Talkshow-talkshow menarik dan inspiratif selalu hadir di BeautyFest Asia, tak terkecuali di BFA Yogya 2024 ini. Di hari kedua, ada 5 sesi talkshow yang hadir untuk memberi pesan-pesan tentang kecantikan, cara menjadi content creator, hingga storytelling.
Buat kamu yang tak sempat ikut dalam talkshow tersebut, berikut Popbela rangkum beberapa pesan inspiratif dari para pembicara di BFA Yogya 2024 hari kedua. Let’s check this out!
1. Dr. Anita Ang
Dalam sesi talkshow berjudul “Glow and Protect: Sunscreen for Every Skin Type”, dokter kecantikan, Dr. Anita Ang, menjelaskan bahwa meski di dalam ruangan pun, kulit perlu sunscreen untuk menjaganya dari radiasi sinar lain yang bisa membahayakan kulit.
"Oke, ini juga lumayan banyak nih, yang bertanya, 'Dok, kalau misalnya pakai sunscreen tuh, kalau kita di luar saja atau kalau kita di dalam ruangan juga pakai sunscreen? Kalau misalnya, ini lagi mendung, nih, Dok, lagi hujan, perlu nggak pakai sunscreen?' Jawabannya tetap perlu ya, teman-teman.
Jadi, radiasi itu, bukan maksudnya adalah sinar matahari itu berbeda. Jadi, meskipun kita nggak melihat gambaran langsung wujud mataharinya, radiasi itu tetap ada. Radiasi sinar matahari itu nggak hanya radiasi sinar UVA, UVB, atau UVC saja, tapi ada blue light juga.
Di mana sebenarnya blue light ini dipancarkan bukan hanya dari matahari saja, tapi blue light bisa kita dapatkan dari cahaya yang dibuat, termasuk lampu LED, lampu pijar, dari televisi, monitor, layar komputer, layar handphone, itu ada blue light-nya.
Itu sebabnya, meski kalian di rumah saja, tapi bekerja di depan laptop, scroll TikTok di handphone tetap saja ada radiasi dari blue light tadi. Makanya, penting banget buat pakai sunscreen meskipun kalian di rumah saja," jelas dokter Anita.
Ia juga menyarankan untuk memakai sunscreen dengan minimal SPF 30 PA+++ di luar ruangan agar kulit terlindungi dari efek buruk sinar matahari yang sedang menyengat.
“Jadi, kalau kalian nggak mau kulit kalian kusam, muncul flek-flek hitam, kulit jadi muncul garis halus, atau risiko kanker, kalau kalian nggak mau dapatkan itu semua, ya harus wajib untuk pakai sunscreen.
Nah, di akhir-akhir ini karena panasnya lagi luar biasa banget, makanya disarankan tuh (pakai sunscreen) minimal yang SPF-nya tuh 30 dengan PA +++,” ungkap sang dokter.
2. Joseph Sebastian
Joseph Sebastian, founder dan CEO brand parfum lokal CARESO, membagikan beberapa pengalamannya dalam membangun bisnis parfum dalam sesi “The Sweet Smell of Success: Stories from Beauty Brand Builders”.
Ia mengatakan cara CARESO bisa begitu outstanding di tengah persaingan bisnis yang ketat ini adalah dengan menjadi unik dan memiliki identitas. Tips bagus untuk kamu yang mau mencoba membuka bisnis. Punya brand identity yang kuat bisa membuat bisnis kamu lebih dikenal dan tak akan terlupakan.
"Cara membangun identitas brand adalah don't try to be anyone else. Jangan mencoba menjadi brand lain. just stick to yourself. Sama seperti diri sendiri, kalau kamu mencoba untuk menjadi orang lain, tentu kamu akan merasa sulit dan unsustainable. Nggak bisa bertahan lama," kata Joseph.
3. Andana Kay
Andana Kay, beauty dan fashion enthusiasts, berbagi banyak ilmu dan hal menarik untuk menjadi seorang content creator di talkshow “Crafting Relatable Social Media Content to Your Audience”. Kay menjelaskan seberapa penting personal branding untuk dimiliki, serta struggling dirinya untuk menemukan personal branding yang tepat.
"Kalau buat aku personal branding itu sangat penting, ya. Mungkin karena aku dulunya awalnya di model ya, personal branding itu penting karena saat ada suatu brand yang ingin bekerja sama dengan kita, itu biasanya lihat dulu personal brandingnya di sosmed seperti apa, katakanlah misal aku sering buat konten terkait fashion dan makeup/skincare, nanti brand lihat dan mereka mau coba endorse aku pakai baju, lebih ke itu sih, ya. Jadi, menurut aku personal branding itu sangat penting," ungkap Andana Kay.
