Era 2000-an memberikan gebrakan baru dalam literatur remaja Indonesia dengan munculnya sejumlah novel teenlit yang mencuri perhatian pembaca muda.
Di tengah sorotan ini, Esti Kinasih, seorang penulis produktif, mengukir namanya dengan karya-karya yang tidak hanya memikat hati remaja, tetapi juga menandai era perubahan dalam sastra anak-anak dan remaja.
Sempat menjadi buah bibir warganet yang tengah bernostalgia, berikut 5 novel teenlit karya Esti Kinasih yang kerap menemani remaja tahun 2000-an meng’halu’ bersama.
1. Jingga dan Senja (2010)
Novel pertama Esti Kinasih yang mencuri perhatian adalah Jingga dan Senja. Diterbitkan pada tahun 2010, novel ini menceritakan kisah cinta remaja yang penuh emosi, menggambarkan lika-liku percintaan yang memikat remaja kala itu.
Berkisah tentang Tari dan Ari, dua remaja yang dipertemukan oleh takdir. Selain bernama mirip, uniknya, mereka juga sama-sama lahir sewaktu matahari terbenam. Ari tipikal remaja laki-laki pembuat masalah, dengan Tari, remaja perempuan yang berani dan tentu sangat menghindari konflik.
Ari dipertemukan oleh musuh bebuyutannya, Angga yang ternyata juga menyimpan perasaan pada perempuan yang sama, yaitu Tari. Ari yang awalnya sangat cuek terhadap perempuan, kini mencoba berbagai cara untuk mengambil hati Tari. Hanya saja, Tari merasa risih karena predikat buruk yang melekat pada Ari.
2. Fairish (2004)
Sebelum Jingga dan Senja, Esti Kinasih terlebih dahulu menghadiahi remaja tahun 2000-an dengan kisah Davi dan Irish dalam novel Fairish. Davi sosok remaja laki-laki yang tampan dan populer tengah menjadi incaran para remaja perempuan di sekolah barunya.
Hari-harinya selalu dipenuhi dengan pujian dari teman-teman perempuan sehingga membuatnya cukup terganggu. Hingga suatu saat ia bertemu dengan Irish, perempuan biasa yang nggak terlalu mencolok di sekolahnya. Dengan spontan Davi meminta Irish menjadi pacar palsunya untuk menghindari dari teror para remaja perempuan.
Davi dengan percaya diri merasa tidak akan tertarik pada Irish yang notabenenya tampak biasa saja, hanya saja Davi mulai merasa terganggu ketika Irish bertemu dengan laki-laki yang menyukainya.
3. Cewek (2005)
Setahun setelah Fairish, Esti Kinasih menerbitkan teenlit bertajuk Cewek. Punya jalan cerita yang unik dan bikin gemas, novel ini berkisah tentang 3 remaja perempuan yang bergulat perasaan dengan pasangan mereka yang punya hobi naik gunung.
Langen, Fani, dan Febi berpacaran dengan cowok-cowok pecinta alam, Rei, Bima, dan Rangga di kampus mereka. Kehidupan pasangan mereka terbilang nggak terlalu harmonis, kecuali hubungan antara Febi dan Rangga yang terbilang cukup damai.
Terlebih ketika ketiga cowok ini nggak pernah mengajak pasangannya naik gunung bersama, tapi bersedia jadi bodyguard Stella yang centil dan Josephine si primadona kampus untuk mendaki gunung.
Tentu saja hal tersebut membuat mereka merasa “gerah”, dan ketiga remaja tersebut bertekad untuk sampai ke puncak gunung mendahulu para lelaki, untuk membuktikan bahwa perempuan juga bisa mencapai puncak.
4. Untuk Dia yang Terlambat Gue Temukan (2020)
Meski terbilang terbitan baru, latar dari cerita di novel ini adalah tahun 90-an, nih Bela. Esti mengajak kita melihat sudut pandang Rian, seorang remaja laki-laki yang tengah bimbang menyatakan perasaannya pada seorang perempuan yang nyaris sudah memiliki pasangan.
Novel Untuk Dia yang Terlambat Gue Temukan ini mengisahkan cinta segitiga ala anak SMA, yakni Rian, Roni, dan Rara. Yap, Rara adalah sosok yang Rian dan Roni sukai.
Di tengah ketidakjelasan hubungan Rara dan Roni, Rian mengambil kesempatan untuk menyatakan perasaanya kepada Rara lewat kotak bersampul cokelat dan selembar catatan yang bisa Rian berikan untuk Rara, sebagai ungkapan isi hatinya yang terdalam. “Untuk elo, Ra, cewek yang terlambat gue temukan….”
5. Dia, Tanpa Aku (2008)
Dia, Tanpa Aku berkisah tentang siswa SMA bernama Ronald yang jatuh hati dengan siswi SMP bernama Citra. Ronald kerap kali memperhatikan Citra dalam diam, memotretnya, hingga mencatat segala hal tentang Citra, dari A sampai Z. Semua hal tentang Citra selalu ia ceritakan kepada sang adik, Reinald.
Hingga tiba waktu Citra beranjak masuk SMA, waktu yang tepat untuk Ronald menyatakan cintanya. Namun, Ronald kecelakaan dalam perjalanan ke rumah Citra dan meninggal dunia. Reinald yang tenggelam dalam kesedihan menyalahkan Citra atas kematian sang kakak.
Reinald yang memang sekelas dengan Citra berusaha "menyiksa" Citra, walaupun tentu Citra bingung apa penyebab Reinald sangat marah pada dirinya. Namun, Reinald justru jatuh hati pada Citra, dan ketika ia menyadarinya Ronald “kembali”.
Itulah beberapa novel teenlit karya Esti Kinasih yang dapat Popbela rangkum. Selain ke-5 novel tersebut, Esti juga menerbitkan beberapa teenlit populer lainnya, seperti Still (2006) yang merupakan prekuel dari novel Cewek, serta trilogi kisah Tari dan Ari Jingga dalam Elegi (2016), Jingga untuk Matahari (2017), dan yang terbaru Jingga untuk Sandyakala: Part 1 (2023). Kamu paling suka teenlit yang mana, nih Bela?