“Perempuan mandiri adalah perempuan yang memang bisa menjaga dirinya sendiri, nggak bergantung ke orang lain juga.”
Begitu makna tentang perempuan mandiri dari bibir perempuan yang berada di samping saya saat itu. Hari Minggu pagi itu, tepatnya pukul 9 pagi, saya dan Mariska bertemu untuk melakukan pemotretan dengan Popbela di kawasan Jakarta Selatan. Sambil menunggu fotografer, kami sempat mengobrol beberapa hal terkait persiapannya menjelang Asian Games 2018.
Ya, perempuan berhijab yang bersama saya bukanlah anak muda biasa. Mariska, atau yang lebih dikenal dengan nama lengkapnya yaitu Mariska Halinda, merupakan atlet berprestasi kebanggaan Indonesia dari cabang olahraga taekwondo. Mariska baru beberapa hari pulang dari Korea Selatan untuk persiapan menuju pesta olahraga terbesar se-Asia mendatang. Di Jakarta sendiri, Mariska rutin latihan selama 6 hari dalam seminggu. Awalnya cukup sulit bagi saya dan fotografer untuk mengatur janji pemotretan karena jadwal Mariska yang padat. Namun atas izin kepala pelatihnya, kami akhirnya bisa bertemu dengan anak muda inspiratif ini.
“Selama di Jakarta lebih pada jaga kondisi, mematangkan taktik dan menguatkan mental,” tuturnya ketika ditanya tentang persiapan khusus menjelang Asian Games 2018. Walau mengakui dirinya pendiam, perempuan berusia 24 tahun ini nggak ragu menceritakan awal mula dirinya menekuni bela diri yang berasal dari Negeri Ginseng tersebut. Semua itu bermula ketika dirinya masih duduk di bangku TK. Sering mengamati para kakaknya berlatih taekwondo, Mariska merasa tertarik untuk mengikuti seni bela diri tersebut. Layaknya anak kecil pada umumnya, Mariska yang mulai bertanding saat kelas 3 SD pun nggak luput dari rasa takut dan tangis. “Sejak saat itu sampai sekarang nggak ada putus-putusnya latihan.”
Tujuh tahun berlalu. Tahun 2010, perempuan yang hobi membaca novel romantis dan religi ini masuk sekolah khusus olahraga di kawasan Ragunan. Dalam waktu 3 tahun, Mariska mengikuti kejuaraan nasional di Bandung. Berkat prestasi yang Mariska raih, tim akhirnya meminta Mariska untuk bergabung dalam pelatnas. Salah satu kompetisi paling berkesan bagi perempuan asal Lampung ini adalah ketika dirinya mengikuti Sea Games 2015 di Singapura. “Waktu itu untuk pertama kalinya bisa mengibarkan bendera merah putih. Pada awalnya saya nggak diperhatikan oleh pelatih. Kami semua tetap latihan bareng tapi saya nggak ditargetkan untuk dapat medali emas saat itu. Namun mungkin dengan usaha keras dan latihan, akhirnya bisa.” Saat ditanya tentang lawan yang paling sulit ditandingi, Mariska mengaku bahwa Thailand menjadi salah satu lawan yang cukup tangguh.
Bisa membawa pulang medali emas dan mengharumkan nama bangsa di ajang internasional merupakan kebanggaan yang nggak bisa tergantikan. Perjuangan dan latihan selama hampir satu tahun terbayar dengan keluarnya Indonesia sebagai juara pertama. Namun di balik peluh yang menetes, jerih payah dan ketatnya jadwal, atlet tetaplah manusia biasa. Rasa jenuh dan rindu bertemu keluarga yang tinggal di Lampung kadang menghampiri benak Mariska yang kini tinggal di pelatnas di kawasan Cibubur. Namun satu nasihat dari ibunda yang selalu membuat Mariska semangat, “Kalau mengerjakan sesuatu harus ikhlas biar nggak berat.” Untuk menyegarkan pikiran dan mengistirahatkan tubuh, saat libur latihan, Mariska memanfaatkan waktu untuk jalan-jalan atau pergi memanjakan diri seperti massage atau spa.
Sea Games dan Asian Games adalah jalan yang perlu ditempuh menuju impian Mariska untuk mengikuti Olimpiade. Impian ini sudah menjadi target Mariska sejak dirinya sudah bergabung di pelatnas. Namun, jalan Mariska nggak selamanya mulus. Dirinya sempat dua kali drop out dari kampus yang berbeda karena fokus latihan. Hal tersebut sempat mengejutkan karena kurangnya komunikasi sehingga kampus secara sepihak mengakhiri masa studi Mariska. Menanggapi hal tersebut, Mariska yakin bahwa keputusannya untuk fokus pada latihan adalah pilihan yang tepat demi meraih impiannya suatu saat nanti.
Di balik sikapnya yang sedikit malu-malu, Mariska memiliki ketangkasan dan respons yang luar biasa sebagai perempuan. Hal tersebut tentunya menjadi kemampuan yang nggak bisa diremehkan. Namun masih ada stereotip yang beredar di masyarakat bahwa seni bela diri, salah satunya taekwondo, adalah kegiatan yang “laki-laki banget” dan kurang cocok dilakukan perempuan. Menanggapi hal tersebut, anak ketiga dari empat bersaudara ini menyatakan kalau dirinya selalu mendapat dukungan dari keluarga dan teman-temannya. “Kalau dari teman-teman dan keluarga selama ini sih nggak pernah. Kalau omongan seperti itu, buat saya sih nggak masalah ya, apalagi untuk perempuan. Bermanfaat untuk jaga diri juga. Sebagai perempuan, aku juga lebih merasa aman saja kalau lagi di luar. Memang sih, taekwondo bukan bela diri yang berantem liar gitu, tapi kalau sewaktu-waktu ada yang mengganggu juga kan pasti bisa melawan.”
Kehidupan sebagai atlet juga ada dinamikanya. Masa pensiun dalam atlet pun bukan karena usia, melainkan prestasi. Ketika atlet tersebut terus berprestasi, maka dia akan dilibatkan dalam kompetisi. Jika bicara tentang kesejahteraan, Mariska mengakui bahwa dukungan dari pemerintah untuk atlet saat ini lebih baik dan lebih diperhatikan dibanding beberapa tahun lalu. Atlet yang rencananya akan berlaga pada 20 Agustus 2018 di JCC Plenary Hall, Jakarta, ini sudah bisa membayangkan rencana masa depan ketika dirinya sudah pensiun menjadi atlet. “Saya ingin jadi pelatih atau buat tempat latihan supaya bisa ada bibit-bibit atlet lagi.” Tentu, rencana tersebut menjadi impian yang mulia bagi peraih medali emas di Sea Games 2017 lalu.
Sesi pemotretan berjalan dengan lancar dan cepat. Sempat bercerita tentang kisah percintaannya hingga hobi, karisma Mariska terpancar saat dirinya mengenakan dobok atau seragam taekwondo. Nggak lupa, Mariska juga membawa medali emas terbarunya yang diperoleh dari World University Taekwondo Competition 2018 di Pohang, Korea Selatan, pada bulan Juli lalu. Dalam ajang tersebut, Mariska membawa dua medali emas di dua nomor yang berbeda (U-57 kg dan U-53kg) dan dinobatkan sebagai the best player female dalam ajang tersebut.
Kita doakan semoga Mariska berhasil membawa pulang medali emas dalam Asian Games 2018 untuk Indonesia ya, Bela!