalah ini sekaligus memperbaiki hubungannya dengan Salma?
Kalau kamu mengikuti perjalanan film ini sejak Dear Nathan (2017) rilis, maka kamu akan melihat dengan begitu jelas bagaimana karakter Nathan dan Salma berkembang menjadi sosok yang jauh lebih dewasa di film ketiga ini. Keduanya tak lagi hanya memikirkan diri sendiri dan kisah romansanya, tapi juga lebih peka dan peduli terhadap lingkungannya.
Nathan, misalnya, tak lagi urakan seperti pada film pertamanya. Penulis novel Dear Nathan, Erisca Febriani mengembangkan karakter Nathan menjadi lebih dewasa yang peduli terhadap teman sekelasnya, tapi tetap menjadi sosok pacar yang romantis untuk Salma.
Sementara itu, Salma, juga tak lagi penuh dengan pikiran-pikiran galau seperti remaja SMA pada umumnya. Ia bisa mengubah rasa sedih dan galaunya itu menjadi inspirasinya menulis puisi yang ia gunakan untuk masuk ke klub puisi di kampus.
Secara keseluruhan, meski masih bertema remaja, tapi nggak terlalu menye-menye layaknya kisah FTV. Tapi, sudah jauh lebih berbobot dengan karakter yang kuat dan isu sosial yang diangkat.
Kehadiran Ardhito Pramono di antara kisah Salma dan Nathan memang menambah warna dari cerita ini. Selain ikut bermain, Ardhito juga menulis lagu untuk original soundtrack dari film ini. Bahkan, sepuluh bulan sebelum film Dear Nathan Thank You Salma ini rilis, soundtrack yang berjudul "Teman Perjalanan" ini sudah bisa kamu dengarkan di YouTube channel milik Ardhito.
Untuk urusan musik, Ardhito memang tak perlu diragukan lagi, Bela. Tapi, dari segi akting saya punya sedikit kritik untuk Ardhito. Setelah mencuri perhatian lewat debutnya di film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini, Ardhito memang ketagihan berakting dan mengatakan bahwa film akan menjadi medium barunya untuk berekspresi.
Sayang, menurut saya Ardhito hanya bermain aman dengan memilih peran yang nyaris serupa dengan tiga film yang sebelumnya pernah ia bintangi. Jadi, meskipun berbeda secara profesi, di film ini, Ardhito belum bisa lepas dari sosok Kale yang sudah ia bintangi tiga kali di film yang berbeda.
Terlepas dari para pemainnya, Dear Nathan Thank You Salma, mengusung pesan yang sangat berkaitan erat dengan apa yang terjadi belakangan ini. Secara lugas, film ini mengkritik bagaimana sikap institusi yang memilih menyembunyikan kasus pelecehan seksual yang terjadi di kampus hanya demi menjaga nama baik tanpa memikirkan keadaan mental korban. Bahkan, tentu tak sedikit kampus yang mengambil kebijakan dengan hasil merugikan korban dan seolah melindungi pelaku pelecehan seksual.
Secara tak langsung, film ini mendukung Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Permendikbudristek) Nomor 30 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) di Lingkungan Perguruan Tinggi agar tidak ada lagi kasus serupa di lingkungan institusi pendidikan.
Dear Nathan Thank You Salma akan tayang di bioskop mulai 13 Januari 2022. Sebelum menyaksikan filmnya, saksikan dulu trailer-nya berikut ini.