Pernah nggak, sih, ketika kamu mendengar lagu baru, kamu sudah dibuat terkesan dengan intro yang dimainkan? Mungkin itu yang saya rasakan saat kali pertama dengar lagu "Shoe" - Kara Chenoa. Ketika Kara punya tujuan mengajak orang ‘tuk menari lewat lagunya berjudul "Shoe", menurut saya itu bekerja.
Pasca melepas lagu upbeat bertajuk Missus Superficial, Kara Chenoa atau akrab disapa Karchen memperkenalkan single terbarunya, "Shoe "yang sudah rilis di tanggal (01/07/2022). "Shoe" sendiri adalah track pertama dalam Asiatic.wav Vol 2 EP, yang nantinya akan berisikan karya musisi lintas genre dari negara Asia.
Sebuah lagu yang tercipta dari kerinduannya akan party di tengah pandemi kala itu. Namun, selain itu sebenarnya "Shoe" mempunyai makna tersendiri bagi Kara. Kali ini Popbela mendapatkan kesempatan berbincang dengan Kara mengenai rilisan lagu terbarunya, "Shoe". Simak terus ya, Bela.
Menarilah dan jadilah dirimu sendiri
"Shoe", sepatu adalah hal pertama yang mungkin terlintas ketika seseorang ingin menari di lantai dansa menjadi sebuah simbolik dari gerak dan menari. Di tengah perbincangan Kara dengan antusias membagikan kisah awal ia akhirnya membuat, "Shoe".
Kara menceritakan minatnya di dunia hiburan, ia suka menari ia suka bermusik. Keresahan muncul ketika ia sedang rindu-rindunya dengan suasana party, pergi klub mendengarkan alunan musik dan menari di lantai dansa dengan leluasa. Seketika muncul banyak pertanyaan kala ia memperhatikan perbedaan yang cukup signifikan terhadap orang-orang yang menari di klub Jakarta dengan klub yang ada di luar negeri. Ia merasa orang-orang yang hadir di acara-acara pesta di Jakarta masih kurang menikmati suasana.
“Soalnya aku tuh, selain kangennya itu aku juga selalu kepikiran setiap kali party kenapa ya, kok, di Indonesia apalagi di Jakarta tuh, jaim banget, kenapa sih, orang buat enjoy diri aja tuh sungkan karena takut di judge jelek,” ujar Karchen kala ditemui siang itu.
Dari keresahan dan pertanyaan-pertanyaan itulah ide tentang lirik "Shoe" akhirnya muncul. Ketika ditanya mengenai makna dari lagu itu sendiri baginya, Kara menjawab, lewat Shoe ia ingin mengajak menjadi diri sendiri dalam keadaan apapun, terus berdansa seperti yang kamu inginkan, tidak peduli siapapun yang melihatnya.
Nggak mau terkungkung genre tertentu
Terlepas dari makna lagu, ada satu pertanyaan yang muncul untuk rapper yang satu ini. sebenarnya genre musik Kara itu apa, sih? Sekilas kita memang mendengar musik di lagu "Shoe" layaknya musik R&B dan punk, tetapi Kara punya definisi tersendiri untuk menggambarkan warna musiknya tersebut.
Karchen mendefinisikan genre musiknya dengan sebutan Booty Groove, teruntuk di lagu "Shoe" sendiri yang memiliki nada-nada groovy dan super infectious, membuat lagunya layak didengarkan oleh semua orang untuk berdansa bersama.
Adapun alasan ia menciptakan genre musiknya sendiri karena menurutnya genre yang sudah ada saat ini sudah kurang relevan di tengah musik-musik modern yang kian bervariasi bentuk alirannya.
“Aku tuh, percaya kata genre di musik modern itu udah hampir kurang relevan. Ambil contoh genre hip-hop saja juga banyak campurannya, kaya ada dancehallnya, dan lain sebagainya.”
Kara sendiri pun juga nggak ingin terkotakkan oleh salah satu genre tertentu. Ia memilih mengeksplorasi semua genre dengan tidak membatasi kemungkinan-kemungkinan yang akan hadir ke depannya. Bahkan, Kara mengatakan untuk ke depannya ketika orang-orang dengar nama Karchen sudah siap dengan tampilan warna musik baru dan jangan kaget akan hal tersebut.
