Kisah Nabi Zakaria AS, Kegigihannya Dalam Berdoa yang Patut Ditiru

Demi memperoleh keturunan

Kisah Nabi Zakaria AS, Kegigihannya Dalam Berdoa yang Patut Ditiru

Follow Popbela untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Whatsapp Channel & Google News

Nabi dan Rasul adalah utusan Allah SWT untuk menyebarkan kebaikan di muka bumi dan untuk meluruskan syari'at Rasul sebelumnya. Mempelajari dan mengamalkan kisah Nabi dan Rasul diharapkan akan menambah keimanan kita sebagai umat Islam.

Allah Ta'ala berfirman: "Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Alqur'an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman." (QS Yusuf: 111) 

Beriman kepada Nabi dan Rasul adalah satu satu rukun iman yang wajib diyakini bagi umat muslim. Jumlah Nabi dan Rasul sangatlah banyak. Namun, yang wajib kita imani adalah 25 Nabi & Rasul.

Semuanya memiliki kisah yang menginspirasi dan menjadi suri teladan bagi umat manusia. Dari ke-25 Nabi dan Rasul Popbela akan membahas salah satu Nabi yang kenal memiliki sifat paling sabar, yaitu Nabi Zakaria AS.

1. Mengenal Nabi Zakaria AS

Kisah Nabi Zakaria AS, Kegigihannya Dalam Berdoa yang Patut Ditiru

Nabi Zakaria Alaihi Salam (AS) adalah kaum Bani Israil yang hidup di Palestina dan lahir pada tahun 91 Sebelum Masehi.

Alquran tidak memberikan penjelasan tentang masa kanak-kanak atau masa muda Nabi Zakaria AS. Alquran merekam dan menceritakan kisah sejarah perjalanan Nabi Zakaria sebanyak 8 kali, di antaranya dalam Surat Al-Imran ayat 3, surat Surat Maryam ayat 19 dan ayat 2-11.

Dikutip dalam buku Kisah para Nabi, Al-Hafizh Abul Qasim bin Asakir berkata “Beliau adalah Zakariya bin Barkhiya”. Nabi Zakaraia merupakan keturunan langsung dari nabi Daud AS dan Sulaiman AS. Semasa hidupnya, Nabi Zakaria bekerja sebagai tukang kayu untuk menghidupi keluarganya.

Yang artinya, “Nabi Zakaria adalah seorang tukang kayu.” (HR Muslim 4384 dan Ibnu Majah 2141).


Ia adalah Nabi dan ulama besar di kalangan Bani Israil, dan baru diangkat menjadi Nabi oleh Allah SWT saat menginjak usia yang cukup senja, yakni 90 tahun. Nabi Zakaria AS diutus sebagai penyempurna ajaran yang diajarkan Nabi Musa AS dan diutus untuk mengembalikan akhlak Bani Israil di Palestina.

Kegiatan dakwah Nabi Zakaria dipusatkan di Bait-al Maqdis, Nabi Zakaria AS dicirikan dengan dakwahnya yang lemah lembut dan kegigihannya berdoa kepada Allah SWT.

Sama seperti dengan Nabi dan Rasul yang kerap menjumpai kesulitan, Nabi Zakaria AS juga bebepakali hal yang sama, namun beliau tetep disegani dan dihormari oleh kaum Bani Israil karena sifat dan tutur kata yang bijaksana, Bela.

2. Maryam diasuh oleh Nabi Zakaria AS

Nabi Zakaria AS secara langsung merupakan paman dari Nabi Isa AS. Hal tersebut dikarenakan Ia mempersunting Ilyasya atau Isya yang merupakan saudara perempuan dari istri Imran petinggi besar Bani Israil, yaitu Hannah. Dan, Hannah sendiri adalah ibu dari Siti Maryam, ibunda Nabi Isa AS.

Keluarga alim besar Imran dan Nabi Zakaria AS hidup berdampingan kezaliman orang Yahudi di masa itu. Suatu ketika, istri Imran keluar seraya melihat pemandangan yang ada di sekitar  Baitul Maqdis. Lantas ia pun berdoa agar Allah SWT menganugerahinya seorang anak lelaki.

Allah SWT mengabulkan doanya dan pada suatu hari ia merasa bahwa ia sedang hamil lalu kegembiraan menyelimutinya dan ia bersyukur atas itu, sehingga ia bernazar akan memberikan anak ini untuk menjadi seorang pembantu di masjid sepanjang hidupnya yang mengabdi kepada Allah SWT dan mengabdi kepada rumah-Nya yang berada di Baitul Maqdis. 

“(Ingatlah) ketika istri Imran berkata: 'Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi anak yang saleh dan berkhidmat (di Baitil Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu dariku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.'" (QS. Ali 'Imran: 35)

Lalu, tibalah saat Hannah melahirkan. Namun, bayi yang keluar dari rahimnya adalah seorang perempuan. Ketika mengetahui itu, ia tetap ingin menjalankan nazarnya. 

"Maka tatkala istri Imran melahirkan anaknya, dia pun berkata: 'Ya Tuhanku, sesungguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu, dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam. Dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau dari setan yang terkutuk.” (QS. Ali 'Imran: 36- 37)

Keinginan Hannah untuk memenuhi nazar mengalami kendala tatkala sang suami Imran meninggal sebelum Maryam lahir. Semua ulama di zaman itu dan para pembesar sangatlah ingin mendidik Maryam dan berlomba-lomba untuk mendapatkan memuliaan itu. Namun, Allah SWT telah memilih Nabi Zakaria AS sebagai pengasuh atau wali dari Maryam putri Imran. 

Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakaria pemeliharanya." (QS. Ali 'Imran: 37)  

Meski bukan merupakan anak kandung, Nabi Zakaria AS dan istri sangatlah menyayangi Maryam dan memperlakukan Maryam dengan sangat baik, apalagi saat itu keduanya mbelum juga dikaruniai anak.

Selain memberikan pendidikan, salah satu bukti kasih sayang Nabi Zakaria AS kepada Maryam ialah membuatkan tempat beribadah khusus untuk Maryam di Baitul Maqdis (sekarang yaitu Masjidil Aqsa). Ruang khusus untuk Maryam melakukan ibadah yang dibuatkan oleh Nabi Zakaria AS bernama Mihrab.

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here