Menyebut nama Sumatra Utara, biasanya terkenal dengan Danau Toba yang merupakan danau terluas di Indonesia. Padahal, masih banyak kekayaan budaya lainnya dari provinsi tersebut. Salah satunya ialah rumah adat. Bukan sekadar tempat tinggal, rumah adat Sumatra Utara memiliki banyak keunikan.
Terdapat 5 suku di Sumatra Utara yang masih bertahan dengan adat dan budayanya. Masing-masing suku memiliki arsitektur rumah tinggal yang akan membuat kamu berdecak kagum. Penasaran seperti apa keunikan, nama dan gambar rumah adat Sumatra Utara tersebut? Keep scrolling, Bela!
1. Rumah Adat Karo
Dibandingkan dengan rumah adat lain, rumah ini termasuk rumah adat paling besar. Tinggi rumah adat Karo bisa mencapai 12 meter. Dibangun tanpa menggunakan paku, setiap bagiannya dililit menggunakan kayu.
Rumah adat Karo dikenal juga dengan nama Siwaluh Jabu, yang berarti rumah tersebut dihuni oleh delapan keluarga yang memiliki perannya tersendiri dalam kehidupan berumah tangga. Norma-norma adat yang ada pun tetap terjaga dengan baik. Dapat dilihat dari delapan keluarga yang tinggal, harus dipilih berdasarkan keputusan sang pemangku adat setempat.
2. Rumah Adat Nias
Berbeda dari rumah adat Karo, rumah adat yang satu ini terdiri dari dua macam. Rumah adat Nias yang pertama bernama Omo Hada, yang merupakan rumah adat bagi masyarakat biasa suku Nias. Sedangkan rumah adat yang kedua bernama Omo Sebua, yang biasanya ditinggali khusus untuk petinggi adat sampai bangsawan.
Keunikan dari rumah ini karena terbuat dari tiang kayu nibung yang berukuran besar, dengan atap rumbia dan memiliki bentuk lonjong seperti telur.
3. Rumah Adat Bolon
Rumah dengan ketinggian mencapai 1,7 meter ini dulunya digunakan sebagai tempat tinggal para raja. Namun seiring perubahan zaman, rumah ini banyak dibangun sebagai tempat tinggal masyarakat suku Batak. Rumah adat Bolon berbentuk rumah panggung, tujuannya agar bagian kolong dari rumah ini bisa digunakan untuk tempat pemeliharaan hewan seperti ayam atau kambing.
Uniknya karena berbentuk rumah panggung, untuk dapat masuk ke rumah adat ini harus menggunakan tangga. Nah, tangga yang menuju rumah ini terletak di tengah bangunan, dengan maksud jika tamu masuk ia harus menunduk untuk menghormati sang empunya rumah.
Rumah adat Bolon memiliki beberapa jenis seperti rumah Bolon Toba, rumah Bolon Simalungun, rumah Bolon Karo, rumah Bolon Mandailing, rumah Bolon Pakpak, hingga rumah Bolon Angkola. Sayangnya, sekarang jumlahnya nggak terlalu banyak nih, Bela. Sehingga beberapa jenis rumah Bolon bahkan sulit ditemukan.
4. Rumah Adat Mandailing
Rumah adat Mandailing yang sering juga disebut dengan nama Bagas Godang, biasanya berada di tengah komplek perumahan suku Mandailing. Keunikan dari rumah ini, tiang penyangga rumah akan selalu berjumlah ganjil, namun bentuknya tetap seperti rumah panggung dengan bentuk persegi empat.
Bagas Godang terdiri dari beberapa bagian, yaitu sopo jago yang merupakan tempat duduk untuk menjaga keamanan, sopo gondang yaitu tempat menyimpan barang sakral dan alat kesenian suku, serta sopo eme yang merupakan tempat penyimpanan hasil pertanian dan bahan makanan untuk masyarakat setempat.
5. Rumah Adat Pakpak
Berbeda dengan rumah adat lainnya yang digunakan sebagai tempat hunian, rumah adat Pakpak lebih sering digunakan untuk acara adat dan musyawarah masyarakat setempat. Bagian atapnya terbuat dari ijuk dengan bentuk kapal terbalik yang melengkung.
Rumah adat ini memiliki filosofi bangunan yang unik, yaitu kuat dan berani menghadapi apapun untuk mempertahankan kebudayaan Pakpak. Dua tiang besar yang terdapat di bagian depan rumah memiliki arti sebagai kerukunan antar pasangan.
Itulah keunikan, nama dan gambar rumah adat Sumatra Utara. Wah, ternyata memiliki budaya dan adat istiadat yang kaya ya, Bela. Kalau kamu berkunjung ke Sumatra Utara, jangan lupa untuk mengunjungi rumah-rumah adat di atas, ya!