Kay juga mengatakan kalau mau meningkatkan engagement di media sosial adalah dengan interaksi dengan para followers, salah satunya dengan memberikan reaksi atau mengobrol dengan mereka.
"Kalau aku, sering ngobrol di sosmed. Sama ada yang unik sih dari aku, aku suka lihat story followers aku, dan kalau ada yang lucu itu aku komen padahal kita nggak kenal," ujar Kay.
4. Erny Kurniawati
Skincare memang sangat berguna untuk kulit kita, tapi ada hal lain setelahnya yang menjadi masalah. Ya, wadahnya yang bisa menjadi masalah untuk lingkungan. Menjadi perhatian serius, brand kecantikan Avoskin pun menyerukan kampanye #LoveAvoskinLoveEarth sebagai bentuk kepedulian mereka terhadap lingkungan.
Erny Kurniawati, Brand Director Avoskin, membagikan bagaimana Avoskin mengedukasi konsumennya untuk mulai memilah sampah mulai dari meja rias dan mulai berinovasi mengatasi masalah sampah plastik melalui kemasan produk mereka.
Brand ini juga mengajak penggunanya untuk mengumpulkan dan mengembalikan wadah produk-produk mereka ke Avoskin untuk dikelola oleh pihaknya bekerja sama dengan pihak lain. Kebiasaan ini bisa membangun kesadaran kepada setiap orang untuk membentuk kebiasaan menjaga lingkungan.
"Bisa dibilang Avoskin adalah perusahaan pertama yang menjalankan program sustainability secara penuh. Dari program digital ini, kami ingin membangun kebiasaan bahwa di mana pun lokasi kamu tinggal itu bukan alasan untuk nggak menjaga lingkungan,” kata Erny Kurniawati.
5. Kalis Mardiasih
Kalis Mardiasih, penulis sekaligus Editor in Chief @akhirpekantiba, turut membagikan pesan-pesan inspiratif kepada pada pengunjung BFA Yogya 2024 tentang seni storytelling dalam sesi berjudul “Empowering Women Through the Art of Storytelling”.
Sebagai penulis, Kalis punya 3 teknik yang biasa ia terapkan pada karya miliknya. Mulai dari tujuan penulisan, target audience, sampai emosi yang mau disampaikan.
"Ada teknik yang paling penting dalam storytelling itu sebetulnya mengerti tujuan dari menulis itu apa, mengerti target audience, dan emosi apa yang ingin kamu sampaikan," jelasnya.
Menerapkan teknik tersebut, pembaca akan lebih related dengan tulisan yang dibuat, misalnya membahas topik yang sensitif, seperti kekerasan seksual.
“Gimana perempuan muda ini mulai mengenali agar mereka nggak jadi korban kekerasan sejak remaja. Karena kadang kekerasan itu baru dibicarakan ketika korbannya sudah ada dan kita ngomongin pemulihan. Padahal kalau kita ngomongnya mulai dari pencegahan, kekerasannya jadi nggak ada. Setuju?" ungkapnya.
Kalis juga memberi tips pada creator pemula yang dengan mengajak mereka untuk memupuk keyakinan bahwa ceritanya juga berharga.
"Salah satu modal yang penting adalah keyakinan bahwa 'your story matters'. Jadi, kadang temen-temen, tuh, ngerasa 'Siapa, sih, aku. Emang ada yang mau dengerin cerita aku?' kayak gitu, kan.
Atau kadang ada yang bilang 'Mba, cerita aku sebenernya banyak tapi emang menarik, ya?' Sosial media itu kan sama kayak TV, pada akhirnya Jakarta sentris juga. Kalau kita ngomong soal influencer ya itu, kan, sangat Jakarta.
Ngelihatnya konten yang oke tuh yang sangat Jakarta, sehingga kadang temen-temen kabupaten ini ngerasa storynya itu nggak se-oke itu buat audience. Padahal, semua cerita itu bermakna, berharga, dan layak didengar dan dibaca," kata Kalis. Siapa yang setuju?
Itulah pesan-pesan inspiratif dari para pembicara di talkshow hari pertama BFA Yogya 2024. Kalau kamu mau bertemu para beauty expert, influencers, hingga content creator Yogya sekaligus belanja produk kecantikan dengan harga ramah kantong, langsung saja datang ke BFA Yogya 2024 di Jogja Expo Center tanggal 31 Mei - 2 Juni 2024. See you there, Bela!