Di setiap makhluk hidup, pastinya kita melakukan ekskresi untuk menyingkirkan hal-hal yang tak penting dari tubuh. Salah satu bentuk ekskresi berupa tinja. Tentu saja, setelah mengeluarkannya, kita langsung membersihkannya agar membuat diri sendiri dan orang lain nyaman.
Sementara tinja dianggap sebagai sesuatu yang tak berharga, ternyata tinja memiliki fungsinya sendiri. Bahkan, untuk beberapa produk tinja, kamu perlu merogoh sedikit kocek untuk bisa menikmatinya. Tidak perlu jijik, inilah 8 kotoran hewan dan manusia paling mahal di dunia!
1. Ambergris
Pada 2016, tiga nelayan dari Oman bak ketiban durian runtuh. Dilaporkan oleh Times of Oman, ketiga nelayan tersebut menemukan 80 kilogram ambergris di pesisir Qurayat. Diprakirakan, ketiga nelayan Oman ini bisa mendapatkan US$3 juta (Rp43,7 miliar) dari ambergris tersebut.
Bukan sembarang kotoran, ambergris merupakan kotoran yang dihasilkan paus sperma (P. macrocephalus). Sementara paus sperma memuntahkan bagian yang tak tercerna, beberapa masuk ke pencernaan dan menjadi ambergris. Perlu diketahui, ambergris perlu waktu bertahun-tahun untuk bisa muncul, dan ini membuatnya amat langka.
Dalam bahasa Prancis Kuno, ambergris (ambre gris) berarti "ambar abu-abu", sehingga nilainya tak perlu dipertanyakan lagi. Manusia menggunakan ambergris turun-temurun untuk membuat parfum. Awalnya berbau tak sedap, namun bau ambergris berubah sehingga membuat wangi parfum bertahan lebih lama.
2. Merda d'Artista
Pada Mei 1961, seniman avant garde asal Italia, Piero Manzoni, memiliki ide aneh. Sudah bereksperimen dengan napasnya, Piero memikirkan karya seni yang terbuat dari tinja. Jadi, Piero memasukkan 30 gram tinjanya ke 90 kaleng yang tertutup rapat dan menjualnya. Kaleng tersebut bernama "Tinnja Seniman" atau Merda d'Artista.
Dua tahun kemudian, Piero meninggal dunia. Uniknya, beberapa kaleng Merda d'Artista terjual dengan harga selangit. Pada 2016, salah satu kaleng ini bahkan dijual dengan harga €275.000 (lebih dari Rp4,2 miliar), harga tertinggi sejauh ini untuk kaleng berisi tinja Piero!
Rekan kerja Piero, Agostino Bonalumi, mengatakan bahwa sebenarnya kaleng tersebut tak berisi tinja, melainkan plester. Lalu, mengapa disebut tinja? Piero mengatakan sebelum wafatnya bahwa ia ingin membuktikan aspek "seni" Merda d'Artista akan tetap menarik hati para kolektor.
Apakah benar begitu? Agostino menantang para pembeli membuka kaleng Merda d'Artista untuk membuktikan hal tersebut. Namun, tak ada yang ingin membuka kaleng karena takut harganya turun drastis.
3. Luwak
Bukan rahasia kalau kopi luwak (P. hermaphroditus) salah satu kopi termahal di dunia. Asli dari Asia Tenggara (terutama Indonesia dan Filipina), kopi luwak diproduksi dari biji kopi yang terdapat dari kotoran luwak. Tidak main-main, satu kilogram biji kopi luwak liar bisa dijual seharga US$1.300 (Rp19 juta).
Meski menghasilkan miliaran, luwak ternyata dirawat dengan kondisi yang menyedihkan. Menurut laporan PETA, luwak ditempatkan di kandang-kandang yang sempit sehingga tak jarang para luwak melukai diri mereka sendiri. Selain itu, mereka hanya diberi makan buah kopi, sementara mereka seharusnya mengonsumsi variasi makanan.
4. Gajah
Jika kopi luwak sudah biasa didengar, bagaimana dengan kopi gajah (Elephantidae)? Tidak salah dengar, kopi ini bernama Black Ivory dan datang dari Thailand bagian utara. Layaknya kopi luwak, Black Ivory diekstraksi dari kotoran gajah. Pada 2012, 500 gram biji Black Ivory mencapai US$500 (Rp7,3 juta).
Konon, kopi ini minim rasa pahit. Hal ini dikarenakan biji-biji kopi ini telah melewati asam lambung sang gajah. Selain itu, rasa pahit pada kopi juga berpadu dengan berbagai konsumsi sang gajah, dari tebu, hingga buah-buahan.
