8 Film Indonesia Terbaik yang Dialognya Pakai Bahasa Daerah, Unik!

Bahasa daerah jadi daya tarik

8 Film Indonesia Terbaik yang Dialognya Pakai Bahasa Daerah, Unik!

Industri perfilman Indonesia selalu berkembang setiap tahunnya. Banyak film yang diproduksi anak bangsa mengangkat kekayaan daerah di Indonesia, salah satunya dari segi bahasa. Para karakter dalam film tersebut berdialog dalam bahasa daerah.

Meskipun menggunakan bahasa daerah, film-film ini sukses di pasaran, nggak hanya di negeri sendiri, melainkan juga mendapatkan penghargaan di festival internasional.

Nah, berikut ini adalah delapan film Indonesia yang dialognya berbahasa daerah, baik penuh maupun sebagian. Yuk, ditonton!

1. Yo Wis Ben - Bahasa Malang

Yo Wis Ben karya sutradara Fajar Nugros dan YouTuber kenamaan Bayu Skak menggunakan bahasa Jawa khas Malang hampir 80 persen dalam filmnya. Yo Wis Ben berkisah tentang percintaan remaja di Kota Malang yang diperankan langsung oleh Bayu. Film ini juga dibintangi oleh beberapa aktor dan aktris papan atas, seperti Cut Meyriska, Brandon Salim, Joshua Suherman, hingga Tutus Thomson.

2. Yuni - Bahasa Jawa-Serang

Yuni jadi film pertama yang menggunakan bahasa dan dialek Jawa-Serang dari awal hingga akhir. Menurut sutradara Kamila Andini, bahasa Jawa-Serang masih jarang dipakai oleh masyarakat Indonesia. Bahkan, sebagian besar tidak tahu atau tidak bisa membedakan bahasa Jaseng dengan bahasa Sunda atau bahasa Jawa.

Dalam belajar bahasa baru tersebut, pemeran film Yuni mengaku mendapat pelatihan intensif dari pelatih dialek dan bahasa Jawa-Serang. Sang sutradara pun menyertakan pelatih tersebut dalam mengambil keputusan pengambilan film. Andini mengaku, kalau sebuah adegan belum disetujui oleh sang pelatih dialek, adegan tersebut akan terus diulang. Detail banget, ya!

3. Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak - Bahasa Sumba

Film Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak juga menggunakan bahasa daerah dalam dialog filmnya. Film yang mengambil latar di Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT) ini menceritakan seorang janda yang berjuang untuk mempertahankan harga dirinya, saat harta dan harga dirinya akan dirampas.

Menggunakan bahasa daerah Sumba dalam dialognya, film ini berhasil tayang di 18 negara langsung, juga di ajang festival film internasional, seperti Festival Film Cannes 2017.

4. Siti - Bahasa Jawa

Siti menceritakan kisah perempuan asli Yogyakarta penjual peyek jingking di Pantai Parangtritis, dibintangi oleh Sekar Sari, Haydar Salishz hingga Ibnu Widodo.

Film ini nggak cuma berjaya di Indonesia, Siti  sukses di kancah internasional dengan menyabet gelar sinematografi terbaik dan naskah film terbaik untuk kategori New Asia Talent Competition dalam Festival Film International Shanghai 2015. Film ini juga mendapat gelar sebagai Best Performance dalam Singapore Film Festival ke-25, lho.

5. Uang Panai - Bahasa Bugis

Sesuai dengan judulnya, Uang Panai menceritakan uang panai atau uang mahar untuk pernikahan yang harus dibayarkan oleh pemuda Bugis. Dengan dialog yang menggunakan bahasa Bugis, film ini diperankan oleh aktor Makassar, Tumming dan Abu.

6. Liam dan Laila - Bahasa Minang

Film yang dibintangi oleh Nirina Zubir ini menggunakan bahasa Minang, lho. Film yang diangkat dari kisah nyata ini menceritakan tentang kisah cinta sepasang kekasih yang berbeda negara, budaya, hingga agama. Banyak perjuangan dan kisah haru yang terjadi untuk bisa bersatu dalam ikatan cinta suci yang sah.

7. Turah - Bahasa Tegal

Turah menggunakan bahasa daerah Tegal dan menceritakan kehidupan masyarakat Kampung Tirang di Kota Tegal yang diisolasi selama bertahun-tahun yang kemudian memunculkan berbagai masalah. 

Walau di Indonesia film Turah memang kurang begitu dikenal banyak orang, ternyata film ini cukup dikenal di luar negeri. Film Turah menang dalam penghargaan Netpac Award dan pernah tayang di 9th Bengaluru Internasional Film Festival 2017, India.

8. Ziarah - Bahasa Jawa

Ziarah mengisahkan tentang Mbah Sri yang mencari kuburan suaminya setelah ia menghilang selama puluhan tahun. Mbah Sri ingin dimakamkan di samping makam suaminya. Uniknya, Ziarah menggandeng warga lokal berusia 95 tahun untuk menjadi pemeran utama dalam film tersebut. 

Meskipun begitu, film ini berhasil mendapatkan banyak sekali penghargaan, beberapa di antaranya Film Terbaik dan Skenario Terbaik pilihan juri ASEAN International Film Festival and Awards (AIFFA) 2017. Bahkan Mbah Ponco, sang pemeran utama, juga masuk nominasi Artis Terbaik, padahal beliau nggak pernah main film sebelumnya!

Itulah 8 film terbaik yang menggunakan bahasa daerah Indonesia dalam dialognya. Karena film-film tersebut, bahasa daerah di Indonesia bisa mencapai telinga penonton internasional, bahkan populer di negara lain. Orang Indonesia juga jangan sampai ketinggalan nonton, ya!

Disclaimer: artikel ini sudah pernah tayang di laman IDNTimes.com dengan judul "8 Film Indonesia Terbaik yang Dialognya Pakai Bahasa Daerah, Unik!" ditulis oleh Maria Helen Oktavia

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here

























© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved

Follow Us :

© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved