Akhir pekan lalu, begitu banyak konser yang digelar di Jakarta. Mulai dari konser KPop, hingga orkestra. Semua diselenggarakan di waktu yang hampir bersamaan. Dari semua konser yang berlokasi di Jakarta tersebut, saya berkesempatan untuk menyaksikan konser orkestra dari Jakarta Concert Orchestra yang kali ini mengambil tema 'An Anime Symphony: Overdrive'.
Orkestra dengan conductor Avip Priatna ini, membawakan lagu-lagu dari anime ikonik yang kebanyakan tayang di awal tahun 2000-an. Tentu saja saya langsung teringat akan masa kecil, masa di saat saya masih sekolah dan anime-anime ini yang menjadi tontonan saya setiap hari.
Konser yang mulai tepat waktu, teratur, dan rapi
Konser 'An Anime Symphony: Overdrive' ini bukanlah konser anime pertama yang diselenggarakan oleh Jakarta Concert Orchestra. Sebelumnya, mereka telah menggelar konser dengan tema serupa namun berbeda sub-temanya saja. Meski dibawakan oleh paduan suara yang sama, yakni Batavia Madrigal Singers, The Resonanz, dan The Resonanz Children Choir, tetap saja vibes yang dihadirkan berbeda. Sehingga, hal ini memberikan pengalaman baru lagi, walaupun penonton sudah datang ke konser sebelumnya.
Setidaknya, terdapat 21 lagu yang dibawakan pada sore hari itu plus satu lagu di encore. Lagu-lagu tersebut sangat berbeda dengan lagu yang dibawakan pada Februari 2024 lalu, tapi tetap memilih lagu-lagu populer. Seperti "Koibito ga Uchuujin Nara" dari anime Mojacko, "Doubutsuen wa Taihen da" dari anime Crayon Shin-Chan, hingga "Silhouette" dari anime Naruto: Shippuden.
Satu hal yang membuat saya takjub dengan konser ini adalah acara yang dimulai sangat tepat waktu, dan begitu teratur. Jadi, walau ada ratusan orang yang ada di sana, flow keluar masuknya begitu tertib, sehingga membuat pengalaman menonton konser menjadi sangat berkesan.
Aksi panggung yang nggak monoton, membuat konser berjalan tanpa terasa
Walaupun judulnya 'anime', kamu jangan berpikir jika konser ini terkesan kaku. Justru sebaliknya, banyak penampilan panggung yang melibatkan koreografi, sehingga tak ada kesan kaku sama sekali seperti stigma konser orkestra selama ini. Misalnya saja, pada penampilan "Doubutsuen wa Taihen da" dibawakan oleh The Resonanz Children's Choir yang menggemaskan, "Letter" dibawakan oleh Batavia Madrigal Singers dengan begitu anggun, hingga joget bareng di lagu "Bilng-Bang-Bang-Born" yang dibawakan oleh Alexandra Januarvian, Leo Pramasatya, Melky Adrian, Mitchell Wuisan.
Keseruan tak sampai situ, lagu "Silhouette" yang dibawakan oleh Batavia Madrigal Singers, "Change the World" yang juga dibawakan oleh Batavia Madrigal Singers, serta "Gurenge" yang dinyanyikan Stefani Yang membuat penonton ikut bergoyang karena penampilan mereka yang catchy dan seru.
Penghormatan kepada Akira Toriyama
Satu momen yang terlupakan dari konser ini adalah penghormatan kepada Akira Toriyama, mangaka yang menciptakan komik Dragon Ball. Akira meninggal dunia pada 1 Maret 2024 lalu dan tentu hal ini membuat sedih para pencinta komik, terutama bagi mereka yang mengikuti kisah Dragon Ball.
Untuk menghormati Akira Toriyama, satu lagu dipersembahkan khusus untuk beliau di konser kali ini. Avip Priatna, sang conductor, mengajak penonton untuk sing a long untuk menyanyikan lagu "Makafushigi Adventure" yang menjadi lagu tema Dragon Ball. Dengan semangat semua penonton membawakan lagu tersebut bersama-sama.
Kalau kamu nggak hafal, tenang saja. Sebab, di layar tim Jakarta Concert Orchestra sudah menyiapkan liriknya. Sehingga, kamu bisa mengikutinya sampai selesai.
Tanpa terasa konser ini selesai. Tentu durasi dua jam terasa kurang karena saya begitu menikmati setiap lagu yang dibawakan di konser ini. Semoga saja ada konser ini lagi di kemudian hari dan bisa memberikan pengalaman yang tak terlupakan.