Selain kopi, biji kopi dari kotoran gajah ini juga diolah menjadi bir. Pada 2013, Sankt Gallen di Jepang memperkenalkan bir Un, Kono Kuro (うん、この黒). Bir ini dikatakan memiliki rasa yang pahit di awal, lalu didominasi oleh rasa manis. Meski dijual dengan harga yang tak murah, Un, Kono Kuro tetap terjual habis dalam hitungan menit.
5. Panda
Pada 2011, seorang profesor di Sichuan University di China, An Yanshi, mendaftarkan hak paten untuk prosedur di mana para peternak panda (A. melanoleuca) bisa mengolah kotoran panda menjadi teh. Digadang-gadang bisa mencegah kanker, satu kilogram teh panda ini dipatok seharga US$69.000 (lebih dari Rp1 miliar).
An mengklaim bahwa bambu bisa mencegah kanker. Sebagai makanan utama panda, hewan lucu ini hanya mencerna 30 persen bambu, dan sisanya dikeluarkan dalam bentuk tinja. Oleh karena itulah, An yakin bahwa teh ini bisa mencegah risiko kanker. Meski begitu, para ilmuwan meragukan klaim sang profesor karena tak memiliki dasar ilmiah.
6. Guano
Pada 1856, Amerika Serikat (AS) mengesahkan Guano Act, sebuah undang-undang yang memperbolehkan warga negara AS mengklaim pulau kaya guano atas nama AS. Bahkan, jika sudah di bawah Guano Act, AS berhak mencantumkan pulau tersebut sebagai salah satu wilayahnya.
Guano adalah kumpulan tinja burung laut dan kelelawar, yang digunakan sebagai pupuk karena kaya akan mineral. Pada abad ke-19, guano adalah salah satu komoditas paling berharga yang diincar dunia. Peru, sebagai salah satu pengekspor guano, untung besar karenanya.
Bahkan, pada 1864, Peru dan Spanyol pernah bersitegang karena Spanyol ingin menduduki Kepulauan Chincha, salah satu sumber guano utama di Peru. Berjalan selama dua tahun, Spanyol kalah dari Peru yang dibantu Bilivia, Chile, dan Ekuador.
7. Burung Jacu
Kembali lagi ke minuman, pernahkah kamu mendengar kopi burung jacu (Penelope)? Jika belum pernah, ini juga adalah salah satu kopi termahal di dunia berasal dari kotoran hewan. Seperti namanya, kopi ini berasal dari kotoran burung jacu yang tinggal di Brasil.
Peternak Brasil, Henrique Sloper de Araujo, adalah sosok yang menciptakan kopi ini. Awalnya adalah hama, Henrique melihat bahwa burung jacu hanya bisa membedakan kopi yang baik dan yang buruk. Selain itu, proses pencernaan burung jacu lebih cepat dan minim intervensi asam lambung atau protein hewani.
Pada 2006, Henrique merilis kopi burung jacu pertamanya. Konon, rasa kopi ini memiliki sedikit campuran rasa kacang-kacangan. Saat ini, tak sedikit pencinta kopi yang ingin menjajal kopi burung jacu. Tidak main-main, sekitar 60 kilogram kopi burung jacu bisa dipatok seharga US$3.250 (Rp47,5 juta)
8. Koprolit di Bank Lloyd
Pada 1972, para tukang bangunan Inggris menemukan fosil koprolit tinja manusia saat sedang membongkar lahan untuk membangun cabang Bank Lloyds di York. Fosil koprolit ini memiliki panjang 20 sentimeter dan lebar 5 sentimeter. Saat ini, fosil koprolit ini dipajang di Jorvik Viking Centre, York, sejak 2008.
Para sejawaran mengatakan bahwa fosil koprolit ini berasal dari abad ke-9, saat York masih ditinggali oleh bangsa Viking dan bernama Jorvik. Setelah diteliti, koprolit ini diyakini berasal dari orang yang menderita infeksi parasit, kesulitan buang air besar, dan memiliki diet yang didominasi daging serta roti.
Itulah beberapa kotoran hewan dan manusia dengan harga paling mahal di dunia. Jangan salah, ini bukan berarti kamu bisa menyimpan kotoran dengan niat agar bisa cepat kaya, lho!
Disclaimer: artikel ini sudah pernah tayang di laman IDNTimes.com dengan judul "8 Kotoran Hewan dan Manusia Termahal di Dunia, Tutup Hidung!" ditulis oleh Alfonsus Adi Putra