Banjir kembali landa Jakarta dan ramai diperbincangkan. Kali ini banjir yang terjadi adalah banjir rob. Tercatat ada 15 RT di DKI Jakarta yang dilanda banjir rob, yaitu 11 RT wilayah Jakarta Utara, dan 4 RT wilayah Jakarta Barat menurut catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta.
Ketinggiannya pun mencapai 40-50 cm. Jakarta memang seringkali dilanda banjir, baik banjir karena hujan deras, banjir kiriman, hingga banjir rob. Lantas apa itu banjir rob? Berikut penjelasannya.
Pengertian banjir rob
Banjir rob secara khusus diartikan sebagai banjir yang diakibatkan oleh air laut yang menggenangi daratan yang lebih rendah, tetapi sebenarnya tidak terbatas pada banjir yang berakibat oleh air laut saja.
Banjir rob juga dapat diakibatkan oleh juga curah hujan tinggi di daratan yang menyebabkan air melambat mengalir ke laut yang hasilnya akan mengakibatkan air tertahan dalam waktu yang relatif lama di daratan pesisir pantai.
Fenomena ini juga diperparah oleh kondisi pasang naik air laut di waktu-waktu tertentu. Saat pasang, saluran air yang berhubungan dengan laut, misalnya sungai, akan ikut mengalami pasang sehingga air menyebar ke daratan. Pasang-surut air laut dipengaruhi oleh gaya gravitasi bulan dan matahari terhadap massa air laut di bumi.
Permasalahan banjir rob merupakan permasalahan serius yang dihadapi beberapa wilayah pesisir di Indonesia seperti pesisir utara Pulau Jawa, pesisir timur Sumatrra Utara, pesisir pantai Kalimantan Barat dan Selatan.
Faktor penyebab dan akibat banjir rob
Faktor utama yang mengakibatkan terjadinya banjir rob adalah kenaikan permukaan air laut, penurunan muka tanah dan abrasi pantai dalam hal ini di daratan pesisir.
Penurunan muka tanah merupakan faktor yang meningkatkan intensitas banjir rob di beberapa wilayah pesisir pantai utara Pulau Jawa terutama di DKI Jakarta, Bekasi, Karawang, Pekalongan, Semarang, Demak dan Gresik.
Banjir rob akan semakin parah dengan adanya genangan air hujan, banjir kiriman, serta banjir lokal akibat saluran drainase yang buruk. Mengutip dari kanal kebencanaan Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM), banjir rob juga dapat disebabkan oleh faktor-faktor eksternal yaitu sebagai berikut:
- Dorongan air
- Angin, atau swell (gelombang yang bergerak dengan jarak sangat jauh meninggalkan daerah pembangkitnya)
- Badai di laut
- Pencairan es kutub yang dipicu oleh pemanasan global
- Aktivitas manusia yang dapat memicu munculnya banjir rob, misalnya air tanah yang berlebihan, pengerukan alur pelayaran, hingga reklamasi pantai
Selain itu, eksploitasi lahan pesisir oleh manusia dapat menyebabkan penurunan muka air tanah yang memicu penurunan permukaan tanah dan intrusi air laut.
Beberapa akibat yang disebabkan oleh banjir rob, seperti:
- Rusaknya bangunan karena air laut bersifat korosif
- Menurunnya baku mutu air tanah dan air permukaan karena genangan air laut di daratan menyebabkan tingginya tingkat salinitas
- Kerusakan lahan tambak
- Hilangnya lahan di pesisir karena daerah pantai tenggelam sehingga tidak dapat dimanfaatkan lagi
- Abrasi bibir pantai sehingga garis pantai semakin mundur
Ke depannya, efek banjir rob diprediksi semakin besar akibat kenaikan permukaan air laut oleh pemanasan global dan penurunan permukaan tanah oleh penyedotan air tanah yang tidak terkendali.
Membuat pemecah ombak atau membuat tembok-tembok laut di sepanjang pantai adalah beberapa langkah yang bisa ditempuh untuk mengatasi banjir rob. Selain itu bisa juga dengan membuat tanggul, meninggikan lantai rumah, membuat saluran air di sekitar rumah, dan penanaman pohon bakau.
Banjir rob dan Jakarta
Daerah Khusus Ibukota Jakarta tak luput dari banjir rob, terkhusus daerah pesisir pantai atau laut seperti Jakarta Utara, Kepulauan Seribu, bahkan hingga ke Jakarta Barat. Banjir rob kerap terjadi di Jakarta kala musim hujan dan setiap tahun dengan ketinggian berbeda.
Banjir ini kadang dapat terjadi hingga 3 kali dalam setahun. Banjir rob cepat surut dan mengalir jika penanganan cepat dan tanggap. Namun, banjir rob yang terjadi mulai tahun kemarin hingga yang baru terjadi dinilai mulai berbeda.
Seperti keluhan para warga daerah Muara Baru, Jakarta Utara yang mengatakan bahwa banjir rob tahun ini lebih parah dari tahun sebelumnya, saat banjir rob November lalu. Ia juga menambahkan dalam setahun, daerahnya bisa mengalami 3 kali banjir rob.
Wakil gubernur DKI Jakarta sendiri, Ahmad Riza Patria menyebut butuh waktu lama menyelesaikan persoalan banjir rob di Ibu Kota. Bahkan, kata dia, banjir rob di Jakarta yang kerap terjadi saat musim hujan tak bisa diselesaikan dalam waktu lima tahun.
Riza mengatakan pemprov DKI Jakarta telah melakukan berbagai program untuk mengatasi dan mengendalikan banjir rob. Beberapa yang sudah dilaksanakan seperti pembuatan tanggul disekitar pantai. Itu sudah dilaksanakan secara bertahap dan memerlukan waktu untuk kerjasama.
Itulah penjelasan mengenai banjir rob dan banjir rob yang kerap melanda DKI Jakarta bahkan bisa mencapai 3 kali dalam setahun.