Pernah mencoba healthy food dari salah satu restoran di Jakarta bernama Burgreens Eatery, Bela? Beruntungnya hari ini Popbela bisa bertemu dan ngobrol-ngobrol bersama pendirinya, yaitu Helga Angelina di BeautyFest Asia 2018 by Popbela.com.
Bersama Popbela.com, Helga bercerita bagaimana sulitnya membangun bisnis bersama sang suami serta memberikan masukan bagaimana dirinya menhadapi kegagalan tersebut. Berikut ini kisah Helga bersama Popbela.com yang wajib kamu baca.
1. Apa sih yang kamu lakukan saat lagi nggak mood kerja?
Sebenarnya saya jarang banget nggak mau kerja. Soalnya salah satu hobi saya adalah kerja. Hehehe. Cuma mungkin kalau kadang-kadang saya capek banget atau saya harus mengerjakan pekerjaan yang bukan my favourite thing to do ya, misalnya mengerjakan finance atau audit di perusahaan, yang saya lakukan pertama adalah saya punya kesadaran bahwa itu adalah part of my responsiblity. Kita memang melakukan sesuatu yang sesuai dengan passion kita, tapi bukan berarti melakukan semua hal favorit kita. Kadang-kadang ada hal yang kita nggak suka tapi harus kita lakukan karena memang itu adalah tanggung jawab dan dibutuhkan. Jadi kesadaran itu sih pertama sebagai pemicu. Dan misalnya saya merasa nggak mood kerjanya karena capek, ya aku take a break sebentar.
2. Ada ritual khusus nggak yang kamu lakukan sebelum memulai pekerjaan?
Nggak juga sih. Saya justru sebenarnya pagi-pagi punya ritual sebelum bekerja. Jadi, misalnya saya sedang punya deadline atau sedang melakukan sesuatu yang sangat exciting gitu ya, saya bangun tidur kemudian sarapan ngopi rasanya pengen langsung kerja. Cuma, nanti nggak balance tuh. Soalnya aku bisa kerja seharian dari pagi sampai malam, lupa waktu. Jadi ya saya kadang-kadang memastikan untuk beres beres rumah segala macam itu dilakuin pagi sebelum mulai kerja.
3. Pernah nggak sih kamu berada di titik terendah? Kapan dan kenapa?
Titik terendah ya? Mungkin setiap tahun titik terendah saya temanya beda-beda. Hehehe. Saya itu seorang enterpreneur yang membangun usaha Burgreens dalam waktu empat tahun terakhir ini. Kalau grafik start up itu ada naik turunnya. Nah setiap sedang turun, saya merasa gagal dan bikin kesalahan. Saya langsung merasa wah kenapa nggak kepikiran sebelumnya. Atau merasa bodoh aja. Kok saya bisa melakukan kesalahan ini ya. Mungkin ini karena memang personality saya itu adalah tough of people dan tough of myself. Jadi saya punya standar yang sangat tinggi. Itu sih yang kadang-kadang membuat saya merasa down.
Seperti waktu awal-awal saya membangun Burgreens, itu saya merasa hampir burn out dan capek banget. Gara-gara saya ngerjain semuanya sendiri berdua sama suamiku. Jadi saya dan dia itu management sementara yang lain staff gitu. Dan pada saat itu sudah hampir mau quit. Soalnya ya gila capek banget. Saya merasa kok membangun bisnis yang sesuai passion dan berkontribusi positif terhadap lingkungan itu sulit banget. Padahal kalau saya baca kisah enterpreneur yang ada di feature itu yang sukses-sukses kan? Kita nggak pernah tahu saat mereka ada masalah, masalah tersebut bisa segini parahnya. Jadi masalah dari segala lini departemen itu seolah-olah terjadi dalam waktu yang bersamaan. Itu yang membuat saya hampir burn out. Cuma dari situ, saya jadi belajar tentang mind foolness. Jadi tentang hidup berkesadaran gitu. Untuk belajar menerima bahwa hidup itu datang dengan ups and downs. Memang kita harus meng-embrace positivity and negativity sama jagonya supaya kita nggak selalu berekspek bahwa nggak selalu positive things happen in life gitu. Jadi punya kekuatan mental untuk menerima bahwa shit happens itu adalah part of life. Dari situ sih yang membuat saya sekarang kalau sedang ada masalah itu sekarang ya biasa aja. Memang lagi fasenya nih. Lagi memang ada challenge yang harus dihadapi dan itu waktunya agak lama ya nggak apa-apa.
4. Bagaimana cara kamu untuk bangkit lagi setelah berada di titik terendah?
Pertama menurut saya kita harus punya kesadaran. Ekspektasi yang realistis tentang hidup. Nggak semua hidup itu selalu positif dan nggak ada masalah. Itu nggak mungkin. Kemudian dari situ saya selalu mikir kalau ada masalah saya mengizinkan diri saya untuk menyalahkan keadaan atau menyalahkan diri sendiri beberapa lama. Setelah itu saya harus segera mencari solusinya. Oh iya sudah terjadi, dan learning dari masalah ini tuh apa. Jadi saya harus selalu berpikir pelajaran dari hal ini atau pelajaran dari yang membuat saya down ini apa, kemudian ya udah make sure improve apa yang bisa kita improve. Sehingga nantinya nggak kejadian lagi. Sama halnya dengan melihat masalah sebagai suatu pembelajaran. Cara pandang yang seperti itu sih. Jadi ketika kita gagal kita nggak terlalu down gitu.
5. Gambarkan hidup kamu saat ini dalam tiga kata!
Berwarna. Passionate. Bahagia.
#DiversityisBeautiful #Popbela #BeautyFestAsia #IDNMedia #BFA2018