Usia belasan hingga awal dua puluhan adalah masa keemasan kita. Di titik tersebut, kita disibukkan dengan sekolah dan kuliah. Di usia itu kita juga sedang asyik-asyiknya mencari teman. Nggak heran kalau kita punya banyak teman dari berbagai latar belakang.
Namun, sadar nggak sih? Semakin menua, jumlah teman kita semakin berkurang. Kita hanya akan berinteraksi dengan teman yang itu-itu saja. Apakah benar? Simak yuk penjelasan ilmiah di baliknya!
1. Jumlah teman semakin berkurang setelah memasuki usia 25 tahun
Kita mungkin merasa bangga dengan banyaknya teman yang kita miliki saat ini. Namun, perubahan akan terjadi setelah memasuki usia 25 tahun. Hal ini berdasarkan penelitian yang dipublikasikan di The Royal Society Publishing. Temuan menunjukkan bahwa terdapat penurunan jumlah teman setelah usia 25 tahun dan laki-laki mengalami kehilangan teman lebih cepat dari perempuan.
Penjelasannya adalah di usia 25 tahun, kita tak hanya disibukkan dengan bekerja, tetapi juga banyak yang memasuki fase pernikahan di usia ini. Karena terlalu fokus mengurus keluarga, membuat kita kekurangan waktu untuk berkumpul dan berinteraksi dengan teman seperti masih lajang seperti dahulu.
2. Jumlah teman terbanyak terjadi pada masa sekolah dan kuliah
Kita bisa jadi seorang murid yang populer waktu sekolah atau kuliah. Hal ini wajar dan bisa dijelaskan secara ilmiah.
"Ketika berada di sekolah atau perguruan tinggi, kita lebih mudah untuk berteman karena kita dikelilingi oleh sekelompok orang dengan minat yang sama," ungkap dr. Suzana E. Flores, psikolog klinis, seperti yang dituturkan dalam laman Bustle.
Namun, seiring bertambahnya usia dan larut dalam kesibukan bekerja, penurunan teman mulai terjadi. Semakin dewasa, kita akan lebih memprioritaskan orang-orang tertentu sebagai teman. Kita akan bertemu dan berinteraksi dengan orang yang itu-itu saja karena kita lebih mempercayai mereka dibanding yang lain.
3. Berapa jumlah teman yang kita hubungi setiap bulan?
Lebih lanjut, laman Bustle menunjukkan jumlah teman yang kita hubungi setiap bulan. Perempuan berusia 25 tahun rata-rata menghubungi 17,5 orang per bulan, sementara laki-laki menghubungi 19 orang. Perlu diingat, bahwa ini merupakan menghubungi teman di dunia nyata, bukan secara online, ya!
Penurunan ini terus berlanjut hingga tahun-tahun berikutnya.
"Orang akan fokus pada hubungan tertentu dan mempertahankan hubungan itu," tegas Kunal Bhattacharya, peneliti di Aalto University, Finlandia.
Jumlah teman akan terus menyusut, namun teman-teman yang tersisa akan bertahan hingga usia tua.
4. Hubungan romantis akan memberikan jarak antar teman
Kamu punya sahabat yang dekat banget dari zaman sekolah. Kalian berdua pun betah menjomblo bersama. Namun, segalanya berubah semenjak dia punya pacar. Sekarang, dia ke mana-mana selalu dengan kekasihnya, bukan denganmu. Ugh, sedih!
Tenang, kamu gak kehilangan sahabat. Kamu hanya kehilangan waktu berdua dengannya, intensitas pertemuan dan interaksi kalian pun menurun.
"Begitu seseorang memiliki pasangan, secara alami mereka akan lebih memusatkan perhatian pada pasangan dan lebih sedikit pada teman," ungkap dr. Suzana E. Flores pada laman Bustle.
Hal ini karena komitmen dengan pasangan akan menjadi prioritas utama dan akan terjadi secara natural pada manusia.
5. Jumlah teman akan semakin berkurang ketika kita memutuskan pindah ke tempat baru
Memutuskan hidup sebagai perantau di kota baru memang terasa asing. Apalagi, kita harus meninggalkan keluarga dan teman-teman di kota asal.
Sadar atau nggak, jumlah teman kita akan menyusut ketika kita memutuskan berpindah tempat tinggal. Meskipun kamu sudah berupaya semaksimal mungkin untuk tetap menjalin hubungan lewat perantara digital, tetap saja ada perubahan yang terjadi.
Ketika pindah, kita akan cenderung fokus pada beberapa orang terpilih untuk dijadikan teman, dibanding mencari teman sebanyak-banyaknya, jelas laman Bustle. Tetap menjalin kontak dengan kawan lama melalui telepon bisa dilakukan demi menjaga pertemanan. Namun, hal ini perlu usaha ekstra, karena kita semua memiliki kesibukan masing-masing di kota asal.
6. Kita mulai memutus pertemanan dengan orang yang toxic
Seiring bertambahnya usia, kita akan mengerti mana teman yang baik dan mana yang toxic. Arti toxic di sini beragam, bisa jadi ia adalah teman yang suka menuntut, mengontrol kita, memanipulasi, bermuka dua, tak memedulikan perasaan kita atau hanya memanfaatkan saja. Pada satu titik, kita akan muak dan mulai menghindari mereka.
Yap, memutus pertemanan dengan sebagian orang adalah alasan mengapa jumlah teman kita berkurang. Ketika kita tak berbahagia berteman dengan mereka, mengapa kita harus tetap mempertahankan? Penelitian menunjukkan bahwa lebih baik berteman dengan sedikit orang yang mau mendukung dan mengerti kita, dibanding lebih banyak orang tetapi toxic, ungkap laman Art of Charm.
7. Kamu lebih banyak berjuang untuk mempertahankan hubungan dibanding temanmu
Pernah ngalamin situasi di mana kamu yang selalu menghubungi temanmu duluan? Atau ketika kamu lebih banyak berkorban untuk mempertahankan persahabatan, sementara dia tidak effort sedikit pun? Well, it's called one-sided friendship. Ini situasi di mana kita lebih banyak memberi dibanding menerima dalam pertemanan.
Jika kamu mulai merasakan ketidakseimbangan dalam pertemanan, pikir-pikir lagi untuk meneruskan berteman dengannya. Because, the equal friendship is much better. Kita perlu berada di tempat di mana ada penghargaan dan kesetaraan dalam pertemanan.
"Bertemanlah dengan mereka yang memberi sebanyak apa yang mereka terima dalam suatu hubungan," ungkap Jeffrey Sumber, psikoterapis dan penulis buku, dalam laman Bustle.
Nah, itulah alasan ilmiah di balik berkurangnya jumlah teman ketika kita beranjak dewasa. Satu hal yang perlu ditekankan, tetap jaga persahabatanmu dengan baik, ya!
Disclaimer: Artikel ini telah terbit di lama IDNTimes.com dengan judul "Ini Kata Sains, Kenapa Jumlah Teman Kita Berkurang Ketika Makin Dewasa"