“Eksplorasi sih sebenarnya di musik aku, eksplorasi genre, eksplorasi diri sendiri kaya bisa nggak sih aku melewati semua tantangan berikutnya. Kaya di lagu ini bisa nggak ya aku menari, dan mencari groove aku sendiri,” ujarnya.
Menunggu waktu yang pas untuk rilis
Kala itu Karchen juga menceritakan bagaimana proses pembuatan lagu, "Shoe" ini. Ternyata lagu ini kerangkanya sudah ada sejak tahun 2020, lho. Bermula ketika ia bersama GreyBox memproduksi jingle untuk kebutuhan client dengan nada yang bisa bikin ‘joget’, dari situ Kara mencoba membuat kerangka lagu tersebut dengan didasari kerinduannya akan party dan keresahan-keresahan yang akhirnya menjadi narasi di lirik lagu "Shoe". Akunya ia jarang-jarang buat lagu yang harus rilis, tapi berbeda dengan lagu "Shoe" ini.
“ini lagu enak banget jarang-jarang aku kaya ini lagu harus dirilis. Cuma aku pengennya rilisnya pas udah bisa dimainin di depan speaker, sayang banget, aku tuh ngebayangin lagu ini harus dimainkan dj, akhirnya yaudah aku tahan,” cerita Karchen.
Sampai akhirnya ia bertemu dengan Warner Music, merilis lagu pertama "Missus Superficial", dan sinyal-sinyal di lagu kedua sampai akhirnya rilislah "Shoe". Walaupun menurut pengakuannya sempat ada drama file-file yang sudah disimpan selama 2 tahun itu hilang, lho, Bela.
Harapannya diterjemahkan dalam video musik
Selain musik, Kara juga melepas video musik yang bisa kamu lihat di Channel YouTube Kara Chenoa. Di dalam klip tersebut, Kara berperan sebagai seorang helper di sebuah sekolah tari. Ketika melihat sepatu di tengah ruangan, menariknya untuk berdansa di lantai dansa. Ditemani redupnya lampu, dan peralatan kebersihan Kara mulai menggerakan seluruh anggota tubuhnya untuk menari mengikuti alunan dan beat lagu "Shoe".
Tapi tahukah kamu? Di balik penampilan tari Kara, ternyata proses menghafal koreografinya terbilang hanya memakan waktu yang cukup singkat. Hanya 1x24 jam alias semalam saja bagi Kara untuk belajar dan menghafal tariannya.
Menurut pengakuannya, di dalam video musik yang sudah rilis itu, merupakan hasil tangkapan kamera yang keenam kalinya. Kara memang sengaja ingin menunjukan performa menarinya dikala ia sudah sangat lelah.
“Aku pengen menyadarkan bahwa dancing itu so fun cuma banyak banget yang akhirnya nggak bisa enjoy gara-gara ke limit takut dikira jelek gitu kan, aduh aku nggak bisa nari. Padahal menurut aku dance itu untuk diri sendiri.”
Popbela juga menanyakan kenapa akhirnya Kara memilih menjadi helper di dalam klip tersebut. Kara pun menjelaskan bahwa karakter yang dipilih kala itu memang sangat acak, hingga akhirnya terpikirkan seorang helper di sebuah sekolah seni tari.
“Aku tuh, pengen kasih lihat kalau orang liat sepatunya aja udah mood buat joget. Jadi helper di sini tuh, maksudnya bisa siapa aja kok yang menari, memang dipilih se random itu. Kan nggak ada hubungannya sama sekali sama sekolah tari sendiri, tapi bisa semagis itu ketika melihat sepatu.”
Itulah hasil obrolan singkat Popbela dengan penyanyi sekaligus penulis lagu Kara Chenoa tentang single terbarunya, "Shoe". Seperti katanya tadi, lewat lagunya ia ingin membuat kita menikmati dan menari bersama. Kalau kamu sudah dengar musiknya apakah sepakat lagu "Shoe" bisa membuatmu menari?