Warga Klaten dikejutkan dengan ditemukannya bulus raksasa dalam keadaan mati di sekitar terowongan kuno, yang konon buatan era penjajahan Belanda. Bulus tersebut ditemukan oleh warga Dukuh Samber, Desa Sabranglor, Kecamatan Trucuk, Kabulaten Klaten, Jawa Tengah. Warga setempat awalnya hendak membuat kolam pemancingan di area tersebut, namun dihebohkan dengan ditemukannya bulus yang berukuran raksasa di sekitar terowongan kuno.
Bulus dengan ukuran sekitar panjang 80 sentimeter, lebarnya 36 sentimeter dan berat 20 kilogram itu, merupakan bulus pertama yang ditemukan di daerah tersebut. Pejabat Kepala Desa Sabranglor, Budi Andrianto mengatakan bulus tersebut nantinya akan di pajang di tempat ditemukannya yang nantinya akan direvitalisasi menjadi pemancingan.
Lantas apa itu bulus yang kurang familiar di telinga? Berikut penjelasannya.
Ternyata adalah kura-kura punggung lunak
Kamu mungkin sudah sering mendengar tentang kura-kura atau labi-labi, bulus sendiri adalah salah satu dari spesiesnya. Binatang ini adalah kura-kura yang memiliki tulang lunak. Nama lainnya adalah Amyda cartilaginea atau Asiatic softshell turtle. Orang Madura menyebut hewan ini adalah Ketempah.
Bulus adalah labi-labi dari anggota suku Trionychidae. Disebut berpunggung lunak, karena sebagian perisainya terdiri dari tulang rawan dan tempurung punggungnya dilapisi oleh kulit tebal dan licin.
Predator yang hidup diperairan tawar yang agak dalam
Bulus diketahui menyebar luas di Asia Tenggara, seperti Burma, Thailand, Laos, Vietnam, Kamboja, Malaysia, Singapura, Brunei, hingga Indonesia. Di Indonesia, labi-labi ini didapati di Sumatra, Kalimantan, Jawa, Lombok, serta Sulawesi. Namun, di Jawa sudah jarang untuk ditemukan karena banyak diburu.
Hewan ini terutama hidup di perairan yang tenang, berarus lambat. Di sungai atau anak-anak sungai, danau, dan kolam, termasuk kolam pemeliharaan ikan. Habitat aslinya adalah di perairan yang agak dalam dan biasanya ia akan masuk ke dalam lumpur. Karena habitatnya yang sangat tertutup itu maka hewan ini jarang terekspos.
Bulus adalah hewan karnivora, mereka memangsa ikan dan hewan-hewan kecil lainnya. Tetapi, Peneliti reptil dan amfibi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Amir Hamidy mengatakan bahwa bulus dapat menjadi predator pemakan segalanya dan makanannya tidak spesifik. Mereka dapat memakan segala hewan yang ditemuinya, termasuk bangkai hewan.
Miliki beberapa jenis dan warna
Di Jawa sendiri ada tiga jenis labi-labi atau bulus, yakni, bulus bintang, bulus batu dan bulus biasa. Paling sering ditemukan adalah bulus biasa seperti yang ditemukan di Klaten tersebut.
Bulus dapat hidup mencapai diameter punggung 100 cm, meskipun umumnya hanya hingga 60 cm saja. Kepala membulat, dengan mata kecil dan lubang hidung yang terletak di ujung belalai yang kecil dan pendek.
Perisai atau tempurungnya relatif membundar, tertutupi oleh kulit tebal yang lunak dan licin, dengan bintil-bintil dan lipatan rendah memanjang yang halus dan terputus-putus. Lehernya panjang, sehingga kepalanya dapat menjangkau sekurangnya setengah dari tempurungnya.
Tungkai bagian depan dan belakang diliputi selaput penuh, cakar-cakarnya sendiri kuat dan berkuku runcing terutama pada tungkai depan. Untuk warnanya bervariasi mulai dari hitam, abu-abu hingga kecokelatan.
Hewan-hewan yang muda memiliki bintik-bintik kekuningan, terang ataupun buram. Kadang-kadang terdapat 6-10 bercak bulat agak gelap bertepi putih, tersusun dalam deretan melengkung di punggungnya. Sisi bawah tubuh halus licin, berwarna keputihan.
Banyak diburu untuk dikonsumsi karena dipercaya baik untuk kesehatan
Bulus umum ditemukan di daerah Jawa, Sumatra dan Kalimantan. Terlebih di daerah Sumatera dan Kalimantan, bulus mungkin saja ditemukan dengan berukuran jumbo. Tetapi, untuk di daerah Jawa sudah cukup jarang karena banyak yang memburunya.
Daging bulus banyak dicari untuk dimakan karena dipercaya memiliki kolagen yang bagus untuk kesehatan. Orang Tionghoa juga menyukainya dan kerap dimasak sebagai pi oh. Di Jepang sendiri, daging bulus biasa dikonsumsi dalam bentuk sup dan darahnya dicampurkan dalam minuman sake.
Daging bulus sendiri dalam kesehatan memang mengandung beberapa nutrisi, seperti kalori, lemak, kolesterol, kalsium, vitamin A, B1, B2, dan B6, serta mineral seperti fosfor dan zinc. Ada pula mitos minyak bulus bermanfaat untuk membesarkan payudara dan penis, namun hal tersebut belum terbukti secara ilmiah.
Bulus raksasa di Klaten sudah tua dan tidak produktif
Menurut LIPI, bulus raksasa yang ditemukan di Klaten adalah bulus yang sudah tua dan tidak produktif lagi. Bulus dengan ukuran sebesar itu di daerah Jawa dipastikan sudah berumur lebih dari 10 tahun. penemuaannya di terowongan juga bisa jadi karena di dekat situ ada sebuah sungai atau habitat yang cocok untuknya.
Bulus bisa jalan pada malam hari dan bila banjir dapat pindah dari satu kolam ke kolam lain. Jika di terowongan tersebut ditemukan bulus lainnya, berarti ada kemungkinan populasi lain di area tersebut. Namun, jika hanya bulus raksasa itu kemungkinan dia hanya pindahan dari lokasi lain.
Itulah penjelasan mengenai bulus, hewan labi-labi yang ditemukan di Klaten dengan berukuran raksasa.