Jujur saja, Bela, semenjak adanya media sosial, beberapa kegiatan kita menjadi lebih dimudahkan, bukan? Kita bisa menghubungi teman-teman yang lokasinya jauh dari kita, atau bahkan terhubung kembali dengan kawan lama yang sudah lama tidak saling berkomunikasi.
Namun, bak dua mata pisau, media sosial dan segala kecanggihan internet juga memiliki sisi negatif. Secara tak sadar, media sosial ini membuat kita merasa FOMO atau fear of missing out. Istilah ini tentu sudah sering kita dengar sehari-hari, bukan? Namun, belum banyak yang menyadari pengetian dari istilah ini. Bahkan, secara tak sadar pula, FOMO memengaruhi kesehatan mental kita, lho.
Sebenarnya apa itu FOMO dan bagaimana cara kita mengatasinya? Simak selengkapnya berikut ini.
Pengertian FOMO
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai FOMO, kita bahas terlebih dulu pengertian tentang fear of missing out ini. Secara bahasa, FOMO memiliki arti sebuah kondisi yang membuat kita takut merasa ketinggalan. Kamu yang mengalami FOMO akan merasa cemas secara berlebihan jika orang lain bersenang-senang tanpa mengikutsertakan kamu dalam situasi tersebut.
Karena rasa cemas inilah, kita akan terlalu sering membuka media sosial, bahkan di waktu-waktu yang tidak ideal sekalipun. Misalnya, saat sedang menyetir mobil, atau mengorbankan waktu istirahat hanya untuk membuka media sosial demi mengetahui hal baru apa yang kamu lewatkan di media sosial.
Lama kelamaan, perasaan ini membuat kondisi kesehatan mental kita tidak stabil. Kita akan merasa cemas berlebihan dan terlalu memikirkan orang lain di atas diri kita sendiri. Padahal, apa yang kita saksikan di media sosial belum tentu merupakan kejadian yang sebenarnya.
Sub-kategori FOMO yang perlu kita ketahui
Melansir dari Theconversation.com, kondisi FOMO bukan hanya mengacu pada rasa takut ketinggalan informasi atau momen tertentu. Lebih dari itu, FOMO memiliki sub-kategori yang lebih spesifik yang menggambarkan secara lebih detil mengenai kondisi ketakutan yang kita alami.
Apa saja sub-kategori FOMO? Berikut penjelasannya.
1. Takut kehilangan kesempatan untuk meraih popularitas
Sub-kategori FOMO yang pertama adalah takut kehilangan kesempatan untuk meraih popularitas. Karena ketakutan inilah, kita akan selalu mengikuti tren yang sedang terjadi demi popularitas. Padahal, tren tersebut belum tentu baik dan cocok untuk kita. Namun, hanya karena perasaan FOMO, kita akan mengikuti tren tersebut demi popularitas.
2. Takut kehilangan informasi berharga
Takut kehilangan informasi berharga menjadi salah satu sub-kategori FOMO selanjutnya. Secara teoritis, menurut penelitian yang dilakukan oleh Przyblylski, Murayama, DeHaan dan Gladwell pada tahun 2013, kondisi ini merupakan ketakutan akan kehilangan momen dan informasi berharga saat kita tidak dapat hadir di dalamnya. Maka dari itu, supaya kita tidak ketinggalan momen tersebut, kita akan melakukan apa saja untuk selalu memantau media sosial.
Padahal, di kehidupan nyata, tidak masalah jika orang lain mengalami dan melakukan hal penting dalam hidupnya. Kita pun juga memiliki momen berharga kita sendiri, bukan?
3. Takut dikeluarkan dari kelompok sosial
Ketakutan ini juga menjadi alasan seseorang menjadi FOMO. Tidak ikut satu kali dalam sebuah event atau sekadar hangout bersama, kita merasa ketinggalan banyak informasi. Sehingga, merasa dikucilkan dan tidak up to date dengan informasi terkini dari kelompok sosial kita.
