Jalur Ring of Fire, Penyebab Indonesia Punya Banyak Gunung Berapi

Indonesia berada di jalur Ring of Fire

Jalur Ring of Fire, Penyebab Indonesia Punya Banyak Gunung Berapi

Gunung Semeru kembali menunjukkan tanda-tanda aktif. Terpantau pada Minggu (4/12/22) gunung berapi aktif tipe A ini mengalami 22 kali letusan setelah statusnya naik dari Siaga (Level III) menjadi Awas (Level IV) pada Minggu sejak pukul 12.00 WIB.

Melansir IDNTimes.com, kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah tenggara dan selatan. Aktivitas erupsi Gunung Semeru itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 35 mm dan durasi 0 detik.

Berdasarkan laporan tertulis petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru di Gunung Sawur, Mukdas Sofian menyebutkan pengamatan aktivitas Semeru pada periode 4 Desember 2022 pukul 12.00-18.00 WIB tercatat 22 kali gempa letusan atau erupsi dengan amplitudo 10-35 mm dan lama gempa 60-140 detik.

Peristiwa alam erupsi gunung merapi memang kerap terjadi di Indonesia, yang diikuti dengan aktivitas gempa. Jika dilihat dari posisi dan geografisnya, Indonesia merupakan negara yang termasuk bagian dari lintasan The Pacific Ring of Fire (Cincin Api Pasifik), yaitu suatu lintasan di mana terdapat deretan gunung api sehingga tidak mengherankan kalau negara yang dilewati cincin api ini sering terjadi aktivitas gempa, baik gempa tektonik maupun vulkanik.

Untuk mengetahui lebih dalam tentang Ring of Fire, yuk simak pembahasan di bawah ini, Bela!

1. Apa itu Ring of Fire?

Jalur Ring of Fire, Penyebab Indonesia Punya Banyak Gunung Berapi

Melansir, National Geographic, Ring of Fire adalah rantai gunung berapi sekitar 25.000 mil dan situs aktif seismik yang menguraikan Samudra Pasifik. Ring of Fire sendiri juga dikenal sebagai Sabuk Sirkum-Pasifik, Cincin Api melacak titik pertemuan banyak lempeng tektonik, termasuk Eurasia, Amerika Utara, Juan de Fuca, Cocos, Karibia, Nazca, Antartika, India, Australia, Filipina, dan lempeng kecil lainnya yang semuanya mengelilingi Lempeng Pasifik.

Sebenernya Ring of Fire sendiri terbentuk dari lempeng tektonik. Jika di gambar lempeng tektonik seperti potongan puzzle, lempeng-lempengan besar yang berada di dasar bumi yang menyatu. Nah, lempengan tersebut sejatinya tidak hanya berdiam diri, tetapi terus mengalami pergerakan karena berada di atas material cair perut bumi, Bela.

Pergerakannya pun beragam, seperti ada lempeng yang bertabrakan, bergerak menjauh, ataupun meluncur bersebelahan, kita mengenalnya dengan batas Divergen, Konvergen, dan Transform. 

Akibat dari pergerakan tadi akan menghasilkan palung laut dalam, letusan gunung berapi, dan pusat gempa di sepanjang batas tempat pertemuan lempeng, yang disebut garis patahan.

2. Dua pertiga dari gunung berapi dunia berada di Ring of Fire

Sabuk Sirkum-Pasifik adalah rumah bagi 75% gunung berapi dunia dan 90% gempa bumi. Sekitar 1.500 gunung berapi aktif dapat ditemukan di seluruh dunia. Banyaknya gunung berapi dan gempa bumi di sepanjang Ring of Fire disebabkan oleh banyaknya pergerakan lempeng tektonik di daerah tersebut. 

Adapun peristiwa vulkanik besar yang telah terjadi di dalam lingkup Cincin Api sejak tahun 1800 adalah letusan Gunung Tambora (1815), Gunung Krakatau (1883), Gunung Novarupta (1912), Gunung St. Helens (1980), Gunung Ruiz (1985), dan Gunung Pinatubo (1991).

3. Rumah bagi palung laut terdalam

Sebelumnya, kita sudah mengetahui adanya batas konvergen. Batas konvergen adalah kondisi lempengan yang bergerak saling mendekat, sehingga salah satu sisinya menunjam ke atas. Akibat aktivitas tersebut terciptalah sebuah bagian yang kerap kita kenal sebagai palung. Dan, ya, palung terdalam di dunia, Palung Mariana yang berada di Samudra Pasifik adalah salah satu yang terbentuk akibat aktivitas Ring of Fire.

Saat ini, Lempeng besar Pasifik bagian barat ditimpa oleh Lempeng Laut Filipina. Interaksi ini membentuk Arc Pulau Mariana. Itu juga menciptakan jurang bawah air yang menganga yang disebut Palung Mariana, Bela. 

4. Tempat gempa-gempa terbesar di dunia

Ring of Fire juga telah menjadi tempat terjadinya beberapa gempa Bumi terbesar dalam sejarah yang tercatat, seperti gempa Chili (1960), gempa Alaska (1964), gempa Chili (2010), gempa Jepang (2011), serta gempa yang memicu tsunami Samudera Hindia (2004). Hal tersebut terjadi akibat aktivitas lempeng yang saling bergesekan. 

Selain batas konvergen dan divergen yang menghasilkan gunung merapi, juga terdapat batas Transformasi. Batas Transformasi adalah kondisi ketika lempeng – lempeng bergerak saling berpapasan, menyebabkan penghancuran dan deformasi di sisi tempat mereka bergesekan.

Melansir National Geographic, batas transformasi terbentuk saat lempeng tektonik meluncur secara horizontal melewati satu sama lain. Bagian dari lempeng ini tersangkut di tempat yang disentuhnya. Stres terbentuk di area tersebut saat lempeng lainnya terus bergerak. Stres ini menyebabkan batuan pecah atau tergelincir, tiba-tiba mendorong lempeng ke depan dan menyebabkan gempa bumi. Area kerusakan atau selip ini disebut sesar.

Sebagian besar patahan Bumi dapat ditemukan di sepanjang batas transformasi di Cincin Api. Patahan San Andreas, yang membentang di sepanjang pantai barat tengah Amerika Utara, adalah salah satu patahan paling aktif di jalur Ring of Fire.

5. Gunung berapi di Ring of Fire tidak terhubung

Dikatakan sebagai rantai gunung berapi, namun kenyataannya gunung berapi yang berada di jalur Cincin Api tidak terhubung satu sama lainnya, lho. Walaupun semua gunung berapi memiliki satu sumber magma yang sama, yaitu di perut bumi.

Namun, mereka tidak memiliki ikatan satu dengan yang lain. Jadi, jika salah satu gunung erupsi, bukan berarti gunung berapi lainnya juga akan mengalami erupsi.

Selain itu, walaupun dikenal dengan sebutan cincin, bentuk dari Ring of Fire sendiri tidak seperti layaknya cincin, melainkan berbentuk seperti tapal kuda. Unik, ya? 

Demikianlah 5 fakta tentang Ring of Fire yang melintas di perut Indonesia. Memang bencana alam seperti gempa bumi maupun erupsi gunung kerap terjadi di Indonesia yang cukup membuat khawatir, namun di balik itu semua berkat adanya aktivitas vulkanik, tanah Indonesia menjadi sangat subur.

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here

























© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved

Follow Us :

© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved