Kalender Islam 2022 Lengkap dengan Sejarah dan Penanggalan

Bagi umat Muslim, penting untuk mengetahui kalender Islam atau kalender Hijriah sebagai acuan untuk melaksanakan ibadah. Sebab, ibadah seperti haji, puasa, zakat, dan lain sebagainya didasarkan pada penanggalan ini. 

Sistem penanggalan Hijriah ini berdasarkan sistem kalender bulan atau qamariyah. Sementara itu, nama-nama bulan yang dipakai adalah nama bulan yang berlaku di kalangan kaum Quraisy di masa kenabian. 

Namun, belum banyak yang mengetahui tentang sejarah kalender Islam beserta penanggalannya. Oleh karena itu, Popbela.com akan membahas sekilas tentang sejarah kalender Islam, sistem penanggalannya, serta kalender Islam 2022.

Yuk, simak ulasan berikut!

Kalender Islam 2022 yang kita kenal sebagai kalender Hijriah memiliki sejarah yang panjang. Sebelum sistem penanggalan Islam ini ditetapkan, masyarakat Arab menggunakan peristiwa besar sebagai acuan tahunnya. 

Peristiwa besar tersebut di antaranya adalah tahun renovasi ka'bah, tahun fiil atau tahun gajah, dan lain sebagainya. Itulah mengapa kita mengenal tahun kelahiran Rasulullah SAW sebagai tahun gajah. 

Sistem penanggalan tersebut terus berlanjut sampai ke masa Rasulullah SAW dan masa Abu Bakar Ash-Sidiq. Namun, pada masa Khalifah Umar bin Khattab, ditetapkanlah kalender Hijriah yang kita kenal saat ini sebagai acuan penanggalan Islam. 

Dibentuknya sistem penanggalan Hijriah tersebut berawal dari banyaknya surat-surat tanpa tanggal yang diterima Abu Musa Al-Asy'ari sebagai Gubernur Basrah. Ia mengeluhkan surat tersebut melalui surat kepada Khalifah Umar bin Khattab. 

Dalam sebuah riwayat disebutkan sebagai berikut.

إنَّه يأتينا مِن أمير المؤمنين كُتبٌ، فلا نَدري على أيٍّ نعمَل، وقد قرأْنا كتابًا محلُّه شعبان، فلا ندري أهو الذي نحن فيه أم الماضي

“Telah sampai kepada kami surat-surat dari Amirul Mukminin, namun kami tidak tau apa yang harus kami perbuat terhadap surat-surat itu. Kami telah membaca salah satu surat yang dikirim di bulan Sya’ban. Kami tidak tahu apakah Sya’ban tahun ini ataukah tahun kemarin.”

Oleh karena itu, Khalifah Umar kemudian mengajak musyawarah dengan para sahabat untuk menentukan kalender penanggalan kaum Muslimin. Dalam musyawarah tersebut muncul beberapa usulan.

Akhirnya, disepakati bahwa usulan Ali bin Abi Thalib yang menggunakan peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad SAW ke kota Madinah sebagai penetapan tahun Hijriah. Hal itu berlandaskan pada firman Allah SWT dalam QS. At-Taubah ayat 108 berikut. 

لَمَسْجِدٌ أُسِّسَ عَلَى التَّقْوَىٰ مِنْ أَوَّلِ يَوْمٍ أَحَقُّ أَنْ تَقُومَ فِيه َ

Artinya: Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar takwa (masjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu salat di dalamnya. (QS. At-Taubah:108)

Kemudian, penentuan awal bulan kalender Hijriah pun juga ditetapkan. Dari musyawarah Khalifah Umar bin Khattab dan para sahabat, ditentukan sistem penanggalan kaum Muslimin yang berlaku hingga kalender Islam 2022 yang kita kenal sebagai kalender Hijriah saat ini. 

Sistem penanggalan Hijriah dengan kalender Qamariyah tersebut menghitung durasi satu tahun berdasar 12 siklus ketika bulan menampakkan hilalnya. Siklus tersebut rata-rata adalah 29 atau 30 hari. Harinya dimulai dari Ahad hingga Sabtu dan diawali dengan bulan Muharram sampai Dzulhijjah. 

Oleh karena perbedaan kalender hijriah dengan kalender Masehi, maka terdapat selisih hari antara keduanya. Adapun 12 bulan kalender Hijriah tersebut meliputi bulan Muharram, Shafar, Rabi’ul Awal, Rabi’ul Akhir, Jumadil Awal, Jumadil Akhir, Rajab, Sya’ban, Ramadhan, Syawal, Dzul Qa’dah, serta Dzulhijjah.

Kemudian, dari peristiwa penanggalan tersebut, dapat dipetik pelajaran sebagai berikut. 

1. Kalender Hijriah ditetapkan berdasarkan ijma' para sahabat Nabi
2. Sistem penanggalan yang dipakai oleh para sahabat adalah sistem penanggalan qamariyah atau bulan
3. Para sahabat menjadikan kalender Hijriah sebagai acuan penanggalan dalam urusan ibadah maupun duniawi
4. Kalender Hijriah merupakan syiar Islam. 

Itulah kalender Islam 2022 beserta sejarah singkatnya. Semoga kalender di atas bisa menjadi acuan dan penyemangat kamu untuk melaksanakan ibadah ya, Bela!