Saat Syahrini berganti pakaian di belakang panggung di tengah konser Journey of Syahrini #10TahunJambulKhatulistiwa di Ciputra Artpreneur, Jakarta Selatan tadi malam (21/9), tirai panggung berwarna merah perlahan menutup. Tidak lama sosok jurnalis senior, Najwa Shihab muncul di bawah sorotan lampu ditemani dengan standing microphone di hadapannya.
Terkenal dengan sosok serius, Najwa tampil sedikit berbeda malam itu. Meski tetap dengan gaya berbicaranya yang lugas, di hadapan ratusan penonton ia memaparkan dengan serius hasil risetnya tentang sosok Princess Syahrini. Meskipun sesekali menyindir soal politik di atas panggung, Najwa berhasil membuat penonton tertawa dengan riset kecil yang dibuatnya tersebut.
Sembari mengenang masa lalunya ketika pertama kali mewawancarai Syahrini bersama dengan Basuki Tjahaja Purnama dan Raditya Dika, Najwa memberitahu penonton bahwa ia bisa mengambil tiga pelajaran kehidupan penting dari sosok Syahrini.
1. Klaim diri sendiri sebagai princess
Najwa membuka hasil risetnya malam itu tentang bagaimana seseorang bisa mendapatkan gelar Princess. Pertama, harus menjadi anak dan keturunan seorang raja. Kedua, gaetlah hati seorang pangeran. “Kedua syarat tersebut butuh campur tangan takdir. Kalau dua syarat itu nggak bisa kita capai, cuek saja klaim diri sendiri sebagai Princess dengan modal tebal muka dan kengototan,” kata Najwa.
Najwa sendiri salut dengan kepercayaan diri Syahrini yang tinggi bak ratu sejagat. Karena kepercayaan dirinya tersebut, sesuatu yang remeh bisa terlihat cetar membahana di tangan Syahrini.
2. Buat tren sendiri dari hal-hal kecil
Pelajaran hidup kedua yang Najwa ambil dari sosok Syahrini adalah ia berhasil membuat tren dari sesuatu yang kecil dan dianggap remeh. Misalnya jambul yang hingga saat ini menjadi gaya khas perempuan asal Bogor tersebut. Syahrini berhasil membuat jambul lebih bermartabat dan menyamakan kedudukannya dengan mahkota.
Selain itu, kata-kata yang sering diucapkan Syahrini selalu menjadi viral dan diikuti oleh semua orang. Misalnya kata-kata sesuatu, alhamdulillah ya, yaa khaan, manjaaah, cetar membahana, dan maju mundur cantik. Tanpa sadar, kamu pasti sering menyisipkan kata-kata tersebut ke dalam percakapanmu. Ya khaan?
3. Pamerkan apa yang kamu punya
Terakhir yang membuat Najwa salut dengan Syahrini adalah kemampuan pamer yang dimiliki oleh perempuan asal Bogor tersebut. Pamer yang tadinya memiliki konotasi negatif, diubah oleh Syahrini menjadi sesuatu yang menggemaskan dan sebagai pendongkrak popularitasnya. “Kalau orang lain yang pamer mungkin kita akan sebal melihatnya. Tapi, kalau Syahrini berbeda. Pamer yang ia tunjukkan jadi sebuah perilaku yang wajar, bahkan lucu,” kata Najwa.
Kalau menurut kamu, apa pelajaran hidup yang bisa kamu ambil dari sosok Syahrini?