Agar tidak merasa seperti ini, kita akan selalu berusaha mengikuti kegiatan teman-teman sekelompok, serta tidak bisa menolak ajakan mereka. Padahal, tidak semua kegiatan dan ajakan mereka wajib kita ikuti. Tak ada salahnya sesekali tidak hangout bersama. Sebab, setiap orang memiliki kehidupan mereka sendiri tanpa harus selalu bersama-sama, bukan?
4. Takut memicu reaksi negatif
Perasaan FOMO satu ini muncul jika lingkungan kita termasuk toxic. Saat kita tidak bersama mereka, kita bisa jadi salah satu topik pembicaraan atau 'gibah' teman sekelompok. Maka dari itu, kita akan selalu merasa cemas atau FOMO jika tidak bisa ikut dengan kegiatan mereka.
Kita memang tidak bisa mengontrol apa yang orang lain pikirkan tentang kita. Namun, kita bisa mengontrol diri untuk tidak terlalu memedulikan apa yang orang lain pikirkan tentang kita dan fokus dengan kondisi kesehatan diri sendiri.
Apa yang bisa kita lakukan untuk mengatasi FOMO?
Jika kamu terus merasa FOMO, maka hal ini akan berdampak buruk pada kesehatan mentalmu. Maka dari itu, kamu harus melakukan beberapa cara untuk mengatasi hal tersebut.
Melansir dari Theconversation.com, berikut ini cara mudah untuk mengatasi FOMO. Apa saja?
1. Membuat daftar prioritas pemberitahuan pesan
Salah satu cara untuk mengatasi FOMO adalah penggunaan media sosial yang efektif dan efisien. Cara pertama yang bisa kamu lakukan adalah mengatur daftar prioritas pemberitahuan pesan yang muncul di media sosial. Dengan mengatur prioritas pemberitahuan pesan ini, kamu diharapkan untuk tidak terlalu sering mengecek ponsel di jam-jam sibuk dan hanya membalas pesan yang penting saja. Kamu pun akan lebih fokus menyelesaikan pekerjaan dengan waktu seefisien mungkin.
2. Membuat filter di media sosial, mulai dari apa dan siapa yang ingin kamu lihat
Kini beberapa media sosial sudah memiliki fitur filter yang memungkinkanmu menyembunyikan topik dan akun yang tidak ingin kamu lihat. Dengan begini, kamu hanya akan melihat media sosial sesuai dengan keinginanmu saja yang mungkin bisa berdampak positif untukmu dan mengurangi risiko munculnya kecemasan yang berlebihan.
3. Batasi penggunaan media sosial
Salah satu hal yang membuat kita merasa FOMO atau overthinking adalah terlalu banyak melihat apa yang disajikan di media sosial. Padahal, seperti kita ketahui, media sosial merupakan etalase hidup seseorang yang sudah dikurasi, sehingga bisa sangat berbeda dengan kehidupan nyata.
Agar tidak terlena dan terhanyut terlalu jauh tenggelam di media sosial, batasi penggunaannya. Misalnya, hanya mengakses media sosial selama tiga jam dalam sehari.
4. Lakukan me time
Cara selanjutnya adalah melakukan me time tanpa media sosial. Kegiatan ini bisa berupa menonton serial, memanjakan diri dengan melakukan perawatan rutin, atau meditasi. Dengan begini, kita bisa menjauhkan pikiran negatif dan tentu bisa lebih produktif.
5. Buat jadwal quality time bersama keluarga atau orang terdekat
Terakhir, daripada menghabiskan waktu dengan melihat-lihat media sosial, akan lebih baik membuat jadwal quality time secara rutin bersama keluarga atau orang-orang terdekat kita. Bukan hanya membuat kita menjadi lebih dekat dengan mereka, tapi kita juga bisa mengurangi rasa cemas berlebihan.
Itulah tadi pengertian dan cara mengatasi FOMO yang bisa kita lakukan. Siap mengurangi rasa cemas berlebihanmu, Bela?